Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Apa Itu Upacara Nginjek Tanah?
16 Maret 2022 16:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagai orang Indonesia, sebenarnya kita beruntung ya, Ma. Pasalnya ada banyak sekali tradisi yang bisa dilaksanakan yang intinya adalah mengucap rasa syukur atas kehadiran si buah hati. Ketika saat hamil, mungkin ada beberapa dari kalian juga mengadakan acara 4 bulanan atau 7 bulanan.
Bukan hanya menggambarkan rasa syukur. Berbagai upacara tradisi ini juga sebagai bentuk harapan dari orang tua agar buah hatinya nanti bisa tumbuh menjadi anak yang memiliki akhlak yang baik serta berguna bagi sesama.
Banyak tradisi yang secara turun temurun sudah diselenggarakan sejak dulu hingga kini ya, Ma. Salah satunya adalah upacara nginjek tanah. Mungkin di sini ada Mama-Mama yang belum terlalu familiar dengan upacara nginjek tanah. Enggak usah khawatir, akan Mama berikan berbagai penjelasannya mengenai apa itu upacara nginjek tanah.
ADVERTISEMENT
Cek info selengkapnya di sini ya yang telah Mama rangkum dari berbagai sumber ini!
Apa Itu Upacara Nginjek Tanah
Kalau yang Mama baca dari laman resmi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, upacara nginjek tanah ini merupakan sebuah acara yang berasal dari tradisi Betawi. Tradisi ini umumnya dilakukan saat bayi mulai berusia 7 atau 8 bulan saat dia sudah mampu belajar berjalan atau menginjakkan kakinya di tanah.
Pada prosesi ini, si kecil akan dibawa menaiki tujuh anak tangga yang terbuat dari tanaman tebu. Kemudian anak bakal dipancing buat memasuki sebuah kurungan yang telah dilengkapi dengan berbagai macam hadiah.
Ada berbagai jenis hadiah atau mainan yang bisa orang tua masukkan ke dalam kurungan tersebut. Lalu si kecil yang berada di dalam kurungan tersebut nantinya diminta buat memilih salah satu dari mainan atau hadiah yang telah disediakan.
ADVERTISEMENT
Uniknya, orang tua zaman dulu percaya bahwa mainan yang dipilih oleh bayi menjadi simbol atau ilustrasi bagaimana masa depan maupun pekerjaan yang kelak bakal digeluti oleh si kecil saat dia sudah dewasa.
Sebagai contoh, ketika anak memilih mainan dokter-dokteran, diharapkan di masa depan dia akan menjadi seorang dokter. Begitu pula ketika dia mengambil mainan mobil-mobilan, bisa jadi di masa depan kelak dia akan menjadi seorang atlet atau pembalap.
Dalam upacara nginjek tanah ini, setiap benda yang ada pada rangkaian acara ini memiliki nilai-nilai tertentu yang menggambarkan harapan dan doa dari orang tua pada anaknya. Misalnya saja, penggunaan tebu dalam prosesi ini erat kaitannya dengan keteguhan hati. Sehingga diharapkan si kecil dapat mempunyai sifat yang tegas dan keteguhan hati dalam menjalani kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Lalu, ada juga tujuh wadah dengan gradasi dari warna gelap hingga terang. Adanya warna gradasi ini merupakan doa dan harapan dari orang tua, agar anak selalu mendapatkan masa depan yang cerah.
Usai upacara nginjek tanah ini selesai. Biasanya diadakan juga selamatan dengan berdoa bersama serta para tamu yang hadir akan disuguhkan berbagai hidangan, mulai dari nasi, lauk pauk, kue hingga buah-buahan.
Oh iya, dalam tradisi Jawa, upacara nginjek tanah dikenal juga dengan nama Tedak Siten. Meski namanya berbeda, akan tetapi pada pelaksanaan dan teknisnya kurang lebih sama.
Jadi, bisa disimpulkan kalau upacara nginjek tanah ini merupakan salah satu prosesi yang menggambarkan rasa syukur serta harapan dari orang tua untuk anaknya yang baru bisa berjalan. Supaya di masa depan bisa memiliki hati dan tujuan yang baik dan diberkahi dalam setiap kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengenai apa itu upacara nginjek tanah. Apakah kamu juga sempat menjalani prosesi seperti ini, Ma? Share pengalamanmu di kolom komentar, ya!
(AN)