Konten dari Pengguna

Apa Saja Bahaya Plasenta Previa pada Ibu Hamil?

9 Juli 2022 18:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bahaya plasenta previa (Sumber: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bahaya plasenta previa (Sumber: Pexels)
ADVERTISEMENT
Apa saja bahaya plasenta previa pada ibu hamil? Apakah Mama-Mama sudah mengetahuinya?
ADVERTISEMENT
Untuk Mama-Mama yang sedang hamil atau yang sudah melahirkan, pastinya sudah mengetahui dong apa itu plasenta. Plasenta atau yang kita kenal juga dengan nama ari-ari merupakan sebuah struktur yang berkembang di dalam rahim selama masa kehamilan.
Fungsi dari plasenta ini adalah menyediakan oksigen dan nutrisi yang penting bagi janin yang ada dalam kandungan. Perlu kamu ketahui, plasenta ini akan terhubung langsung ke bayi melalui tali pusar.
Mengutip dari Mayo Clinic, idealnya plasenta berada di bagian bawah rahim. Kemudian seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, plasenta akan bergerak ke atas.
Ada sebuah kondisi di mana plasenta tetap berada posisinya di bawah rahim sampai memasuki trimester kehamilan. Di mana plasenta ini sebagian atau seluruhnya menutupi serviks Mama-Mama. Hal ini dikenal juga dengan plasenta previa.
ADVERTISEMENT
Plasenta previa ini merupakan situasi yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Pasalnya, plasenta yang menghalangi serviks bisa menghalangi bayi yang akan keluar melalui jalur kelahiran. Selain itu, kondisi ini pun bisa berbahaya bagi ibu hamil.
Apa saja bahaya plasenta previa pada ibu hamil? Berikut adalah penjelasannya yang telah Mama rangkum dari berbagai sumber. Simak di sini, ya!

Bahaya Plasenta Previa

Ilustrasi bahaya plasenta previa (Sumber: Pexels)
Plasenta previa ini bisa terjadi pada trimester kedua hingga trimester ketiga kehamilan. Berdasarkan data dari American Pregnancy Associaton, kondisi plasenta previa ini dialami oleh 1 dari 200 ibu hamil pada trimester ketiga kehamilan.
Gejala paling umum dari plasenta previa adalah munculnya pendarahan namun tanpa rasa sakit pada trimester kedua maupun ketiga kehamilan. Pendarahan ini bisa dalam jumlah banyak maupun sedikit. Pada beberapa kasus, Mama-Mama dengan kelainan plasenta previa ini juga dapat mengalami kontraksi serta kram perut.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa bahaya plasenta previa yang perlu Mama-Mama waspadai, antara lain:
Ilustrasi bahaya plasenta previa (Sumber: Pexels)

1. Kehilangan Banyak Darah di Akhir Usia Kehamilan

Ketika Mama-Mama sering mengalami pendarahan karena adanya plasenta previa, kondisi ini bisa membuat dinding rahim menjadi lebih tipis untuk mengakomodasi tumbuh kembang janin.
Dengan seringnya terjadi pendarahan ini juga, membuat Mama-Mama lebih berisiko ketika akan mengalami persalinan normal. Sehingga ibu hamil dengan plasenta previa biasanya direkomendasikan untuk melakukan operasi caesar, demi keselamatan bumil dan janin yang ada dalam kandungan.

2. Lebih Berisiko Bayi Lahir Prematur

Balik lagi, karena adanya pendarahan yang terjadi pada Mama-Mama yang mengalami plasenta previa. Bisa menyebabkan bayi perlu dilahirkan secara darurat sebelum waktunya HPL.
Apabila bayi terlahir prematur, biasanya juga terdapat beberapa gangguan kesehatan seperti masalah pernapasan, berat badan bayi rendah, serta kemungkinan terjadinya cidera kelahiran.
ADVERTISEMENT

3. Meningkatnya Risiko Plasenta Akreta

Plasenta akreta merupakan kondisi di mana plasenta menempel terlalu dalam ke dinding rahim. Kondisi ini terbilang berbahaya serta bisa menyebabkan plasenta menjadi sulit buat dikeluarkan. Bahkan dapat menimbulkan pendarahan yang hebat saat persalinan.

4. Janin Menjadi Kekurangan Oksigen

Ibu yang mengalami pendarahan akibat plasenta previa, dapat berdampak juga pada bayi yang kekurangan oksigen atau yang disebut juga dengan asfiksia.
Itu dia bahaya plasenta previa pada ibu hamil. Kalau kondisi ini sudah diketahui lebih dini dengan mengetahui gejalanya. Dokter mungkin akan merekomendasikan berbagai tindakan agar kondisi ini bisa di atasi dan tidak berbahaya untukmu dan janin.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagimu ya, Ma!
(AN)