Konten dari Pengguna

Apa Saja Manfaat Sunat Saat Bayi?

17 Juni 2022 14:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi manfaat sunat saat bayi (Sumber: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manfaat sunat saat bayi (Sumber: Pexels)
ADVERTISEMENT
Mama jadi penasaran deh soal manfaat sunat saat bayi. Soalnya kalau diperhatikan, sekarang mulai banyak ya Mama-Mama yang memutuskan buat melakukan khitan pada anaknya yang masih bayi.
ADVERTISEMENT
Setelah ngobrol dengan teman-teman Mama yang anaknya disunat saat bayi, ternyata Mama baru tahu kalau bayi laki-laki bahkan sudah bisa disunat beberapa hari setelah kelahirannya.
Meski begitu, ada beberapa hal juga yang perlu kamu pertimbangkan. Lantaran sunat pada bayi juga memerlukan prosedur yang cukup serius.
Di Indonesia sendiri, sunat sudah dilakukan sebagian besar anak laki-laki. Terlebih, proses sunat atau khitan memang diwajibkan dalam ajaran agama Islam.
Kalau dulu umumnya sunat dilakukan ketika anak sudah berusia sekolah, atau mulai dari usia 5-12 tahun. Sekarang sudah banyak juga yang melakukan khitan pada anak laki-lakinya sejak bayi maupun balita.
Mama juga sebenarnya sudah mengetahui sih dampak positif sunat dalam dunia medis. Tapi, apakah kamu sudah memahami apa saja manfaat sunat saat bayi?
ADVERTISEMENT
Daripada bertanya-tanya lagi, yuk cek penjelasannya yang telah Mama rangkum dari berbagai sumber ini!

Manfaat Sunat Saat Bayi

Ilustrasi manfaat sunat saat bayi (Sumber: Pexels)
Mengutip laman WebMD, sunat atau istilah medisnya adalah circumcision adalah tindakan pengangkatan kulit yang menutupi ujung penis. Bagian kulit ini dikenal juga sebagai kulup.
Di Indonesia sendiri, prosedur sunat sudah banyak dilakukan dalam kepercayaan agama Islam. Akan tetapi, semakin banyak juga laki-laki yang melakukan sunat atas alasan kesehatan.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sunat pada anak laki-laki dapat mengurangi risiko infeksi HIV atau penyakit seksual menular lainnya hingga 60 persen.
Prosedur sunat sebenarnya dapat dilakukan sejak usia bayi, anak-anak, maupun dewasa. Jika dulu kebanyakan anak laki-laki disunat saat usia mulai 5 tahun, sekarang sudah mulai banyak yang melakukan sunat bahkan saat masih bayi.
ADVERTISEMENT
Kalau dari laman resmi American Pregnancy Association (APA), dalam ilmu kedokteran sebenarnya bayi sudah bisa disunat setelah berusia 4 hari. Akan tetapi, beberapa klinik bersalin maupun rumah sakit baru bisa melakukan tindakan sunat saat bayi berusia seminggu.
Sunat pada bayi ini aman-aman saja dilakukan. Mengingat pada bayi baru lahir, darah yang keluar saat proses sunat masih sedikit, sehingga rasa sakit yang dirasakan usai prosedur sunat tidak terlalu berat.
Terdapat beberapa manfaat sunat pada bayi, antara lain:
Ilustrasi manfaat sunat saat bayi (Sumber: Pexels)

1. Menurunkan Risiko Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) yang parah bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Tindakan sunat bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah ISK.

2. Penurunan Risiko Tertular HIV atau Penyakit Kelamin Menular Seksual

Salah satu manfaat sunat yang paling utama adalah mengurangi risiko penyakit menular seksual, seperti HIV maupun penyakit gonore.
ADVERTISEMENT

3. Kondisi Penis Semakin Bersih

Manfaat sunat lainnya adalah membuat penis semakin bersih. Tak hanya itu, kulup di penis yang belum disunat bisa menyebabkan timbulnya peradangan atau masalah pada penis.

4. Mencegah Terjadinya Kanker Penis

Kanker penis sebenarnya jarang terjadi. Tapi enggak ada salahnya buat mencegahnya sedari dini. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan prosedur sunat.
Perlu Mama-Mama catat juga, bayi yang akan disunat harus dalam kondisi sehat, ya. Bagi bayi yang mengalami penyakit tertentu atau lahir dengan prematur, sebaiknya menghindari dulu tindakan sunat. Agar tidak terjadi komplikasi pada si kecil.
Itu dia beberapa manfaat sunat saat bayi. Sebelum kamu memutuskan melakukannya pada si kecil, pertimbangkan dulu baik-baik dan konsultasikan kepada dokter anak terkait prosedur sunat pada bayi sekaligus tindakan perawatan usai sunat.
ADVERTISEMENT
Semoga informasi ini bisa bermanfaat untukmu ya, Ma!
(AN)