Apakah Bayi Prematur Bisa Lahir Normal? Begini Faktanya!

Ilustrasi apakah bayi prematur bisa lahir normal (Sumber: Pexels)

Ada banyak pertanyaan seputar bayi prematur yang mungkin ingin Mama-mama ketahui. Termasuk salah satunya adalah apakah bayi prematur bisa lahir normal atau tidak?

Sebagai calon ibu, tentunya kita berharap kehamilan selalu berjalan dengan lancar hingga nanti melahirkan si kecil dengan sehat dan selamat. Akan tetapi, tetap saja kita perlu waspada terhadap hambatan maupun komplikasi yang bisa terjadi saat mengandung.

Salah satu yang bisa saja terjadi adalah kelahiran prematur. Mengutip laman resmi Mayo Clinic, kelahiran prematur merupakan kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke 37 atau bayi yang telah lahir lebih cepat dari hari perkiraan lahir.

Menurut data dari Pregnancy Birth Baby, setiap 1 dari 10 bayi lahir dengan prematur. Meskipun bayi yang lahir prematur memerlukan tindakan di unit perawatan intensif neonatal (NICU), namun dengan kemajuan teknologi dan perawatan di bidang medis sekarang, sudah banyak bayi prematur yang bisa bertumbuh kembang dengan normal.

Lantas, apakah bayi prematur bisa lahir pervaginam atau perlu tindakan operasi caesar? Jika kamu penasaran, yuk simak penjelasan lengkapnya yang telah Mama rangkum dari berbagai sumber ini!

Apakah Bayi Prematur Bisa Lahir Normal

Ilustrasi apakah bayi prematur bisa lahir normal (Sumber: Pexels)

Waktu melahirkan yang normal umumnya terjadi mulai di usia 37-40 minggu kehamilan. Nah, ketika ibu melahirkan di bawah usia kehamilan 37, maka bisa dikatakan sebagai kelahiran prematur.

Bayi yang lahir prematur, umumnya berisiko mengalami komplikasi pada kesehatannya. Pasalnya, di usia akhir kehamilan, merupakan periode penting untuk pembentukan organ vitalnya.

Sementara itu, bisa dibilang bayi prematur mempunyai organ-organ yang belum sepenuhnya siap menunjang kehidupannya. Selain itu, janin juga tidak mempunyai waktu yang cukup bertumbuh kembang dengan optimal di dalam rahim. Sehingga bisa kesulitan nantinya saat beradaptasi dengan lingkungan di luar kandungan Mama-mama.

Ada berbagai masalah kesehatan yang dapat dialami oleh bayi prematur, seperti gangguan pernapasan, pencernaan, sistem kekebalan tubuh, hingga gangguan fungsi organ lainnya.

Dalam kasus yang lebih serius, bayi yang lahir prematur juga dapat menyebabkan bayi mengalami gangguan penglihatan, gangguan pada perkembangan otak dan kecerdasan, hingga yang paling parah adalah kematian bayi.

Lalu, kelahiran bayi prematur apakah bisa dilakukan secara normal atau perlu tindakan caesar? Sesungguhnya bayi prematur bisa dilahirkan dengan normal atau vaginal birth, selama posisinya telah berada di bawah panggul. Di mana kepala bayi sudah mendekati jalur kelahiran.

Ilustrasi apakah bayi prematur bisa lahir normal (Sumber: Pexels)

Namun, menurut laman resmi Mayo Clinic, para ahli banyak yang menyatakan bahwa biar lebih aman, bayi prematur disarankan untuk dilahirkan secara caesar. Terutama bagi Mama-mama yang menjalani persalinan bayi prematur di usia kehamilan kurang dari 32 minggu.

Hal ini mengingat risikonya akan komplikasi dan kematian bayi lebih tinggi jika tidak dilakukan persalinan secara caesar.

Bayi prematur dengan posisinya sungsang juga direkomendasikan untuk dilakukan persalinan melalui operasi caesar. Hal ini mengingat, kepala bayi yang masih di atas bisa membahayakan ibu hamil jika dipaksakan melahirkan dengan normal.

Dokter juga akan melihat dulu bagaimana kondisi kesehatan Mama-mama apakah memungkinkan melahirkan bayi prematur dengan normal. Jika ibu hamil memiliki penyakit atau riwayat medis tertentu, dokter bakal lebih merekomendasikan tindakan pembedahan caesar.

Secara garis besar, bayi yang lahir prematur akan memiliki berat badan lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir normal. Makanya, mereka akan dirawat secara khusus di ruang NICU.

Perawatan ini bakal dilakukan sampai organ dalam bayi bisa berkembang secara sempurna serta kondisi bayi telah stabil untuk selanjutnya dilakukan perawatan di rumah.

Itulah dia penjelasan apakah bayi prematur bisa lahir normal. Jawabannya adalah bisa, tapi tergantung dari posisi bayi serta kondisi kesehatan dari ibu hamil sendiri.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagimu ya!

(AN)