Apakah Perbedaan Prematur dan Postmatur?

Konten dari Pengguna
10 Oktober 2022 10:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perbedaan prematur dan postmatur (Sumber: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbedaan prematur dan postmatur (Sumber: Pexels)
ADVERTISEMENT
Sebagai ibu hamil, tentunya kita perlu mewaspadai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat mengandung. Salah satunya adalah perbedaan prematur dan postmatur.
ADVERTISEMENT
Saat dinyatakan positif hamil, tentunya kamu akan merasa sangat bahagia ya, Ma! Sebenarnya dari awal kehamilan, kamu sudah bisa mengetahui kapan hari perkiraan lahir si kecil.
Biasanya ketika pemeriksaan ke dokter kandungan, nantinya dokter juga akan memberikan informasi kapan kira-kira HPL Mama-mama. Namun, HPL hanya waktu perkiraan saja, tidak ada yang mengetahui kapan atau jam tepatnya kelahiran anak.
Menjelang saatnya kelahiran, kita memang perlu tetap waspada dengan segala sesuatu yang bisa terjadi. Idealnya, ibu hamil bakal melahirkan mulai di minggu 37-40 kehamilan.
Namun ada juga yang melahirkan sebelum waktunya HPL, atau yang sering disebut juga dengan kelahiran prematur.
Di sisi lain, terdapat pula bayi yang lahirnya lebih lama dibandingkan waktu estimasi lahirnya. Kondisi ini dikenal juga dengan postmatur.
ADVERTISEMENT
Buat mengetahui lebih detailnya, yuk disimak apa saja sih perbedaan prematur dan postmatur ini. Berikut adalah penjelasannya yang telah Mama rangkum dari berbagai sumber.

Perbedaan Prematur dan Postmatur

Ilustrasi perbedaan prematur dan postmatur (Sumber: Pexels)
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum kehamilan Mama-mama mencapai usia 37 minggu.
Umumnya bayi yang lahir secara prematur mempunyai berat badan yang lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir normal. Ukuran kepalanya juga sedikit lebih besar dengan tubuh yang lebih kecil.
Karena dilahirkan terlalu cepat dari HPL, organ-organ vital pada bayi belum berfungsi dengan baik sepenuhnya, saat dia sudah di luar kandungan.
Makanya, bayi prematur rentan mengalami berbagai risiko gangguan kesehatan. Sebut saja masalah pernapasan, gangguan pencernaan, lebih mudah kedinginan atau hipotermia, penyakit kuning, dan rentan mengalami infeksi.
ADVERTISEMENT
Bahkan dalam kasus yang lebih parah, bayi terlahir prematur juga bisa mengalami gangguan otak, yang nantinya berpengaruh pada kecerdasan maupun kemampuan fisiknya.
Bayi yang terlahir prematur umumnya membutuhkan perawatan khusus di ruang perawatan intensif bayi baru lahir atau NICU. Perawatan ini dilakukan sementara waktu hingga organ-organ serta kondisi tubuhnya mulai berfungsi dengan normal dan stabil.
Ilustrasi perbedaan prematur dan postmatur (Sumber: Pexels)
Selain itu, bayi prematur juga kesulitan untuk mendapatkan ASI langsung dari ibunya. Sehingga bayi prematur akan diberikan susu formula khusus yang nantinya dialirkan melalui selang ataupun infus pada bayi tersebut.
Sementara itu, bayi postmatur merupakan bayi yang tak kunjung lahir, padahal sudah melewati waktu due date atau HPL.
Mengutip laman Pregnancy Birth Baby, postmatur terjadi ketika bayi belum lahir di atas kehamilan usia 42 minggu.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai faktor pendukung mengapa postmatur bisa terjadi. Seperti ibu hamil pernah memiliki riwayat postmatur sebelumnya, ibu hamil mengalami obesitas, ada keluarga yang memiliki riwayat postmatur, hingga perhitungan due date yang kurang tepat.
Ibu yang baru melahirkan untuk pertama kalinya juga lebih besar kemungkinannya mengalami kelahiran postmatur.
Masih menurut Pregnancy Birth Baby, sesungguhnya bayi yang postmatur masih bisa lahir dengan normal dan bertumbuh kembang dengan baik nantinya.
Meski begitu, bumil tetap harus waspada terhadap beberapa risiko jika bayi lahir postmatur. Pertama adalah, ukuran bayi yang sudah lebih besar dan mungkin akan menyulitkan proses persalinan.
Dokter juga mungkin akan merekomendasikan persalinan caesar apabila bayi postmatur beratnya sudah terlalu besar dan jika melahirkan normal dianggap terlalu berisiko bagi ibu.
ADVERTISEMENT
Bayi postmatur juga berisiko mengalami mecconium aspiration syndrome, di mana bayi menjadi menelan mecconium atau kotoran pertamanya. Apabila tertelan, ketuban bisa menjadi berwarna kehijauan.
Jumlah air ketuban juga jadi semakin berkurang jika bayi terlambat dilahirkan. Hal ini bisa membuat tubuh, terutama kulit bayi tampak mengering.
Itulah dia penjelasan perbedaan prematur dan postmatur. Agar mencegah komplikasi yang bisa terjadi saat hamil, jangan lupa agar kamu melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin biar lebih mengetahui bagaimana kondisi janin.
Semoga kehamilanmu selalu lancar terus ya hingga nanti saatnya persalinan!
(AN)