Bagaimana Perkembangan Psikis pada Masa Pubertas?

Konten dari Pengguna
21 Oktober 2022 11:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perkembangan psikis pada masa pubertas (Sumber: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perkembangan psikis pada masa pubertas (Sumber: Pexels)
ADVERTISEMENT
Buat Mama-mama dan Papa-papa yang kini memiliki anak remaja, saatnya kamu mengetahui bagaimana perkembangan psikis pada masa pubertas.
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang masa pubertas merupakan periode yang penuh tantangan baik bagi orang tua maupun anak. Pubertas sendiri merupakan tahap perkembangan anak menjadi dewasa secara seksual.
Umumnya, anak perempuan mengalami pubertas lebih dini, yaitu di usia 10-14 tahun. Sementara itu, anak laki-laki di sekitar umur 12-16 tahun.
Ketika masa pubertas, akan ada banyak perubahan yang terjadi pada buah hatimu dalam berbagai aspek. Sebab, pengaruh adanya perubahan hormon selama pubertas.
Hal yang paling terlihat adalah dari fisiknya. Pada anak perempuan ditandai dengan menstruasi, payudaranya mulai tumbuh, serta mulai tumbuh rambut di kemaluan. Sementara itu, pada anak laki-laki, tubuhnya akan semakin tinggi, mengalami mimpi basah, tumbuh rambut di kemaluan, hingga suara yang jadi lebih berat.
ADVERTISEMENT
Enggak hanya perubahan pada fisik saja, orang tua juga perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai perubahan dalam aspek psikis atau psikologisnya. Makanya, tidak heran, anak yang sedang pubertas, mungkin emosionalnya akan lebih naik dibandingkan usia-usia sebelumnya.
Lantas, gimana sih perkembangan psikis pada masa pubertas? Apabila kamu penasaran, yuk simak penjelasannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber ini!

Perkembangan Psikis pada Masa Pubertas

Ilustrasi perkembangan psikis pada masa pubertas (Sumber: Pexels)
Masa pubertas memang berlangsung lebih singkat dibandingkan masa anak-anak, yaitu antara dua sampai empat tahun aja. Akan tetapi, peran orang tua sangatlah penting dalam masa pubertas ini. Sebab, bisa dibilang pubertas menjadi sebuah transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Akan ada banyak perubahan yang terjadi pada anak di masa pubertas ini. Mulai dari perubahan fisik hingga psikisnya. Sehingga tidak pelak, hal tersebut menyebabkan perasaan enggak nyaman bagi si buah hati.
ADVERTISEMENT
Di sinilah peran Mama-mama dan Papa-papa sebagai orang tua yang harus mendampinginya dalam melewati segala yang terjadi di masa transisi ini.
Mengutip laman Med Crave, secara umum perkembangan mental atau psikis remaja di masa pubertas ini adalah bagaimana anak sudah mulai mengembangkan konsep dirinya.
Dia juga mulai terbiasa dengan pemikiran abstrak, munculnya kemampuan mengetahui cara pandang atau sudut pandang orang lain, pembentukan sistem atau nilai yang dianutnya, serta lain sebagainya.
Jadi, perkembangan psikis ini tentunya juga akan berkaitan dengan perkembangan kognitif, fisik, serta psikososialnya.
Lebih lanjut, menurut laman Medline Plus, remaja saat masa pubertas akan mulai mengembangkan kemampuan dirinya untuk:
ADVERTISEMENT
Di masa ini, remaja juga akan mulai belajar untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, yang tidak hanya meliputi emosional tapi juga dari sisi rasionalnya.

Konflik yang Bisa Muncul Saat Pubertas

Ilustrasi perkembangan psikis pada masa pubertas (Sumber: Pexels)
Kalau yang Mama baca dari laman Parents, banyak ahli yang mengatakan bahwa pubertas merupakan fase yang negatif. Kenapa? Balik lagi, fase ini terbilang singkat, namun perubahan yang terjadi pada anak begitu banyak dan cepat.
Belum lagi, akibat adanya perubahan hormon, membuat emosi anak menjadi lebih mudah naik turun. Anak perempuan mungkin bisa tiba-tiba menangis tanpa sebab. Sementara anak laki-laki mulai terlihat memberontak dan lebih emosional.
Masa pubertas juga merupakan masa pencarian jati diri. Ketika anak tidak mendapatkan pendampingan dan pengasuhan yang tepat di periode ini, bisa saja dia mengalami krisis identitas.
ADVERTISEMENT
Bukan hal yang aneh lagi, jika saat masa pubertas anak menjadi lebih sensitif. Sehingga membuat hubungan antar orang tua dan anak jadi sering memanas.
Nah, untuk itu Mama-mama dan Papa-papa cobalah buat lebih banyak menghabiskan waktu sama mereka. Pahami juga apa yang dia rasakan serta bagaimana yang terjadi di lingkungannya saat dia mengalami pubertas ini.
Ketika anak merasa orang tua lebih banyak terlibat dengan dirinya, tentu saja dia akan selalu menceritakan apa yang dia alami dan rasakan ke orang tuanya. Dukunglah mereka dan cobalah untuk menjadi sahabat terbaiknya saat dia menjalani periode yang penuh tantangan ini.
Itulah dia perkembangan psikis masa pubertas. Semoga dengan penjelasan ini bisa semakin membuka pemahamanmu mengenai menghadapi anak yang akan menjelang remaja ya, Ma!
ADVERTISEMENT
(AN)