Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Bolehkah Ibu Hamil Makan Jengkol? Ini Jawabannya!
27 Oktober 2021 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh ibu hamil adalah bolehkah ibu hamil makan jengkol ? Meskipun memiliki bau yang khas, jengkol menjadi salah satu makanan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Tetapi kalau dikonsumsi ibu hamil, apakah aman?
ADVERTISEMENT
Selama masa kehamilan, Mama-Mama memang harus lebih selektif dalam memilih makanan. Kamu juga harus memastikan kalau makanan yang kamu konsumsi bukan sekadar enak, tetapi harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisi kamu dan bayimu.
Salah satu makanan yang punya banyak penggemar di Indonesia adalah jengkol. Banyak sekali hidangan berbahan dasar jengkol seperti jengkol goreng, jengkol balado, atau semur jengkol. Makanan ini mungkin bikin kamu ngiler terlebih kalau kamu memang pecinta olahan jengkol, Ma.
Makan jengkol juga ternyata memiliki manfaat yang luar biasa untuk kesehatan tubuh. Di balik bau jengkol yang tidak sedap, jengkol ternyata mengandung berbagai nutrisi di dalamnya. Di antaranya adalah protein, zat besi, kalsium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
ADVERTISEMENT
Bolehkah Ibu Hamil Makan Jengkol?
Berbagai nutrisi pada jengkol memang dibutuhkan oleh tubuh. Jengkol juga salah satu makanan yang kaya akan serat sehingga dapat membantu mencegah konstipasi yang sering terjadi pada ibu hamil . Jengkol juga kaya akan kalsium yang sangat baik untuk perkembangan tulang pada janin.
Meski banyak nutrisinya, kamu mungkin bertanya-tanya apakah konsumsi jengkol diperbolehkan selama masa kehamilan. Konsumsi jengkol pada ibu hamil sebenarnya tidak boleh dalam jumlah banyak atau bahkan lebih baik dihindari, Ma.
Dalam jurnal yang dipublikasikan dalam U.S National Library of Medicine, jengkol (Archidendron pauciflorum) masuk ke dalam kategori makanan yang sebaiknya dihindari selama masa kehamilan.
Jengkol disebut-sebut sebagai makanan yang harus dihindari di semua usia kehamilan karena baunya yang kuat dan rasanya yang pahit dapat membahayakan bayi atau berpotensi menyebabkan kesulitan melahirkan .
ADVERTISEMENT
Jengkol juga memiliki kandungan yang berbahaya yaitu asam jengkolat. Zat ini dikategorikan sebagai zat yang berbahaya karena dapat menyebabkan keracunan bila menumpuk di dalam ginjal.
Jika asam jengkolat menumpuk di dalam ginjal, maka ia akan membentuk kristal tajam dan dapat merobek dinding saluran kemih.
Oleh sebab itu, konsumsi jengkol berlebihan bisa menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri yang hebat di perut bawah, perdarahan saluran kencing (hematuria), bahkan gagal ginjal.
Apalagi, jengkol biasanya dihidangkan dengan sambal atau bumbu balado yang memiliki rasa pedas. Makanan yang pedas juga faktanya masuk ke dalam daftar makanan yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.
Mama juga pernah baca di kumparanMOM, Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, selaku profesor gizi medik juga berpendapat kalau sebaiknya ibu hamil menghindari konsumsi jengkol, Ma.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini juga didukung oleh ahli gizi dr. Tan Shot Yen yang juga menyatakan jengkol ‘punya sisi kelam’ untuk siapa saja, termasuk ibu yang sedang hamil dan yang tidak.
Mungkin kamu pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri kalau tidak ada dampak yang berarti ketika ibu hamil makan jengkol. dr Tan dan Dr Saptawati sama-sama menuturkan bahwa kesehatan setiap ibu hamil memang bisa berbeda-beda, Ma.
Meskipun begitu, opsi terbaik adalah dengan melakukan tindakan preventif, yaitu menahan diri untuk tidak makan jengkol setidaknya sampai kamu melahirkan.
Tetapi kalau kamu memang benar-benar ingin makan jengkol, kamu mungkin bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk melihat apakah kondisi kehamilan aman atau tidak jika mengonsumsi jengkol.
ADVERTISEMENT
(RPR)