Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Cara Memarahi Anak Dalam Islam, Ada Enggak Ya?
20 Oktober 2021 13:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Buat teman-teman Mama yang emosi dengan tingkah ajaib anak, mungkin penasaran ya dengan cara memarahi anak dalam Islam. Duh, kalo Mama, penginnya sih enggak marah, tapi kadang memang suka lepas kendali. Masalahnya, kadang kalau sudah selesai marah, Mama suka menyesal dan merasa bersalah. Ada yang juga merasakan hal itu, Ma?
ADVERTISEMENT
Ya, walaupun anak Mama sudah lebih dari 1, Mama juga masih harus banyak belajar nih soal mengasuh anak. Ketika dia melakukan kesalahan dan Mama otomatis memarahinya juga pasti pernah terjadi.
Beberapa waktu yang lalu, Mama mendapatkan ilmu baru ketika mengikuti kajian. Ternyata berteriak pada anak merupakan sesuatu yang tidak baik. Selain melarang berteriak pada anak ketika kita marah, Islam juga melarang orang tua memukul anaknya ketika menangis.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:
“Jangan pukul bayi kamu, karena tangisan mereka memiliki arti. Empat bulan pertama menangis menyatakan kesatuan Allah SWT, empat bulan kedua menangis mengirimkan berkah kepada Nabi dan keluarganya, serta empat bulan ketiga menangis adalah bayi berdoa untuk orang tua.”
ADVERTISEMENT
Lantas apakah ada cara memarahi anak dalam Islam, tanpa kekerasan, teriakan dan lain-lainnya? Coba simak penjelasannya yang telah Mama rangkum dari beberapa sumber ini ya.
Cara Memarahi Anak dalam Islam, Apakah Ada Penjelasannya?
Pada beberapa kasus tertentu, Rasululah SAW masih memperbolehkan kita memarahi anak. Sebagai contoh, memarahi anak usia 10 tahun karena meninggalkan salat. Dengan catatan, memarahi anak ini selama didasari oleh rasa cinta dan tidak mengedepankan emosi.
Dalam ajaran Islam, marah yang disebabkan oleh emosi tentu saja sangat dilarang. Rasulullah SAW saja tidak pernah mencontohkan kekerasan. Beliau mendidik anak dengan cara yang lemah lembut dan tanpa disertai dengan amarah.
Begitu pula dengan firman Allah dalam Surat Luqman ayat 19 yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
“Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keledai.”
Makna dari ayat tersebut adalah, ketika berbicara janganlah memakai nada tinggi apabila tidak diperlukan. Orang zaman dulu percaya kalau seseorang yang meninggikan suaranya itu tak ada bedanya dengan keledai. Sebab, keledai terkenal dengan suaranya yang keras dan melengking.
Hal tersebut menunjukkan kalau meninggikan suara pada saat berbicara, apalagi ketika marah merupakan salah satu yang tercela dan dilarang dalam Islam.
Selain itu, berteriak pada anak juga bisa memberikan pengaruh buruk pada perkembangan serta kepribadiannya di masa yang akan datang. Teriakan-teriakan tersebut juga dikhawatirkan bakal menimbulkan efek trauma sehingga membuatnya ketakutan.
Percayalah Ma, dengan menggunakan nada tinggi malah tidak akan membuat si kecil memahami pesan yang kamu maksud. Dengan berteriak juga, si kecil justru bisa memicu si kecil berperilaku agresif, baik fisik maupun verbal.
ADVERTISEMENT
Tak hanya berteriak, Islam juga melarang orang tua memukul anaknya ketika marah. Memukul biasanya dilakukan orang tua sebagai bentuk hukuman fisik buat anak.
Tindakan memukul anak ini bukan cuma dikhawatirkan menimbulkan luka fisik, tetapi juga bisa berdampak kepada mental anak. Hukuman fisik seperti memukul ini bisa memengaruhi kepribadian serta perilaku yang menjadi impulsif. Dia juga akan memiliki kecenderungan berperilaku kasar saat dewasa kelak.
Alih-alih memarahi anak dengan nada tinggi atau memberikannya hukuman fisik. Ada baiknya kita mengikuti pola asuh dari Rasulullah yang selalu lemah lembut kepada anak.
Nabi Muhammad SAW saja tidak pernah sekali pun mencela, memarahi, atau memukul, bahkan menunjukkan wajah masam ketika memarahi anaknya.
Sebaiknya kita memberikan penjelasan dengan baik serta yang bisa dipahami oleh anak. Meskipun marah, sebagai orang tua kita tetap harus menunjukkan rasa cinta serta kasih sayang ya, Ma!
ADVERTISEMENT
Jangan ragu ungkapkan pada mereka bahwa alasan kita marah karena kita peduli dan semata untuk kebaikannya juga. Setelah itu beri pelukan serta ciuman pada mereka, biar anak tetap bisa merasakan bahwa orang tuanya sangat menyayanginya.
Marah pada anak mungkin sesuatu yang enggak bisa kita hindari ya, Ma. Sebaiknya kamu tenangkan diri terlebih dahulu. Kalau bisa sambil membaca istighfar lalu pikirkan lagi dengan matang apa yang menjadi penyebab kamu marah. Kemudian sampaikan dengan baik apa yang kamu ingin ungkapkan pada si kecil.
Semoga informasi ini dapat membantumu ya, Ma!
(AN)