Konten dari Pengguna

Cara Menghadapi Anak Keras Kepala dan Pahami Penyebabnya

17 Agustus 2021 14:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Menghadapi Anak Keras Kepala. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Menghadapi Anak Keras Kepala. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Cara menghadapi anak keras kepala bisa dibilang memang gampang-gampang susah untuk dilakukan. Apa kamu juga setuju dengan pendapat tersebut, Ma?
ADVERTISEMENT
Mama kepikiran masalah yang satu ini karena baru saja semalam berhadapan dengan tingkah si sulung yang memang kerap bersikeras terhadap pendapat dan pilihan dia, tanpa mempertimbangkan sisi baik dan buruk yang Mama sampaikan.
Mama jadi mencoba untuk memahami juga, terkadang karakter keras kepala itu adalah hal yang wajar terjadi di dalam diri kita, apa lagi pada anak-anak yang belum sepenuhnya memahami banyak hal.
Namun, ketika kita menghadapi mereka, tentu saja caranya enggak akan sama dengan menghadapi orang dewasa, seperti pasangan ataupun teman.
Kayak yang pernah Mama baca di FirstCry Parenting, sifat keras kepala adalah bagian dari kepribadian beberapa anak dan sebagian lagi menjadi keras kepala sebagai jalan untuk menegaskan keinginan mereka. Jadi, penting banget nih Ma untuk menempuh cara tepat dalam menghadapi anak yang keras kepala.
ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Anak Keras Kepala

Ilustrasi Anak yang Sedih karena Pilihannya Tidak Didengar. Foto: Freepik
Sebelum itu, kita harus tahu dulu nih, apa saja ciri dari anak keras kepala. Karena seperti yang tadi dipaparkan di atas, ada yang memang menjadi bagian dari sifat mereka, ada yang hanya berupa tekad atau perjuangan si kecil untuk mendapatkan kemauannya.
Untuk ciri detailnya, yuk simak uraian di bawah ini.
ADVERTISEMENT

Cara Menghadapi Anak Keras Kepala

Ilustrasi Cara yang Salah dalam Menghadapi Anak yang Keras Kepala. Foto: Freepik
Setelah memastikan anak memang sedang mencerminkan watak keras kepala, Mama-Mama diharuskan untuk memahami terlebih dahulu penyebab mereka berperilaku seperti itu, ya.
Mulailah dengan bertanya kepada diri sendiri, apakah ada kesalahan yang enggak sengaja dilakukan sehingga anak merasa kebebasannya terancam atau justru merasa kita pernah melakukan hal serupa.
Jika telah melakukan introspeksi, untuk menangani perilaku keras kepala anak, Mama-Mama bisa menerapkan langkah menghadapi anak keras kepala dari Parenting Firstcry berikut ini.
1. Jangan Berdebat
Anak-anak yang keras kepala selalu siap menghadapi pertengkaran secara langsung. Jadi, jangan beri mereka kesempatan itu ya, Ma. Bersabarlah untuk mendengarkan apa yang ingin mereka katakan, bangunlah percakapan yang tenang daripada sebuah pertengkaran.
ADVERTISEMENT
Ketika Mama-Mama menunjukkan siap untuk mendengarkan cerita dari sisi mereka, itu kemungkinan besar dapat membuat mereka ikut mendengarkan apa yang ingin kita katakan.
2. Membangun Koneksi
Ilustrasi Membangun Hubungan Baik dengan Anak. Foto: Freepik
Jangan memaksa anak untuk melakukan sesuatu yang enggak mereka inginkan ya, Ma. Hal itu hanya akan membuat mereka lebih memberontak dan cenderung melakukan hal yang enggak seharusnya dilakukan.
Contohnya, kalau kita ingin anak berhenti menonton televisi dan beralih mengerjakan pekerjaan rumah, cobalah terlebih dahulu untuk menonton televisi bersama sejenak.
Cara itu akan membangun suasana yang lebih bersahabat dan selanjutnya Mama-Mama bisa bertanya apakah mereka mau mengerjakan PR sambil kita temani.
3. Tawarkan Beberapa Pilihan
Memberi tahu anak yang keras kepala tentang apa yang harus mereka lakukan merupakan cara yang pasti dapat memicu sikap memberontak dalam diri mereka.
ADVERTISEMENT
Mama-Mama bisa menggantinya dengan menawarkan beberapa pilihan sehingga tetap memberi kesan bahwa mereka memiliki kendali atas hidup mereka dan dapat secara mandiri memutuskan apa yang ingin mereka lakukan.
4. Menjaga Kedamaian di Rumah
Ilustrasi Membangun Hubungan yang Baik dengan Anak. Foto: Freepik
Pastikan Mama-Mama menjadikan rumah sebagai tempat untuk merasa bahagia, nyaman, dan aman setiap saat. Bersikap sopan kepada semua orang di rumah, terutama pasangan menjadi cara yang ampuh untuk membuat anak mengurangi sifat keras kepalanya.
Karena secara enggak langsung, mereka akan memahami bahwa kedamaian dan segala sesuatu yang dilakukan dengan tenang serta lembut itu merupakan hal yang terbaik untuk dilakukan.
6. Tingkatkan Keterampilan Negosiasi
Anak-anak yang keras kepala merasa sulit untuk menerima penolakan langsung ketika mereka meminta sesuatu. Jadi, Mama-Mama bisa mencoba untuk bernegosiasi dengan mereka.
ADVERTISEMENT
Misalnya, saat anak bersikeras untuk mendengarkan dua cerita pengantar tidur, bicarakan kepada mereka bahwa ia dapat memilih sebuah cerita untuk malam ini dan satu lagi untuk besok.
7. Mendorong Perilaku Baik
Memberikan contoh yang baik adalah awal dari segala pendidikan karakter yang baik pula bagi anak. Itulah mengapa penting banget Ma untuk menjaga perilaku kita di hadapan anak.
Jika Mama cenderung suka menggunakan kata “enggak”, “enggak bisa”, atau “enggak akan”, kemungkinan besar, anak juga akan terbiasa melakukan hal yang sama.
Ilustrasi Anak yang Sedih Tidak Didengar Pendapatnya. Foto: Freepik
Ketika Mama menunjukkan contoh-contoh perkataan yang terlalu tegas menolak tanpa memberikan ruang bernegosiasi, di saat itulah anak berpikiran untuk melakukan hal yang sama.
8. Tetapkan Aturan dan Konsekuensi
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang keras kepala membutuhkan aturan dan konsekuensi demi kebaikan mereka. Jadi, tetapkan batasan yang jelas di dalam keluarga ya, Ma.
Mintalah masukan dari anak tentang apa konsekuensi dari berperilaku keras kepala dan bagaimana pandangan mereka terhadap masing-masing konsekuensi tersebut.
Semoga dari semua informasi di atas, kita dapat lebih baik dalam menangani sifat keras kepala anak ya, Ma. Semoga juga, kita selalu berpikiran jernih dalam memahami diri anak. Jangan sampai menjadi terlalu menyudutkan mereka, padahal sumber masalah bisa saja ada pada diri orang tua yang belum bisa mencontohkan perilaku terbaik.
Semangat terus ya Ma untuk menjadi ibu yang baik bagi anak-anak di rumah!
(TMA)