Cerita Anak Nusantara Sangkuriang Legenda Gunung Tangkuban Parahu

Konten dari Pengguna
27 Juli 2021 15:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gunung dalam Cerita Anak Nusantara. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gunung dalam Cerita Anak Nusantara. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Indonesia dengan segala kekayaan budayanya, termasuk ragam cerita anak Nusantara, menjadi hal yang harus dilestarikan nih, Ma. Jangan sampai, anak-anak kita enggak tahu apa-apa yah tentang kekayaan budaya bangsanya sendiri.
ADVERTISEMENT
Apalagi cerita-cerita tersebut juga dipercaya menjadi legenda dari keberadaan beberapa warisan budaya. Salah satu contohnya, cerita yang berasal langsung dari Jawa Barat, yaitu “Sangkuriang”.
Sudah pernah dengar kan Ma kalau cerita Sangkuriang itu merupakan legenda di balik keberadaan Gunung Tangkuban Parahu?
Nah, untuk memudahkan Mama-Mama bila ingin menceritakan kisah Sangkuriang kepada anak, berikut Mama bagikan kisah lengkapnya, ya. Selamat membaca.

Cerita Anak Nusantara "Sangkuriang Legenda Gunung Tangkuban Perahu"

Ilustrasi Hutan Tempat Dayang Sumbi Mengasingkan Diri. Foto: Pixabay
Alkisah di sebuah kerajaan, hiduplah seorang putri yang cantik jelita bernama Dayang Sumbi. Ia menjadi rebutan para raja hingga beberapa perang terjadi untuk memenangkan dirinya sebagai permaisuri.
Melihat kekacauan itu, sang ayah yang bernama Raja Sungging Perbangkara memerintahkan anak kesayangannya tersebut untuk mengasingkan diri di hutan bersama seekor anjing hitam yang tanpa diketahui olehnya adalah seorang titisan dewa.
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari, ketika Dayang Sumbi tengah menenun kain, dirinya tidak sengaja menjatuhkan teropong benang. Karena malas harus mencari-cari, ia pun berkata, “Siapa pun yang menemukan dan membawa teropong benangku, jika ia lelaki akan aku jadikan suami. Namun jika ia perempuan, akan aku jadikan saudara.”
Ilustrasi Tumang dalam Cerita Sangkuriang. Foto: Pixabay
Tidak disangka, Tumanglah yang datang membawakan teropong Dayang Sumbi. Karena harus menepati janji, Dayang Sumbi bersedia menikahi Tumang Dari pernikahan itu, lahirlah seorang anak yang perkasa yang diberi nama Sangkuriang. Ia tumbuh menjadi anak yang penyayang dan selalu menaati perintah sang ibu.
Sampai pada suatu hari, Dayang Sumbi sedang menginginkan jantung rusa. Dengan senang hati, Sangkuriang yang mahir berburu pergi bersama Tumang untuk memburu rusa. Namun sangat disayangkan, rusa yang mereka buru berhasil kabur. Sementara itu, hari sudah semakin malam.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, karena tidak ingin membuat Dayang Sumbi bersedih, Tumang menyuruh Sangkuriang untuk membelah tubuhnya dan memberikan jantung anjing hitam itu kepada sang ibunda. Sangkuriang sempat menolak, ia tidak ingin membunuh Tumang. Namun apa daya, Tumang bersikeras.
Ilustrasi Sangkuriang dan Tumang Berburu Rusa. Foto: Pixabay
Alhasil, Sangkuriang membawa jantung Tumang yang selanjutnya dimakan oleh Dayang Sumbi. Karena merasa bersalah saat ditanyakan keberadaan Tumang, Sangkuriang mengakui bahwa dirinya telah membunuh si anjing hitam yang ternyata adalah ayahnya sendiri.
Dayang Sumbi murka. Ia memukul kepala Sangkuriang dan mengusirnya hingga anak lelaki itu menetap di sebuah gua jauh dari hutan. Di dalamnya, Sangkuriang diperintahkan oleh suara misterius untuk bertapa selama bertahun-tahun.
Setelah pertapaan itu, ia menjadi pria yang sakti dan diharuskan menolong orang yang membutuhkan bantuannya. Sangkuriang mendatangi sebuah desa. Di sana, ia jatuh cinta pada seorang wanita.
ADVERTISEMENT
Namun tanpa ia tahu, wanita yang masih awet muda itu adalah ibu kandungnya sendiri. Meskipun telah menjelaskan siapa dirinya sebenarnya, Sangkuriang tetap tidak percaya dan memaksa Dayang Sumbi untuk menikah dengannya.
Ilustrasi Dayang Sumbi dan Sangkuriang Kecil. Foto: Pixabay
Untuk melawan keinginan anaknya, Dayang Sumbi memberikan syarat agar Sangkuriang membendung Sungai Citarum untuk dijadikan danau dan dilanjutkan dengan membuat kapal besar dalam waktu satu malam.
Karena kesaktiaannya, Sangkuriang meminta bantuan dari bangsa jin, lalu menyanggupi persyaratan dari Dayang Sumbi. Dalam waktu singkat, Sungai Citarum berhasil dibendung dan muncullah danau yang sangat luas.
Karena panik melihat itu, Dayang Sumbi membangunkan beberapa warga untuk memukul padi dan menghidupkan api agar Sangkuriang dan bangsa jinnya menyangka hari telah siang. Siasat itu berhasil karena para jin memutuskan berhenti bekerja dan kembali ke alamnya.
Ilustrasi Danau dalam Legenda Tangkuban Parahu. Foto: Pixabay.
Perahu yang hampir selesai pun gagal dibuat. Sangkuriang murka setelah menyadari bahwa Dayang Sumbi telah menipu dirinya. Ia membuka kembali sumbatan pembendung Sungai Citarum. Sementara perahu besar yang hampir selesai itu ditendangnya hingga melayang dan menjadi Gunung Tangkuban Parahu.
ADVERTISEMENT
Tidak lama setelahnya pun, Dayang Sumbi memohon kepada dewa untuk menyelamatkan dirinya dari sang anak yang telah kehilangan akal sehat itu. Akhirnya, Dayang Sumbi pun berubah wujud menjadi sekuntum bunga yang indah.
***
Itu dia Ma, cerita lengkap tentang Sangkuriang yang jatuh cinta kepada ibunya sendiri sehingga berakhir membuat Gunung Tangkuban Parahu dan membuat ibunya dijadikan sekuntum bunga yang indah oleh para dewa.
Dari kisah di atas, kita juga bisa lho mengajarkan anak tentang pentingnya belajar menahan amarah serta hawa nafsu. Semoga segala yang Mama bagikan kali ini bermanfaat, ya.
Selamat bercerita kepada anak, Ma!
(TMA)