Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Dongeng 'Si Kancil dan Kuda yang Sombong'
3 Juni 2021 12:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Cerita dongeng si kancil memang sepopuler itu lho, Ma. Kali ini, Mama akan membagikan cerita dongeng kancil yang berhadapan dengan kuda yang sombong. Cerita berjenis fabel ini bisa Mama jadikan inspirasi untuk dongeng bagi anak di rumah. Sebelum makin penasaran, yuk langsung aja disimak ceritanya di bawah ini ya, Ma.
Contoh Cerita Dongeng Si Kancil dan Kuda yang Sombong
Alkisah, di sebuah hutan belantara, ada seekor kuda yang baru saja menghuni salah satu rumah di sisi sungai. Beberapa binatang sengaja berkunjung untuk memberi ucapan selamat datang sekaligus berkenalan. Tidak lupa, sebagian besar dari mereka juga membawakan makanan untuk kuda itu.
Kancil menjadi salah satu di antara para binatang yang berkunjung. Ia datang sambil membawa beberapa buah apel yang baru saja ia petik dari kebun.
ADVERTISEMENT
“Selamat datang di hutan kami, Kuda. Kamu pasti akan selalu bersenang-senang di sini,” ucap kancil dengan riang.
“Kalian seharusnya tidak perlu repot. Aku adalah kuda yang paling kuat di hutan ini. Aku bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan makanan.” Kuda membalas kebaikan para binatang di hutan itu dengan kalimat yang terdengar sangat sombong.
“Kau tidak seharusnya berbicara begitu. Tidak ada binatang yang paling kuat. Kita semua sama di sini.”
Kuda langsung menertawakan tanggapan kancil. Tawa yang membuat para binatang ikut menjadi kesal. Kancil dengan akal cerdiknya segera mengatur siasat untuk melawan kesombongan kuda yang resmi menjadi penghuni hutan mereka mulai hari ini.
“Baiklah kalau begitu, kau harus membuktikan kekuatanmu.”
Kuda merasa sangat tertarik dengan ucapan kancil. Dia semakin membusungkan dada memperlihatkan kesombongannya.
ADVERTISEMENT
“Apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan hal itu?”
Tidak perlu berpikir lama, kancil langsung menjawab pertanyaan kuda.
“Kau harus melawanku dalam lomba lari.”
Kuda spontan tertawa keras mendengar ucapan kancil. Selanjutnya, ia meledek kancil. “Kau tidak salah menantangku? Kau tidak akan bisa mengalahkanku dalam lomba lari dengan tubuhmu yang kecil dan kurus seperti sekarang.” Kancil tidak menghiraukan ledekan kuda. Ia hanya tersenyum, lalu berbicara kepada binatang yang lain.
“Wahai teman-temanku, besok, aku dan kuda akan mengadu kecepatan berlari untuk membuktikan siapa yang paling kuat di antara kami. Kalian bisa berkumpul pada pukul 8 pagi dan menyaksikan perlombaan itu.”
Setelah mengumumkan perlombaan di antara dirinya dan kuda, kancil segera meninggalkan rumah kuda. Ia dengan penuh semangat mengelilingi hutan untuk menghafal rute dan rintangan yang ada. Tidak seperti kancil yang berlatih menghafal rute dan rintangan di sekitar hutan, kuda memilih untuk memakan makanan yang diberikan oleh binatang yang menyambut kedatangannya.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, semua penghuni hutan berkumpul untuk melihat perlombaan di antara kancil dan kuda. Mereka bersorak memberikan dukungan pada kancil.
“Kita lihat saja, kau hanya sedang mempermalukan dirimu sendiri, Kancil.” Ledekan dari kuda hanya membuat kancil semakin bersemangat. Dalam hitungan ketiga, perlombaanpun dimulai.
Kuda berlari dengan sangat kencang, sementara kancil tertinggal cukup jauh di belakang. Namun, keadaan menjadi berbalik ketika kuda menemukan rintangan dalam bentuk pohon-pohon tinggi yang berbaris rapat. Kuda mengalami kesulitan untuk melewati area tersebut dengan tubuhnya yang tinggi dan besar.
Kancil langsung memanfaatkan kesempatan itu. Dia yang telah menghafal rintangan di hutan hanya membutuhkan waktu sebentar untuk melewatinya. Kancilpun berhasil mendahului kuda hingga ke garis finish.
Semua binatang bersorak mendapati kemenangan kancil. Beberapa lama kemudian, kuda menyusul dengan raut wajah yang malu.
ADVERTISEMENT
“Kau tidak perlu semalu itu, Kuda. Aku hanya sedang beruntung memenangkan lomba ini.” Kancil mencoba menghibur kuda.
Sikap baik kancil menyadarkan kuda bahwa selama ini dia terlalu sombong. Saat itu juga, kuda meminta maaf kepada kancil dan para binatang lainnya atas perkataannya yang sombong kemarin.
Kancil dan para binatang lainnya memaafkan kuda. Mereka semuapun bersahabat.
Selesai.
Itu dia Ma, cerita dongeng si kancil dan kuda yang sombong. Bagaimana? Menarik enggak, Ma? Dari cerita tersebut Mama-Mama juga bisa menyampaikan nilai moral yang terkandung di dalamnya kepada anak-anak. Dari kesombongan kuda, kita bisa belajar bahwa sikap sombong enggak akan mendatangkan hal baik. Sebaliknya, kesombongan hanya akan membuat kita gampang puas dan malas berusaha.
ADVERTISEMENT
Semoga cerita ini bisa jadi inspirasi Mama-Mama yang sedang bingung mencarikan dongeng untuk anak , ya.
(TMA)