Cerita Fabel Pengantar Tidur Kisah Singa dan Tikus, Penuh Pesan Moral

Konten dari Pengguna
11 September 2021 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi singa dalam fabel. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi singa dalam fabel. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Bagi Mama-Mama yang kesulitan menghadapi anak saat mereka susah terlelap, membacakan cerita fabel pengantar tidur bisa dijadikan trik untuk mengatasi masalah tersebut, lho.
ADVERTISEMENT
Enggak cuma itu, membacakan fabel juga dapat meningkatkan kegemaran anak dalam membaca dan mengoptimalkan kreativitas serta daya imajinasi mereka.
Apalagi kalau ceritanya mengandung pesan moral Ma, makin banyak lagi kan manfaatnya? Sehubungan dengan itu, kali ini, Mama punya satu cerita fabel pengantar tidur dengan pesan moral di dalamnya yang bercerita tentang seekor singa dan tikus.
Apa jadinya si hewan kuat dan besar berhadapan dengan hewan kecil yang tampak lemah? Berikut kisah lengkapnya!

Cerita Fabel Pengantar Tidur “Singa dan Tikus”

Ilustrasi singa dan tikus. Foto: Freepik
Pada suatu siang yang cerah dan disertai dengan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan, mata seekor singa yang bersandar di bawah pohon mulai terpejam.
Namun, sebelum ia berhasil tertidur, seekor tikus yang sedang diburu waktu untuk menghadiri salah satu undangan temannya tidak sengaja menabrak wajah sang singa.
ADVERTISEMENT
“Hei, beraninya kau menabrakku!” Singa segera membentak tikus yang terburu-buru itu.
“Maaf, aku benar-benar tidak sengaja,” ucap tikus tulus.
“Kau tidak bisa pergi begitu saja.” Dalam satu cengkraman, singa berhasil membawa tubuh mungil tikus mendekat ke arah wajahnya. Si tikus mulai merasa ketakutan.
“Singa, aku mohon, lepaskan aku,” pintanya sambil memandangi wajah singa dengan ekspresi memelas.
Ilustrasi singa menangkap tikus. Foto: Freepik
“Aku berjanji, jika kau melepaskanku, akan aku balas kebaikan itu dengan menyelamatkanmu nantinya.” Tikus melanjutkan ucapannya dan sangat berharap singa bersedia menerima tawaran tersebut.
“Kau pikir kau siapa? Mana bisa tubuh sekecil ini menyelamatkan aku. Kau jangan bercanda.” Singa benar-benar merasa tergelitik atas perkataan tikus di depannya itu.
“Ya sudah, tubuhmu juga terlalu kecil untuk membuatku kenyang.” Tidak ingin membuat dirinya terdengar lemah, singa menjauhkan tikus dari wajahnya. Dia mengabulkan permohonan yang sebelumnya diucapkan oleh tikus itu.
ADVERTISEMENT
“Terima kasih. Aku berjanji akan membuktikan ucapanku.” Setelah itu, tikus segera melanjutkan perjalanan menuju ke rumah temannya.
Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian tikus hampir dimakan oleh singa. Pada suatu sore, singa berburu makanan di hutan. Namun, ia nekat memasuki pekarangan yang kerap dijadikan oleh pemburu sebagai tempat meletakkan perangkap untuk penangkapan hewan.
Ilustrasi hutan tempat tinggal singa dan tikus. Foto: Pixabay
Kenekatan itu justru membawa singa terjerat perangkap. Karena tidak berhati-hati, kakinya menyentuh tali penjerat yang dipasang oleh pemburu. Dalam hitungan detik, singa telah masuk ke dalam jebakan.
“Siapa pun yang ada di sini, tolong aku!” Hari yang semakin sore membuat singa khawatir. Ia takut sang pemburu akan mengambil perangkap bersama dengan dirinya.
“Tolong! Tolong!” Suara teriakan singa yang meminta tolong ternyata terdengar oleh tikus yang juga tengah mencari makanan.
ADVERTISEMENT
“Kenapa kau bisa di sana, Singa?” Pertanyaan tikus diabaikan oleh singa.
“Ini saatnya aku menepati ucapanku.” Tikus berlari cepat ke arah tali jeratan yang membungkus tubuh singa.
“Jangan memaksakan dirimu. Tenaga tubuh kecil seperti milikmu itu tidak akan bisa membebaskanku.”
Ilustrasi tikus mendengar teriakan singa. Foto: Freepik
Tanpa ingin menanggapi ucapan singa, tikus langsung menggigiti tali penjerat. Tidak butuh waktu lama, gigitan tikus berhasil menghadirkan celah yang selanjutnya membantu singa ke luar dari jebakan pemburu.
Singa langsung merasa tidak enak sekaligus merasa bersalah kepada hewan mungil baik hati yang sempat ia remehkan.
“Maafkan aku, harusnya aku tidak meremehkanmu. Terima kasih sudah membantuku.”
Sejak saat itu, singa dan tikus bersahabat dan semakin sering membantu hewan-hewan di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Selesai.
Dari cerita di atas, Mama-Mama bisa menyampaikan pesan moral kepada anak agar mereka menjauhi sikap meremehkan orang lain dan membiasakan diri menolong orang lain. Sikap tikus adalah sikap terpuji yang patut untuk dicontoh.
Semoga, kisah dari singa dan tikus ini juga bisa bermanfaat sebagai ide cerita baru pengantar tidur si kecil ya, Ma.
(TMA)