Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ciri Komunikasi yang Sehat antara Pasangan Suami Istri
21 Februari 2023 13:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Komunikasi yang sehat adalah hal penting dalam suatu hubungan. Maka dari itu, Mama perlu tahu ciri komunikasi yang sehat antara pasangan suami istri.
ADVERTISEMENT
Komunikasi merupakan fondasi dari sebuah hubungan. Dengan adanya komunikasi, Mama bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi serta mendorong satu sama lain untuk saling memahami.
Komunikasi yang dibutuhkan bukanlah sekadar komunikasi biasa. Mama dan Papa memerlukan komunikasi sehat agar dapat saling mengerti, memahami, dan mengayomi.
Lantas, seperti apa komunikasi yang sehat tersebut? Yuk simak penjelasan seputar ciri komunikasi yang sehat antara pasangan suami istri di bawah ini.
Ciri Komunikasi yang Sehat antara Pasangan Suami Istri
Komunikasi adalah penyampaian pesan yang dilakukan melalui bentuk verbal, bahasa tubuh, dan bentuk komunikasi nonverbal lainnya.
Pada hubungan suami istri, komunikasi dibutuhkan untuk meminimalkan kesalahpahaman, menumbuhkan keintiman pada hubungan, hingga menyelesaikan konflik.
Semua fungsi dan manfaat komunikasi pada hubungan ini hanya bisa tercapai apabila komunikasi yang dilakukan secara sehat, Ma. Mengutip dari Very Well Mind, berikut ciri komunikasi yang sehat dan efektif pada suatu hubungan.
ADVERTISEMENT
1. Aktif Mendengarkan
Ciri pertama adalah kedua belah pihak aktif menjadi pendengar yang baik. Hal ini ditandai dengan menaruh perhatian dan fokus dengan baik pada percakapan.
Selain itu, kamu juga bisa dikatakan sebagai pendengar baik apabila Mama mendengarkan, kemudian merenungi kembali apa maksud dari perkataan yang diberikan oleh pasangan.
Aktif mendengarkan juga bisa ditandai dengan tidak memotong pembicaraan. Hal ini diharapkan dapat menghindari penilaian yang sentimental secara sepihak.
2. Tidak Mempersonalisasi Masalah
Perlu diingat, Ma, bahwa masalah pada hubungan suami istri bukanlah masalah personal, melainkan masalah untuk suami maupun istri. Dalam berhubungan, Mama perlu menghindari hal-hal yang mempersonalisasi masalah yang dimiliki pasangan. Contohnya, Mama tidak perlu berfokus pada masalah kekurangan suami.
Alih-alih mempersonalisasi masalah seolah-olah bersumber dari pasangan, Mama bisa berfokus pada situasi dan kondisi yang terjadi dan memikirkan bagaimana caranya agar bisa terselesaikan dengan baik.
ADVERTISEMENT
3. Menggunakan Statement "Saya" atau "Aku"
Ciri komunikasi yang sehat antara suami istri adalah biasa menggunakan pernyataan dengan kata saya. Hal ini bisa membantu Mama dalam menyelesaikan konflik interpersonal.
Cobalah untuk mengatakan "Aku gak nyaman kalau ada pakaian menumpuk dan berantakan di rumah" alih-alih menggunakan kalimat "Kamu tidak pernah membereskan pakaianmu sendiri dengan rapi".
4. Terlibat Aktif dalam Percakapan
Saat Mama mengobrol dengan suami, penting untuk terlibat aktif dalam percakapan. Kebiasaan mengecek ponsel dan beberapa kebiasaan buruk lainnya bisa membuat kualitas komunikasi memburuk, sehingga menciptakan hubungan yang kurang sehat.
Oleh karena itu, komunikasi yang sehat memerlukan keterlibatan aktif agar pasangan bisa merasa dirinya ditemani saat berbicara.
5. Adanya Validasi Perasaan
Komunikasi yang sehat selalu berbicara tentang penerimaan dan validasi perasaan pasangan, bahkan jika Mama kurang setuju dengan apa yang dikatakan.
ADVERTISEMENT
Ketika Mama berkomunikasi dengan suami, kamu perlu mengerti bahwa setiap orang mempunyai setiap orang mempunyai emosi, perasaan, dan reaksi yang berbeda dengan kita.
6. Berkomunikasi dengan Penuh Kebaikan dan Kasih Sayang
Ciri terakhir adalah komunikasi dilakukan dengan penuh kebaikan dan kasih sayang. Artinya, Mama perlu mendengarkan, membuat pasangan merasa diperhatikan dan dipahami.
Komunikasi yang sehat juga tidak berfokus dalam siapa yang menang berdebat atau argumennya lebih logis dan baik. Oleh sebab itu, Mama tetap perlu menerapkan kebaikan dalam melakukan komunikasi alih-alih mendebat agar menang.
Itulah ciri komunikasi yang sehat antara hubungan suami istri. Intinya, komunikasi yang sehat melibatkan hal-hal berupa mendengarkan secara aktif, menghindari penilaian yang sentimental, menerapkan kebaikan dan kasih sayang.
(SAI)