Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Dongeng Anak "Putri Alika dan Putri Maharani"
23 Juni 2021 13:43 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:10 WIB
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa dongeng anak identik dengan kisah dari kerajaan. Salah satunya beragam kisah tentang kecantikan sang putri. Mama-Mama mungkin juga sudah akrab banget dengan berbagai dongeng yang menjadikan putri cantik jelita sebagai tokoh utamanya. Salah satunya adalah dongeng tentang kecantikan Putri Salju yang membuatnya dibenci dan dibuang ke hutan oleh ibu tirinya.
ADVERTISEMENT
Untuk kali ini, Mama akan membagikan dongeng anak tentang dua orang putri dari kerajaan yang berbeda. Seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, kedua putri dari dua orang raja yang bersahabat itu memiliki dua karakter yang saling bertolak belakang, bahkan dari parasnya keduanya tampak berbeda banget di mata rakyatnya. Daripada penasaran, langsung aja Ma simak cerita lengkapnya di bawah ini, ya.
Dongeng Anak “Putri Alika dan Putri Maharani”
Alkisah ribuan tahun silam, ada dua kerajaan yang berseberangan pulau dengan kedua rajanya yang saling bersahabat sejak mereka kecil. Kedua kerajaan itu kerap membuat pesta besar untuk para rakyat mereka. Dari sana, rakyat-rakyat dari masing-masing kerajaan bisa mengenali dengan baik anggota kerajaan lain.
Obrolan yang kerap terdengar ketika pesta besar diadakan adalah tentang kecantikan kedua putri raja yang saling bertolakbelakang. Putri Alika, putri Kerajaan Utara memiliki paras yang kalah cantik dari Putri Maharani, putri Kerajaan Selatan. Pembicaraan tentang kecantikan keduanya yang tampak sangat berbeda akhirnya terdengar pula oleh Putri Alika.
ADVERTISEMENT
Ia marah mendengar rakyat-rakyatnya memuji kecantikan Putri Maharani. Selain itu, rakyatnya juga lebih menyukai Putri Maharani yang ramah dan sering menolong rakyat secara langsung. Hal itu sangat berbeda dengan sikap Putri Alika yang sombong dan pemarah.
“Aku tidak mau keluar kamar. Aku tidak akan pernah menghadiri pesta ini lagi.” Putri Alika berteriak kepada ayahnya dari balik pintu kamar. Para dayang ikut terkejut mendengar teriakan itu.
“Kenapa kau tiba-tiba seperti ini, Anakku? Ayo, berbicaralah dengan Ayah.” Raja masih bersabar menunggu Putri Alika di depan kamarnya.
“Aku benci pesta ini. Semua orang hanya membicarakan kecantikan Putri Maharani.”
Raja tidak terkejut mendengar ucapan Putri Alika. Putri satu-satunya itu memang tampak tidak menyukai anak sahabatnya yang sangat cantik itu. Raja memiliki ide untuk memanggil Putri Maharani, namun ia merahasiakan itu dari putrinya.
ADVERTISEMENT
“Baiklah, kalau itu yang kau mau. Tapi, kita harus tetap makan bersama.” Raja memerintahkan dayang membawa Putri Alika untuk makan siang bersamanya.
Setelah bersiap dan sampai di ruang makan kerajaan, Putri Alika tampak terkejut melihat ayahnya sedang bercakap-cakap dengan Putri Maharani.
“Hai, Alika.” Putri Maharani segera menyapa Putri Alika dan mendekat ke arahnya. Perlahan, ia membawa Putri Alika untuk duduk di sampingnya. Raja segera mengambil tindakan sebelum putrinya pergi begitu saja.
“Wahai Putri Maharani, bisakah kau bagikan rahasia kecantikanmu kepada putriku?” Putri Alika hanya terdiam mendengar ayahnya bertanya kepada Putri Maharani.
“Aku hanya memiliki satu rahasia kecantikan yang diajarkan oleh ibuku.” Ucapan Putri Maharani membuat Putri Alika sangat penasaran. “Apa rahasia itu?” Raja kembali bertanya.
ADVERTISEMENT
“Selalu berbuat baik. Itulah rahasia kecantikanku.”
Rahasia kecantikan yang diucapkan oleh Putri Maharani membuat Putri Alika terdiam. Ia merasa malu dengan sikapnya selama ini. Dia sering membentak ayahnya sendiri, memarahi para dayang, bahkan bersikap sombong kepada rakyat.
Semenjak mendengar rahasia kecantikan Putri Maharani, Putri Alika mengubah sikapnya. Ia dengan berani datang ke pasar untuk bertemu dengan rakyat yang berjualan. Tidak lupa, ia juga menyapa beberapa anak kecil yang bermain dan berlarian.
Sikap Putri Alika yang telah berubah menjadi lebih baik membuat rakyatnya mengaguminya. Sejak saat itu pula, pesta-pesta besar selanjutnya membuat Putri Alika menjadi sorotan. Mereka mulai memuji bahwa Putri Alika cantik sebagaimana hati dan sikapnya yang juga cantik.
Selesai.
ADVERTISEMENT
Kisah yang menginspirasi banget kan, Ma? Putri Alika dan Putri Maharani menunjukkan bahwa kecantikan yang lebih mengesankan adalah kecantikan yang berasal dari hati.
Sekian dulu yah Ma dongeng anak untuk kesempatan kali ini. Ditunggu ya dongeng-dongeng selanjutnya.
(TMA)