Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Dongeng Kancil dan Jerapah yang Suka Menindas
26 Juni 2021 12:49 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:11 WIB
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak dongeng yang mengisahkan keseruan para hewan bertingkah laku seperti manusia, kancil menjadi hewan yang identik dengan tingkah cerdiknya.
Tingkah itu bisa bikin kita kagum, ketawa, bahkan bisa ikutan jengkel, Ma. Jadi ya susah banget buat enggak menjadikan si kancil sebagai dongeng favorit.
Dari ketiga anak Mama, kisah cerdik kancil juga menjadi salah satu dongeng favorit mereka bersama. Alhasil, pengetahuan Mama tentang dongeng kancil juga bisa dibilang lebih luas dari dongeng anak yang lain.
Kali ini, Mama akan membagikan dongeng yang tokoh utamanya adalah kancil dan jerapah. Kira-kira kecerdikan apa tuh yang dimiliki kancil untuk mengakali jerapah?
Penasaran enggak, Ma? Langsung saja yuk dibaca kisahnya di bawah ini.
Cerita Dongeng “Kancil dan Jerapah”
Alkisah, di suatu hutan yang diramaikan oleh beragam hewan, terdapat seekor jerapah yang kerap bersikap semena-mena.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya merasa paling hebat dan gagah, ia juga sering menindas hewan-hewan lain, seperti sebuah kejadian yang menimpa domba dan kambing di sekitar sungai.
Pada saat itu, domba dan kambing merasa sangat haus. Mereka pun berjalan bersama menuju sungai dan meminum langsung air sungai yang sangat segar itu.
Keduanya tampak ceria mendapatkan kesegaran dari air sungai yang jernih. Tetapi, keceriaan itu tidak berlangsung lama ketika jerapah mendatangi mereka.
“Kenapa kalian seenaknya saja meminum air sungai ini?” tanya jerapah dengan nada bicara yang angkuh.
“Ini kan bukan sungai milikmu.” Domba berusaha tampak berani melawan jerapah.
“Tetap saja, aku adalah hewan paling hebat di hutan ini. Sudah seharusnya, kalian izin terlebih dahulu kepadaku.”
ADVERTISEMENT
Kambing hanya diam ketika jerapah menunjukkan kesombongan itu dengan mendorong tubuhnya menjauhi sungai.
Domba pun ikut mengalah dan bersama dengan kambing mereka meninggalkan sungai.
Keesokan harinya, domba dibuat kesal ketika ia mencari makan. Tiba-tiba saja, jerapah datang dan menggosokkan tangannya dengan kasar ke bulu domba.
“Bulumu bisa membuat kuku milikku berkilau.”
Domba hanya bisa kembali menahan amarahnya karena jika ia melawan, jerapah bisa saja membentak dan mendorong tubuh kecilnya.
Ternyata, bukan hanya domba, kambing juga ikut merasakan sikap jerapah yang tidak menyenangkan. Saat ia sedang mengumpulkan rumput, jerapah tanpa seizin kambing menghabiskan rumput itu.
“Kau memang hewan paling rajin di sini. Kumpulkan terus rumput yang banyak untukku, ya.”
Kambing hanya bisa menangis dan bercerita kepada domba. Saat keduanya sedang berbagi keluh dan kesah, kancil datang menghampiri mereka.
ADVERTISEMENT
“Apa yang jerapah sombong itu perbuat kepada kalian?”
“Seperti biasa, dia berperilaku semena-mena, bahkan memakan habis rumput yang dikumpulkan kambing.”
Kancil yang ikut kesal mendengar curahan hati domba dan kambing, segera menemui jerapah. Ia menantang hewan sombong itu untuk menunjukkan seberapa cepat ia mampu berlari.
“Kau kecil dan pendek, Kancil. Tidak mungkin, kau bisa menandingi kecepatanku.”
“Lihat saja, Jerapah. Aku pasti bisa.”
Perlombaan dimulai. Kancil berlari dengan cepat menyusuri berbagai pepohonan bahkan kubangan berisi air hujan di sekitar sungai. Meskipun langkahnya panjang, jerapah mengalami kesulitan menyeimbangi kegesitan si kancil.
Malam telah meninggi, saat jerapah mulai merasa lelah, ia tersandung ranting pohon. Hal itu membuatnya melukai kepalanya sendiri.
“Kau terjatuh?” tanya kancil untuk memastikan. Suasana gelap membuatnya kesulitan melihat luka jerapah.
ADVERTISEMENT
“Iya, aku terkena ranting pohon.”
Dengan tenaga yang seadanya, kancil membawa jerapah ke salah satu bagian hutan. Tidak lama setelahnya, domba dan kambing yang baru saja kembali dari kebun buah, bertemu dengan kancil serta jerapah.
“Ada apa dengan dia?” tanya domba pada kancil karena jerapah sudah terlalu lemas untuk ditanya-tanya.
“Dia terjatuh karena ranting pohon.”
Mendengar jawaban dari kancil, domba dan kambing segera membawakan ramuan untuk mengobati luka jerapah.
“Mengapa kalian sangat baik? Padahal, aku sering mengerjai kalian.” Jerapah menyesal dengan segala sikap buruknya.
“Bagaimanapun tingkahmu yang kurang baik itu, kita sesama penghuni hutan ini harus saling menolong.” Ucapan kambing disetujui oleh domba.
“Maafkan aku. Aku berjanji akan bersikap lebih baik kepada kalian bahkan seluruh hewan di hutan ini.”
ADVERTISEMENT
Semenjak kejadian itu, jerapah berubah menjadi hewan yang paling baik di hutan. Kambing dan domba sangat bersyukur karena bisa menyadarkan jerapah terhadap hal buruk yang dulu kerap ia lakukan.
Selesai.
Dongeng kancil dengan jerapah serta kambing dan domba di atas menarik banget kan, Ma?
Selain menarik dan tentunya menghibur, pelajaran moral yang dapat dipetik dari kisah tersebut adalah keutamaan dalam berperilaku baik kepada siapa pun.
Jangan sampai yah anak-anak kita meniru sikap buruk jerapah. Mama-Mama harus menekankan kepada mereka bahwa tindakan sombong dan menindas orang lain hanya akan membawa keburukan untuk kita sendiri.
Semoga dari dongeng itu, kita semua bersama anak-anak bisa belajar untuk menjadi sosok yang lebih baik ya, Ma. Sampai ketemu lagi di dongeng selanjutnya!
ADVERTISEMENT
(TMA)