Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Dongeng Kuda dan Keledai, Dua Hewan Pengangkut Rumput
26 Agustus 2021 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemarin malam, anak kedua Mama meminta untuk dibacakan dongeng kuda dan keledai yang telah lama enggak didengarnya. Dongeng anak satu itu menjadi kisah favorit karena dia kagum banget sama ketabahan dan perjuangan keledai.
ADVERTISEMENT
Apakah Mama-Mama pernah mendengar dongeng tentang kuda dan keledai yang dijadikan sebagai hewan pengangkut karung rumput seorang peternak tua? Dongeng ini memberikan pelajaran tentang pentingnya saling menolong lho, Ma.
Dari dongeng tersebut, anak kita akan memahami pentingnya untuk membantu seseorang yang kesusahan karena bagaimana pun pertolongan yang kita berikan merupakan ladang kebaikan yang bisa kita nikmati pada saat itu juga atau di hari lain.
Sebelum jadi penasaran, yuk langsung saja disimak kisah lengkapnya di bawah ini, ya. Barang kali, bisa juga dijadikan dongeng pengantar tidur terbaru untuk si kecil!
Dongeng Kuda dan Keledai yang Menjadi Hewan Pengangkut Rumput
Di sebuah desa yang dipenuhi oleh para peternak, hiduplah seorang peternak tua yang memiliki seekor kuda dan keledai. Kedua binatang itu ia jadikan sebagai hewan angkut untuk membawa rumput-rumput dari kebun di belakang rumahnya menuju peternakan sapi miliknya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, untuk sampai ke sana, peternak tua membebankan lebih banyak rumput untuk si keledai.
“Kasian sekali kau, peternak itu memang lebih menyayangiku sehingga dia tidak ingin aku mengangkut rumput yang banyak.” Kuda meledek keledai saat peternak tua baru saja meletakkan berkarung-karung rumput di atas tubuhnya. Jumlahnya lebih banyak daripada yang harus dibawa oleh kuda.
“Tidak apa-apa, aku senang bisa membantu dia,” balas keledai dengan ikhlas.
Peternak selalu melakukan hal itu dari hari ke hari tanpa istirahat. Sayangnya, keledai mulai merasa lelah dan tidak sanggup untuk membawa lebih banyak beban. Pada suatu hari, sebelum sang peternak mengunjungi kandang keledai dan kuda, keledai mendekat ke arah kuda yang baru saja terbangun dari tidurnya.
ADVERTISEMENT
“Wahai kuda, bisakah kau membantuku hari ini. Aku merasa tubuhku sangat sakit sekali.”
“Apa? Itu urusanmu. Aku tidak peduli.” Kuda langsung menolak permohonan keledai, bahkan sebelum temannya itu menjelaskan berapa banyak bantuan yang dia butuhkan.
“Tolong bantu aku, sekali ini saja. Aku benar-benar tidak sanggup untuk membawa banyak karung rumput hari ini.”
Kuda hanya menertawakan keledai yang tampak sangat lemas pada saat itu. Tidak lama setelahnya, peternak tua datang ke kandang kuda dan keledai.
Ia membawa satu per satu karung dari kebun belakang untuk mendekat ke arah kandang. Setelah semunya terkumpul, seperti biasa, satu karung ia ikat di punggung kuda, sementara 5 karung diangkat oleh keledai.
Keledai berusaha untuk tetap bersemangat membawa rumput itu. Dia berjalan dengan sangat pelan daripada hari-hari sebelumnya. Melihat itu, kuda semakin gemar meledek keledai.
ADVERTISEMENT
“Kau memang hewan yang lemah. Tidak sekuat aku.” Dengan sombongnya, kuda memacu kakinya untuk berjalan lebih cepat.
Akhirnya, keledai tidak bisa lagi menahan rasa sakit yang sudah berpindah menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia terjatuh, tidak sadarkan diri, lalu mati. Peternak tua yang melihat itu menjadi terkejut. Ia tidak menyangka bahwa keledainya sangat lelah.
Dia segera menepikan tubuh keledai dan meminta salah satu peternak yang berada tidak jauh darinya untuk mengubur keledai itu. Kuda yang sempat berada jauh di depan keledai juga sama terkejutnya melihat temannya itu telah mati.
“Aku tidak punya pilihan. Sekarang menjadi giliranmu membawa semua karung ini.” Peternak segera meletakkan 5 karung yang dibawa keledai ke atas punggung kuda.
ADVERTISEMENT
Kuda pun merasakan rasa sakit dan lelah yang dirasakan oleh keledai selama ini. Karena tidak mau membantu temannya itu, kuda harus menanggung semua beban. Dia menyesal dan merasa bersedih atas kematian keledai.
Selesai.
(TMA)