Konten dari Pengguna

Dongeng Putri Salju dan Apel Beracun

19 Agustus 2021 15:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dongeng Putri Salju dan Apel Beracun. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dongeng Putri Salju dan Apel Beracun. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ada enggak nih anak Mama-Mama yang suka banget sama dongeng Putri Salju? Dongeng yang menarik ini memang wajar buat disukai sama anak-anak kita Ma, seperti anak Mama yang juga enggak ada bosannya dengerin kisah tentang putri cantik, cermin ajaib, dan apel beracun tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagi kita para mama, mengisahkan dongeng yang disukai anak-anak itu penting, lho. Karena dengan mengikuti selera si kecil, kita bisa membuat mereka semakin suka didongengin, bahkan jadi cinta juga sama kegiatan membaca yang menyenangkan itu.
Selain itu, pesan moral di dalam dongeng anak berjudul "Putri Salju dan Apel Beracun" ini juga menarik, Ma. Penasaran semenarik apa sih dongeng tersebut beserta pesan moral di dalamnya? Yuk, langsung simak saja cerita lengkapnya di bawah ini!

Dongeng Putri Salju dan Apel Beracun

Ilustrasi Istana Putri Salju. Foto: Pixabay
Alkisah di sebuah kerajaan termasyhur, hiduplah seorang Raja dan Ratu yang menantikan dianugerahi seorang putri cantik jelita. Kulitnya berwarna putih, seputih salju.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Pada suatu hari, Ratu terserang penyakit hingga ia terlebih dahulu menutup usia. Setelah kematian Ratu, Raja kembali menikah dengan seorang perempuan cantik yang sebenarnya merupakan penyihir jahat.
ADVERTISEMENT
Setelah resmi dipersunting Raja, dirinya menjadi ratu yang sombong. Ia juga tidak memedulikan rakyat. Ratu baru kerajaan itu hanya gemar bercermin di depan cermin ajaib.
“Wahai cermin ajaib, siapakah perempuan paling cantik di negeri ini?” Jika sebelumnya cermin akan menjawab bahwa perempuan paling cantik itu adalah sang penyihir, kali ini ia memiliki jawaban yang berbeda.
“Putri Salju adalah perempuan paling cantik di negeri ini.”
Ilustrasi Cermin Ajaib. Foto: Pixabay
Penyihir jahat sangat murka mendengar jawaban yang berbeda itu. Ia segera mencari-cari cara untuk menyingkirkan Putri Salju. Penyihir itu tidak ingin ada perempuan lain yang menyaingi kecantikannya.
Setelah berpikir lama, penyihir memanggil seorang pemburu, lalu menugaskannya untuk membuang Putri Salju ke hutan. Karena imbalan yang berupa sekarung emas, pemburu sepakat mematuhi perintah tersebut.
ADVERTISEMENT
Tanpa sepengetahuan sang ayah, Putri Salju dibuang ke hutan. Di sana, Putri Salju hanya bisa menangis ketakutan. Sambil terisak, ia berjalan mencari tempat berlindung. Kemudian, langkah Putri Salju terhenti saat menemukan rumah kecil.
Ia segera masuk ke dalamnya. Putri Salju sangat bahagia menemukan beberapa makanan di meja. Dia yang kelaparan menyantap makanan itu dan beralih beristirahat di salah satu kamar.
Ilustrasi Dongeng Putri Salju. Foto: Freepik
Ternyata, pemilik rumah itu adalah 7 kurcaci. Mereka terkejut saat menemukan makanan di atas meja telah menghilang. Salah satu kurcaci menemukan Putri Salju di dalam kamar mereka. Putri Salju meminta maaf dan memperkenalkan dirinya kepada para kurcaci.
Karena Putri Salju adalah sosok yang baik dan ramah, 7 kurcaci pun sepakat membiarkan gadis cantik itu tinggal bersama mereka. Sementara itu, penyihir jahat di kerajaan kembali dibuat terkejut sekaligus marah.
ADVERTISEMENT
Di saat ia bertanya perihal perempuan paling cantik negerinya itu, cermin ajaib masih memberikan jawaban, Putri Salju. Penyihir segera mencari cara kedua untuk membunuh Putri Salju. Wanita itu berpikiran untuk memberikan apel beracun.
Keesokan harinya, penyihir jahat pergi ke hutan mencari Putri Salju. Dari kejauhan, dia menemukan Putri Salju sedang bercengkrama dengan para kurcaci di halaman rumah mereka.
Ilustrasi Putri Salju dan 7 Kurcaci. Foto: Pixabay
Setelah memastikan para kurcaci pergi mencari bahan makanan, penyihir jahat yang berpura-pura menjadi nenek tua itu segera mendekat ke arah Putri Salju.
“Apa ada yang bisa saya bantu, Nek?” Putri Salju segera menawarkan bantuan.
“Aku memiliki sebuah apel, kamu harus mencobanya, aku menanamnya sendiri.”
Tanpa curiga, Putri Salju memakan apel pemberian penyihir jahat itu. Setelah ia menelan satu gigitan apel, Putri Salju pingsan begitu saja. Penyihir jahat tersenyum puas melihat Putri Salju tidak sadarkan diri. Ia segera pergi kembali ke kerajaan.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di kerajaan, penyihir jahat itu amat bahagia mendengar jawaban cermin ajaib yang mengatakan bahwa hanya dia perempuan paling cantik di negeri ini.
Di hutan, 7 kurcaci panik dan sangat sedih melihat Putri Salju yang tidak kunjung terbangun dari tidurnya. Beberapa hari setelah Putri Salju tidak sadarkan diri, seorang pangeran dari kerajaan seberang sedang berburu di hutan.
Ilustrasi Pangeran. Foto: Freepik
Secara tidak sengaja, Pangeran menemukan rumah para kurcaci. Pintu yang tampak terbuka membuat ia penasaran. Dari celah pintu, sang pangeran bisa melihat banyak lilin yang menyala.
Pangeran sangat terkejut ketika melihat seorang perempuan cantik berbaring, seperti orang yang telah meninggal. Karena penasaran, Pangeran mendekat ke arah Putri Salju. Ia meraih tangan gadis cantik itu dan mendaratkan kecupan di atasnya.
ADVERTISEMENT
Para kurcaci yang kembali ke rumah marah melihat Pangeran memegang tangan Putri Salju, namun ternyata hal yang telah dilakukan oleh Pangeran membuat sang putri terbangun dari tidurnya.
Di istana, ketika sedang bercermin, penyihir jahat dilanda kemarahan besar begitu kembali mendengar bahwa Putri Salju adalah perempuan paling cantik di negeri ini. Karena sangat marah, ia pun membanting cermin ajaib hingga pecah.
Tidak lama setelahnya, ia sangat merana dan memilih untuk melarikan diri ke hutan. Ketika penyihir jahat semakin tidak bahagia, Putri Salju justru hidup bahagia bersama Pangeran.
Selesai.
Nah, pesan moral dari dongeng di atas yang bisa Mama-Mama sampaikan kepada anak adalah, jauhilah sifat iri hati dan dengki. Sifat yang merupakan penyakit hati itu hanya akan mendatangkan hal buruk bagi kita.
ADVERTISEMENT
Kalau sudah tahu kisah lengkap beserta pesan moral ini, tunggu apalagi, Ma? Yuk, langsung bagikan ulang kepada anak!
(TMA)