Dongeng Sunda tentang Putri Purbasari dan Purbararang

Konten dari Pengguna
13 Juli 2021 13:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Buku Dongeng. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Buku Dongeng. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari warisan budaya, memperkenalkan dongeng Sunda, Jawa, Sumatera, atau daerah-daerah lainnya kepada anak itu penting lho Ma.
ADVERTISEMENT
Karena melalui dongeng, Mama-Mama enggak hanya sedang menghibur dan meningkatkan bonding dengan anak, tetapi juga memberikan banyak pelajaran tentang budaya di Indonesia kepada mereka.
Dari dongeng-dongeng daerah, terkadang dimuat legenda asal usul nama, legenda beberapa tempat yang menjadi ikon pariwisata, bahkan gambaran kehidupan khas masyarakat di daerah bersangkutan. Salah satu daerah yang memiliki beragam dongeng menarik dan cukup populer adalah Sunda.
Ilustrasi Putri Purbasari. Foto: Freepik
Kebanyakan dari kita pasti akrab banget kan dengan dongeng “Tangkuban Perahu” yang mengisahkan kisah cinta terlarang sepasang ibu dan anak, dongeng “Kabayan” suaminya Iteung yang cerdik, lucu, sekaligus polos, dan ada pula dongeng “Asal Usul Nama Bandung” yang dipercaya berasal dari kata “bendung” atau “bendungan”.
Nah, untuk kali ini, Mama akan membagikan dongeng asal Sunda yang juga secara resmi dimuat dalam laman Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Bandung. Dongeng yang satu ini berjudul Purbasari yang berhati mulia dan Purbararang yang Dengki.
ADVERTISEMENT

Dongeng Sunda “Purbasari yang Berhati Mulia dan Purbararang yang Dengki”

Ilustrasi Kerajaan Pasundan. Foto: Freepik
Di tanah Pasundan (Jawa Barat), hiduplah seorang raja bernama Prabu Tapa Agung. Sang raja mempunyai dua orang putri bernama Purbararang dan adiknya yang bernama Purbasari.
Pada suatu hari, Raja memutuskan untuk menunjuk Purbasari menjadi Ratu dan menggantikan posisinya sebagai Raja. Akan tetapi, keputusan itu membuat Purbararang marah.
“Aku kan putri sulung. Seharusnya, ayah memilihku sebagai Ratu,” gerutu Purbararang.
Karena sang ayah tetap bersikeras menurunkan tahtanya kepada Purbasari, muncul rasa dengki di dalam hati Purbararang. la berniat untuk mencelakakan Purbasari. Rencana jahat itu dimulainya dengan mengunjungi seorang penyihir.
Ilustrasi Penyihir. Foto: Freepik
Selanjutnya, penyihir tersebut memantrai Purbasari sehingga wajah dan sekujur tubuhnya memiliki bintik-bintik hitam.
ADVERTISEMENT
“Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas jadi Ratu!” ujar Purbararang kepada ayahnya.
Karena wajah Purbasari yang mengerikan bagi banyak orang yang melihatnya, Raja pun akhirnya terpaksa mengusir Purbasari dari istana. Gadis cantik yang baik hati itu mengasingkan diri di sebuah hutan belantara.
Selama hidup di hutan, Purbasari berteman dengan hewan. Di antaranya adalah seekor kera berbulu hitam yang misterius. Purbasari menamai kera itu, Lutung Kasarung. Lutung Kasarung dengan setia menghibur Purbasari setiap saat. Ia juga rutin mengambilkan bunga-bunga yang indah dan buah-buahan yang Iezat untuk Purbasari.
Ilustrasi Hutan. Foto: Freepik
Pada suatu malam di bulan purnama, Lutung Kasarung menyuruh Purbasari untuk mandi di telaga. Mendengar perintah itu, Purbasari menuruti dengan senang hati.
ADVERTISEMENT
Di saat ia mandi, sesuatu terjadi. Kulit Purbasari menjadi bersih seperti semula. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika berkaca melihat dirinya di telaga.
Sementara itu di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat kondisi adiknya di hutan bersama para pengawal. Purbararang tidak percaya melihat adiknya kembali seperti semula.
Ia pun marah dan berkata dengan sombong, “Kutukanmu memang telah punah. Tapi, seorang Ratu harus mempunyai suami yang tampan. Calon suamiku sangat tampan. Mana calon suamimu?”
Ilustrasi Purbasari dan Lutung Kasarung. Foto: Freepik
Pertanyaan dari Purbararang membuat Purbasari kebingungan. Akhirnya, ia menarik tangan Lutung Kasarung. Purbararang tertawa terbahak-bahak melihat tindakan sang adik, “Jadi, monyet itu tunanganmu? Mana ada Ratu punya suami seekor monyet?”
Pada saat itu juga, Lutung Kasarung bersemedi. Tiba-tiba, terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang pangeran yang berwajah tampan. Semua terkejut melihat kejadian itu. Purbararang akhirnya mengakui kesalahannya selama ini. la memohon maaf kepada adiknya dan memohon agar tidak dihukum.
ADVERTISEMENT
Purbasari yang baik hati memaafkan kakaknya. Setelah kejadian itu, mereka semua kembali ke istana. Purbasari menjadi seorang Ratu yang didampingi oleh Pangeran yang tampan.
***
Nah, itu di Ma, dongeng Sunda yang mengisahkan tentang dua orang saudara perempuan dengan sikap dan kepribadian yang berkebalikan. Dari kisah di atas, Mama-Mama juga bisa menjelaskan pelajaran moral kepada anak untuk selalu bersikap baik, seperti Purbasari.
Dengan kebaikan hati itulah, masalah yang menimpa kita akan terselesaikan secara perlahan karena Tuhan pun senantiasa melindungi hamba-Nya yang baik hati.
Semoga dongeng yang Mama bagikan kali ini bermanfaat untuk kita semua ya, Ma. Selamat mencoba mengisahkannya kembali kepada anak!
(TMA)