Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Fase Oral pada Bayi Dimulai dari Usia Berapa?
31 Oktober 2022 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebenarnya sejak usia bayi menginjak 3 bulan, dia mulai terlihat suka memasukkan tangannya ke mulut. Kebanyakan Mama-mama mungkin khawatir ketika dia terbiasa memasukkan tangannya ini, kuman bakalan masuk ke mulut bayi.
Akan tetapi, tahukah kamu kalau sebenarnya fase oral ini merupakan salah satu tahapan yang penting bagi tumbuh kembang bayi . Di masa ini, bayi dapat mulai mengenali lingkungan melalui mulutnya, sekalian memenuhi rasa penasaran maupun kepuasan pribadinya.
Jadi, meski kamu diliputi rasa khawatir, Mama-mama enggak perlu merasa cemas yang berlebihan. Dalam melewati fase oral ini yang terpenting adalah kamu selalu memantau si kecil agar tetap aman dan tidak ada benda berbahaya yang bisa masuk ke dalam tubuhnya.
Jadi, sebenarnya apa sih yang dimaksud fase oral pada bayi serta bagaimana penjelasan detailnya? Daripada bertanya-tanya lagi, yuk cek infonya di sini yang telah Mama rangkum dari berbagai sumber ini!
ADVERTISEMENT
Fase Oral pada Bayi
Tahukah kamu, Ma? Bayi sebenarnya suka bereksplorasi bahkan sejak dia baru lahir. Si kecil akan lebih banyak menggunakan pengalaman inderanya untuk mengeksplorasi banyak hal. Termasuk dengan menggunakan mulut bayi .
Mengutip laman Parents, fase oral bayi bakal dimulai saat bayi memasuki usia 3-4 bulan. Di mana dia akan mulai memasukkan jari atau benda apapun yang di sekitarnya ke mulutnya.
Buat sebagian orang tua, mungkin akan merasa bahwa ini merupakan tanda bayi sedang lapar. Padahal, si kecil sedang memasuki tahapan oralnya.
Ada juga orang tua yang bisa saja merasa khawatir ketika melihat bayi memasukkan sesuatu ke mulutnya. Sehingga malah mencegahnya.
Padahal, kalau yang Mama baca dari laman Healthline, fase oral ini termasuk ke dalam perkembangan psikoseksual yang dapat memuaskan kebutuhan serta rasa penasaran anak melalui mulutnya. Jadi, bisa dibilang fase oral ini memang normal terjadi ya, Ma!
ADVERTISEMENT
Saat memasuki fase oral, bayi akan lebih aktif melakukan sesuatu hal dengan mulutnya. Termasuk mengisap atau menggunakan lidahnya. Selain memasukkan jari atau sesuatu ke mulutnya, mungkin bayi juga bakalan menyusu lebih lama atau menggigit puting payudara Mama-mama saat diberikan ASI.
Kamu pun enggak perlu khawatir, pasalnya fase oral ini akan berkurang dengan sendirinya, setidaknya saat bayi menginjak usia 1 tahun.
Apa yang Terjadi Jika Fase Oral Terganggu
Seperti yang Mama jelaskan sebelumnya, sayangnya masih banyak orang tua yang menganggap fase oral ini merupakan tanda bayi lapar. Sehingga mereka malah memberikan MPASI terlalu dini, tanpa persetujuan juga dari dokter sebelum bayi berusia 6 bulan.
Tentu saja hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan bayi. Mulai dari mengganggu saluran pencernaannya yang belum optimal, masuknya makanan ke saluran napas bayi, hingga bayi berisiko mengalami obesitas pasalnya mendapatkan kalori yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya berdampak buat kesehatannya, fase oral yang terganggu juga bisa mengakibatkan adanya masalah psikologis yang disebut dengan fiksasi oral.
Fiksasi oral ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli psikoanalisis asal Austria, yakni Sigmund Freud. Dia menyebutkan bahwa fase oral ini merupakan tahapan awal perkembangan psikoseksual bayi yang tidak bisa dihentikan dengan paksa.
Jika tidak, bisa menimbulkan masalah pada saat seseorang beranjak dewasa, seperti berikut ini:
Bisa dibilang, orang dewasa kemungkinan bisa melakukan berbagai kebiasaan tersebut untuk memenuhi kepuasaannya yang terganggu pada saat fase oralnya berlangsung.
Itulah dia penjelasan fase oral pada bayi. Ketika bayi memasuki masa ini, pastikan tidak ada benda berbahaya yang bisa masuk ke dalam mulutnya serta jaga kebersihan tangan bayi dengan sering mencuci tangan dan memotong kukunya. Buat meminimalkan efek negatif bagi si kecil.
ADVERTISEMENT
Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagimu ya, Ma!
(AN)