Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Herpes pada Bayi, Apa Penyebabnya?
21 Januari 2022 13:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mama sempat baca ada herpes pada bayi yang membuat si bayi meninggal dunia. Kalau kamu juga pernah baca, cerita ini sebelumnya dibagikan di Facebook oleh seorang ibu bernama Nicole Sifrit.
ADVERTISEMENT
Tepatnya tahun 2017 lalu, Nicole menceritakan kalau bayinya yang baru saja berusia 18 hari sakit parah sampai meninggal dunia. Setelah diperiksa, si bayi ternyata menderita meningitis HSV-1, yang disebabkan oleh virus herpes.
Virus ini diduga berasal dari ciuman, sebab Nicole dan sang suami enggak punya riwayat penyakit herpes. Saat diperiksa ke rumah sakit, si bayi harus mengalami transfusi darah enam kali. Dia juga mengalami gagal ginjal dan harus dilakukan cuci darah. Hatinya kemudian tidak berfungsi dan mengakibatkan pendarahan organ dalam.
Penyebab Herpes pada Bayi
Menurut Johns Hopkins Health Library, herpes bisa disebabkan oleh bakteri, dan ditularkan melalui kontak seksual atau melalui ibu ke janin yang dikandungnya.
Herpes ini ada dua jenis, yaitu HSV-1 yang disebabkan oleh herpes simpleks dan HSV-2 yang merupakan herpes genital. Kedua jenis herpes ini dapat menyebabkan luka di bagian tubuh mana pun.
ADVERTISEMENT
Herpes pada bayi dan anak-anak, seperti pada orang dewasa, biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks atau HSV-1. Kebanyakan orang yang memiliki virus HSV-1 pertama kali mendapatkannya antara usia satu dan lima tahun.
Selain luka, virus herpes biasanya tidak berbahaya, tetapi lukanya sangat menular. Mereka dapat menyebar melalui air liur, kontak kulit, dan menyentuh sesuatu yang mengandung virus.
Infeksi herpes terjadi pada kurang dari 1% kelahiran, tetapi dalam kebanyakan kasus, infeksi herpes yang baru lahir ditularkan dari ibu ke bayi selama persalinan. Ibu mungkin tidak memiliki gejala herpes, tetapi jika terinfeksi, ibu tersebut masih bisa menularkan virus ke bayi.
Dalam beberapa kasus, bayi mungkin terinfeksi ketika seseorang yang memiliki infeksi aktif menyentuh, mencium, memeluk, atau memeluk bayi. Maka itu, sebaiknya bayi yang baru lahir tidak dulu disentuh, dicium, atau kontak fisik lainnya dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Jika infeksi terbatas pada mulut, kulit, atau mata, bayi mungkin dapat pulih dengan pengobatan antivirus. Namun jika tidak diobati, infeksi herpes dapat menyebar ke organ-organ penting, Ma. Sekitar 85% bayi yang tidak diobati dengan segera berpotensi meninggal dunia.
Ciri-ciri penyakit herpes pada bayi dan anak
Herpes pada bayi dan anak-anak biasanya dimulai dengan lepuh kecil di sekitar mulut dan bibir. Luka ini mungkin juga muncul di hidung, dagu, dan pipi.
Setelah beberapa hari, lepuh mengeluarkan cairan dan membentuk kerak. Mereka akan sembuh total dalam satu hingga dua minggu. Selain lecet, berikut gejala lain yang mungkin terlihat jika bayi mengalami infeksi virus herpes seperti dikutip dari WebMD.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindarinya, Mama-Mama harus ekstra hati-hati saat merawat si kecil. Jika kamu menderita sakit pilek atau menduga bahwa kita menderita infeksi herpes, harus segera lakukan tindakan pencegahan.
Misalnya, dengan tidak mencium bayi, cuci tanganmu terlebih dahulu sebelum melakukan kontak fisik dengan si kecil, cuci tangan sebelum menyusui, dan tutupi semua luka untuk menghindari menyentuh mulut dan kemudian payudara secara tidak sengaja. Hal ini bisa menularkan virus ke bayi yang sehat.
(RPR)