Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Hukum Tedak Siten dalam Islam dan Beberapa Faktanya yang Perlu Kamu Ketahui
26 Oktober 2021 13:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Apabila Mama-Mama berasal dari tanah Jawa, sepertinya sudah enggak asing lagi ya dengan Tedak Siten ini? Tradisi ini juga banyak dikenal dengan upacara turun tanah. Umumnya acara ini diadakan ketika si kecil pertama kali bisa belajar berjalan atau menginjak tanah.
Meski demikian, bagi umat Muslim penting juga buat kita mengetahui bagaimana ketentuan serta hukum Tedak Siten dalam Islam ini. Jangan sampai kita malah melakukan sesuatu yang dikhawatirkan melanggar syariat.
Lalu bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak ya yang telah Mama rangkum dari beberapa sumber ini.
Rangkaian Acara Tedak Siten
Sebelum tahu hukumnya, ketahui dulu bagaimana rangkaian dari upacara ini. Upacara Tedak Siten dimulai dengan menyajikan serangkaian makanan tradisional untuk selamatan. Makanan tradisional tersebut berupa ‘jadah’ atau ’tetel’ sebanyak tujuh warna.
ADVERTISEMENT
Umumnya makanan tersebut terbuat dari beras ketan dicampur parutan kelapa muda. Kemudian ditumbuk sampai bercampur menjadi satu dan bisa diiris. Beras ketan ini nantinya bakal diberi pewarna merah, putih, hitam, kuning, biru, jingga, dan ungu.
Jadah tersebut merupakan penggambaran kehidupan bagi si anak. Sementara itu aneka warna yang diaplikasikan adalah jalan hidup yang nantinya akan dilalui si kecil. Selanjutnya jadah akan disusun dari mulai warna hitam hingga ke putih. Sebagai tanda bahwa sebuah masalah yang berat nantinya akan ditunjukkan jalan keluarnya.
Kemudian ada juga makanan tradisional berupa tumpeng serta pelengkapnya, seperti ayam utuh, sayur kacang panjang, sayur kecambah, kangkung, dan yang lainnya. Nasi tumpeng sendiri adalah perlambang permohonan orang tua agar kelak si kecil menjadi insan yang berguna.
ADVERTISEMENT
Sedangkan sayur kacang panjang sebagai simbol umur panjang. Selanjutnya sayur kangkung sebagai simbol kesejahteraan. Kecambah sebagai simbol kesuburan, terakhir ada ayam sebagai simbol kemandirian.
Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi menapakkan kaki bayi di sebuah tangga. Tangga tradisional ini biasanya dibuat dari tebu jenis ‘arjuna’ dengan dihiasi kertas warna-warni. Prosesi ini melambangkan harapan orang tua agar bayi memiliki sifat yang bertanggung jawab dan tangguh.
Selanjutnya adalah bayi bakal dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang telah dihias dengan kertas berwarna warni. Hal ini menggambarkan kelak si buah hati akan dihadapkan dengan berbagai jenis pekerjaan.
Umumnya bayi bakal dihadapkan dengan beberapa yang bisa dipilih, sebagai contoh uang, alat tulis, buku, cermin, pensil, mainan, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kalau si kecil mengambil salah satu dari barang tersebut maka dipercaya barang pilihannya adalah gambaran hobi atau minatnya di masa depan yang akan datang.
Upacara Tedak Siten diakhiri dengan memandikan anak ke dalam air bunga lalu dipakaikan baju baru. Pada prosesi ini, disediakan tujuh buah baju, di mana pada akhirnya dia akan memakai baju ketujuh.
Hal ini seperti sebuah harapan agar bayi selalu sehat, membawa nama harum bagi keluarga, hidup penuh keberkahan, dan menjadi anak yang bermanfaat selama hidupnya.
Hukum Tedak Siten dalam Islam
Tedak Siten sendiri diambil dari bahasa Jawa ‘Tedak’ yang maknanya turun, serta ‘Siten’ yang berasal dari kata ‘Siti’ yang memiliki arti tanah. Upacara Tedak Siten biasanya digelar sebagai bentuk rasa syukur karena si kecil sudah bisa berjalan.
ADVERTISEMENT
Umumnya upacara Tedak Siten dilaksanakan saat anak berusia tujuh atau delapan bulan dari kelahiran hitungan pasaran Jawa.
Acara Tedak Siten ini juga diisi oleh doa dari orang tua bayi serta sesepuh agar si kecil sukses dalam menjalani hidupnya kelak.
Tedak Siten yang merupakan tradisi Jawa ini juga tak luput dari proses akulturasi antara agama Islam dengan adat istiadat lokal. Konon, dahulu ajaran Islam disampaikan dengan memadukan nilai-nilai serta tradisi lokal yang ada. Lantas bagaimana sih hukum Tedak Siten dalam Islam?
Nah, Mama baru-baru ini nonton kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya, ulama sekaligus Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon, yang menjelaskan tentang Mudun Lemah atau serupa dengan acara turun tanah juga. Menurutnya, selama niatnya untuk kebaikan dan tidak melanggar syariat Islam, boleh-boleh saja dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Asalkan maksudnya untuk kebaikan. Jadi kita asumsikan saja hal ini merupakan sesuatu yang baik. Syukuran anak yang sudah bisa berjalan ini juga sambil mendoakan agar nantinya dia bisa berjalan ke arah serta tempat yang baik,” ujar Buya Yahya.
Akan tetapi Buya Yahya menekankan, jangan sampai dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang nantinya dikhawatirkan malah menjadi mubazir dan menyalahi syariat Islam.
“Kalau dilihat kan kadang suka ada yang dalam pelaksanaannya menginjak telur atau makanan tertentu. Kita jangan sampai malah menyia-nyiakan itu atau melakukan sesuatu yang mubazir,” ucapnya.
Buya Yahya menekankan agar sebaiknya acara Tedak Siten ini diisi dengan bersyukur, berdoa dan membaca Al-Quran, sedekah, memperpanjang silaturahmi, dan hal lainnya yang bersifat kebaikan.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga sesuai dengan salah satu dari hadis Rasulullah yang berbunyi:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya: “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” [HR. Muslim no.7692].
Demikianlah penjelasan mengenai hukum Tedak Siten dalam Islam serta beberapa hal penting lainnya mengenai upacara Tedak Siten ini. Semoga informasi ini bisa memperluas pengetahuanmu mengenai nilai-nilai budaya serta agama ya, Ma.
ADVERTISEMENT
(AN)