Konten dari Pengguna

Kenapa Bayi Sering Gumoh? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya

23 Desember 2022 8:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kenapa bayi sering gumoh. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kenapa bayi sering gumoh. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Mama-mama adakah yang pernah si kecil gumoh setelah menyusui? Bagi Mama yang baru pertama kali mengalaminya, pasti panik sekali ya.
ADVERTISEMENT
Ketika bayi gumoh, kamu pasti khawatir terjadi sesuatu yang membahayakan si kecil. Tapi, sebenarnya apa sih penyebab dari gumoh yang sering dialami bayi?
Sebelumnya, Mama nggak perlu panik ya, karena gumoh ini normal terjadi kok. Gumoh biasa terjadi pada bayi sehat selama tiga bulan pertamanya. Normal bagi bayi untuk memuntahkan ASI maupun susu formula yang diberikan. Terkadang, bayi gumoh setelah menyusu dan mengeluarkan lagi susu saat bersendawa.
Sebagian Mama mungkin menganggap gumoh yang terjadi pada bayi sama dengan muntah. Nyatanya, gumoh dan muntah itu dua hal yang berbeda loh, Ma.
Mengutip laman Mayo Clinic, gumoh adalah aliran yang merupakan isi perut bayi dan keluar melalui mulutnya, biasanya keluar bersamaan dengan sendawa. Sementara muntah terjadi dengan aliran yang kuat dan keluar dari mulut dengan jumlah lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Menurut American Academy of Pediatrics, beberapa bayi bisa lebih sering gumoh karena beberapa penyebab. Tetapi jika mereka tidak tampak tertekan, Mama tidak perlu khawatir.
Meski demikian, ada tanda-tanda yang harus diwaspadai yang mungkin menunjukkan bahwa gumoh memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

Penyebab Bayi Gumoh

Ilustrasi kenapa bayi sering gumoh. Foto: Pexels
Mengutip laman Very Well Family, bayi baru lahir memiliki sistem pencernaannya yang masih terus berkembang. Karena kondisi itu, bayi lebih sering gumoh pada beberapa bulan pertama dibandingkan bulan-bulan selanjutnya.
Saat bayi menyusu, susu akan mengalir dari tenggorokan, lalu kerongkongan dan kemudian sampai di perut. Kerongkongan terhubung ke perut oleh cincin otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah. Sfingter ini akan terbuka untuk memberi susu jalan masuk ke perut, kemudian menutup kembali.
ADVERTISEMENT
Namun, karena sistem pencernaannya masih belum matang sampai sekitar usia 6 bulan, aliran susu akan kembali naik ke kerongkongan dan disitulah bayi menjadi gumoh. Kondisi ini dikenal sebagai gastroesophageal reflux, infant reflux atau infant acid reflux.
Selain itu, ada tiga alasan utama mengapa bayi gumoh:

1. Minum Susu berlebihan

Minum susu terlalu banyak atau terlalu cepat bisa menjadi biang keladinya. Ini karena bayi memiliki perut yang kecil.
Bayi yang minum terlalu banyak susu dalam satu sesi menyusu mungkin akan cepat kenyang. Dan susu tambahan yang tidak dapat ditampung di perutnya keluar melalui gumoh tersebut.

2. Sensitivitas atau alergi

Bayi gumoh dapat disebabkan karena perut yang sensitif atau alergi terhadap makanan atau minuman yang Mama konsumsi. Alergen dapat ditransfer ke dalam ASI dan menyebabkan bayi muntah.
ADVERTISEMENT

3. Menelan udara saat menyusu

Bayi yang minum dengan sangat cepat juga menelan udara bersama dengan susunya. Ini terutama jika Mama memiliki refleks let-down yang kuat atau persediaan susu yang melimpah.

Cara Mencegah Gumoh

Ilustrasi kenapa bayi sering gumoh. Foto: Pexels
Ada beberapa hal yang dapat Mama-mama lakukan untuk mengurangi kemungkinan atau frekuensi bayi gumoh, sebagai berikut:

1. Sendawakan Bayi

Seusai menyusui si kecil, usahakan untuk menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari perutnya yang tertelan selama menyusu. Setelah bersendawa, bayi akan lebih nyaman. Mengeluarkan udara juga dapat membuat lebih banyak ruang di perut bayi untuk terus menyusu.

2. Kondisi Menyusui yang Tenang

Mama dapat mencoba untuk membatasi gangguan, kebisingan, dan cahaya yang terang saat sedang menyusui. Menyusui dengan kondisi yang lebih tenang dapat menyebabkan bayi lebih sedikit gumoh. Jangan bergerak atau beraktivitas yang terlalu aktif sesaat setelah menyusui.
ADVERTISEMENT

3. Beri Jeda saat Menyusui

American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menunggu setidaknya 2,5 jam di antara waktu menyusui untuk bayi yang diberi susu formula, dan 2 jam untuk bayi yang disusui secara langsung. Ini penting untuk membiarkan perut kosong sebelum menambahkan lebih banyak susu ke dalam perut bayi.

4. Kelola Aliran ASI yang Kuat

Jika Mama memiliki refleks let-down yang kuat, ASI mungkin akan mengalir terlalu cepat untuk si kecil. Usahakan untuk menyusui dalam posisi berbaring sehingga bayi menyusu melawan gravitasi. Mama juga dapat memompa atau memerah ASI dari payudara sebelum mulai menyusui untuk membantu memperlambat aliran ASI.

5. Bereksperimen Dengan Posisi

Cobalah berbagai posisi menyusui yang berbeda untuk melihat apakah ada posisi yang lebih nyaman daripada posisi yang lain untuk bayi. Dan setelah menyusu, usahakan agar kepala bayi tetap tegak dan terangkat setidaknya selama 30 menit.
ADVERTISEMENT

Kapan Gumoh Menjadi Tanda Bahaya?

Ilustrasi kenapa bayi sering gumoh. Foto: Pexels
Tanda dan gejala tertentu mungkin bisa menunjukkan kondisi yang mendasarinya atau sesuatu yang lebih serius daripada gumoh biasa. Segera hubungi dokter jika bayi Mama mengalami hal seperti berikut ini:
(ANS)