Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kesalahan Mendidik Anak Laki-laki yang Sering Orang Tua Tidak Sadari
11 Maret 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, bisa saja tanpa kita sadari kita telah melakukan kesalahan mendidik anak laki-laki. Bicara soal pola asuh pada anak memang enggak akan pernah ada habisnya, ya. Ini juga menjadi salah satu bahan diskusi Mama dengan suami.
ADVERTISEMENT
Mendidik anak perempuan dan laki-laki tentu akan berbeda. Dari kebutuhan serta karakteristik saja mereka sudah berbeda. Dulu mungkin kita sering mendengar kata-kata, “anak cowok enggak boleh nangis” atau “anak cowok enggak boleh cengeng”. Tapi, ternyata, kita sebaiknya menghindari penggunaan kalimat itu. Karena anak laki-laki pun bisa sedih dan kecewa, sehingga wajar jika dia menangis.
Oleh karena itu, Ma, orang tua kita perlu memerhatikan bagaimana psikologisnya. Agar dia menjadi karakter yang baik dan dapat diandalkan.
Sebab, kalau kita salah dalam mendidik anak laki-laki, dikhawatirkan nantinya dia akan menjadi anak yang kurang peka, tidak dapat mengontrol emosi, atau bahkan jauh dari keluarganya.
Lantas apa saja sih kesahalan mendidik anak laki-laki yang perlu Mama-Mama dan Papa-Papa ketahui? Simak penjelasannya di sini yang telah Mama rangkum dari berbagai sumber ini, ya!
ADVERTISEMENT
Kesalahan Mendidik Anak Laki-laki
1. Memaksa anak menjadi sosok yang kuat
Seperti yang tadi awal Mama jelaskan ya, kalau dulu kita sering banget mendengar anak laki-laki dituntut untuk selalu kuat. Sebagai contoh, melarangnya menangis saat dia terluka usai terjatuh.
Justru hal ini akan memberikan dampak buruk baginya, karena si kecil tidak boleh mengekspresikan emosinya. Jika hal ini dibiarkan, maka si kecil nantinya tidak akan bisa mengenali emosinya. Di masa depan, hal tersebut juga bisa berdampak buruk di mana anak bisa tumbuh menjadi sosok yang emosional dan tidak bisa berempati dengan sekitarnya.
Maka dari itu, yuk kita coba ajak si kecil untuk bisa mengekspresikan perasaannya. Wajar kok kalau anak laki-laki merasakan takut, sedih, malu, atau hal lainnya yang membuat dia tidak nyaman. Pastikan Mama-Mama dan Papa-Papa juga tetap berada di samping mereka untuk mendengarkan segala keluhannya.
ADVERTISEMENT
2. Tidak mengizinkannya melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan perempuan
Tak bisa dipungkiri ya, kalau sejak lahir anak memang cenderung diperlakukan berdasarkan dari jenis kelaminnya. Dari sejak kecil misalnya, anak laki-laki sudah diberikan mainan berupa mobil-mobilan dan robot-robotan. Sedangkan anak perempuan bermain boneka.
Begitu pula dengan kesehariannya. Anak laki-laki akan lebih banyak melakukan aktivitas yang bersifat fisik, seperti olahraga. Lalu, ketika si kecil merasa lebih tertarik dengan kegiatan yang biasa dilakukan ibu atau saudara perempuannya, contohnya memasak. Justru masih banyak orang tua yang melarang anak laki-lakinya melakukan hal tersebut.
Padahal enggak masalah kok kalau sekali-kali melibatkannya dalam memasak atau membersihkan rumah. Minimal hal tersebut bisa menumbuhkan tanggung jawabnya untuk mulai membereskan mainan atau barang-barangnya sendiri. Justru kebiasaan baik seperti ini akan berguna bagi kehidupan mereka di masa depan, bukan?
ADVERTISEMENT
3. Memberikan hukuman fisik pada anak laki-laki
Masih banyak pendapat di luar sana yang menyatakan “anak laki-laki harus kuat dan tahan banting”. Sehingga, masih banyak orang tua yang menerapkan hukuman fisik pada anak laki-lakinya dengan dalih melatihnya buat lebih kuat dan disiplin.
Baik anak perempuan ataupun anak laki-laki, tetap mereka juga memiliki rasa takut. Alih-alih membuatnya menjadi lebih berani dan kuat, memberikan hukuman fisik kepadanya malahan bakal menjadikan anak lebih penakut.
Hukuman fisik juga sangat berdampak buruk pada psikologis si kecil. Dikhawatirkan nantinya dia akan tumbuh menjadi sosok yang mudah marah, bertindak agresif, dan tidak dapat mengelola emosinya.
4. Terus membandingkannya dengan anak lain
Banyak orang tua yang berharap anak laki-lakinya menjadi sosok yang unggul. Kemudian, malah sering membandingkan si kecil dengan anak lainnya, misalnya membandingkannya dengan teman sekelasnya.
ADVERTISEMENT
Dilansir laman Firstcry Parenting, hal ini juga merupakan sesuatu yang bisa memberikan efek buruk bagi si kecil. Ketika orang tua terus membandingkannya dengan anak lainnya, hal tersebut akan memengaruhi tingkat kepercayaan dirinya.
Padahal, setiap anak memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing. Daripada terus membandingkannya dengan pencapaian anak lain, sebagai orang tua sebaiknya kita membantunya mengeksplor setiap minat, bakat, dan kelebihan yang dia miliki.
5. Tidak memberikan contoh yang baik saat memperlakukan anak perempuan
Kesalahan mendidik anak laki-laki selanjutnya adalah memberikan stereotip berdasarkan jenis kelamin anak. Misalnya seperti ini, mengharuskan anak laki-laki untuk lebih banyak melakukan olahraga atau aktivitas lainnya dan membiarkan anak perempuan untuk lebih banyak bermain di dalam rumah.
Jika terus dibiarkan bisa jadi nantinya anak laki-laki menganggap anak perempuan menjadi seorang individu yang lemah. Tugas kita nih Ma, sebagai orang tua buat meluruskan anggapan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kamu dan pasangan bisa memberikan contoh yang baik bagaimana sih seharusnya anak laki-laki memperlakukan anak perempuan. Sebagai contoh, ketika Mama-Mama sudah memasak makan malam untuk keluarga, maka Papa-Papa bisa mengucapkan terima kasih atau melontarkan pujian pada makanan yang telah disajikan.
Dengan tindakan kecil seperti itu, lambat laun anak laki-lakimu juga bisa belajar menghargai dan mengetahui bagaimana cara memperlakukan anak perempuan dengan baik.
Itulah dia beberapa kesalahan mendidik anak laki-laki. Menjalani peran sebagai orang tua untuk mendidik anak memang penuh dengan tantangan, ya. Namun, pastikan kamu selalu mengajarkan dan mencontohkan hal yang benar. Supaya nantinya si kecil tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab.
(AN)