Kisah Nabi Daud dan Raja Thalut yang Iri Kepadanya

Konten dari Pengguna
2 Juli 2021 15:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Baju Perang. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Baju Perang. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Salah satu kisah nabi yang menceritakan kemahiran dalam berperang adalah kisah Nabi Daud. Selain menjadi seorang nabi, sebagian dari kita mungkin sudah mengetahui bahwa Nabi Daud merupakan raja dari kaum Bani Israil.
ADVERTISEMENT
Keistimewaan Nabi Daud, ayahanda Nabi Sulaiman ini, di antaranya adalah jiwa pemberani yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepadanya. Keistimewaan satu itu enggak terlepas dari sosoknya yang taat beribadah dan enggak pernah lupa selalu bersyukur.
Sejak kecil, beliau sudah memiliki keinginan untuk berperang lho, Ma. Sangking berani dan sering memenangkan peperangan, Nabi Daud mengundang rasa iri dan dengki dari Raja Thalut.
Siapa sih Raja Thalut dan bagaimana kelanjutan kisah Nabi Daud yang telah berperang sejak kecil? Kalau penasaran, langsung saja simak kisah lengkapnya di bawah ini, ya.

Kisah Nabi Daud dan Raja Thalut

Ilustrasi Pintu Depan Kerajaan. Foto: Freepik
Kerajaan yang dihuni oleh kaum Bani Israil diperintah pertama kali oleh seorang raja yang terkenal dengan kecerdikannya berperang, yaitu Raja Thalut.
ADVERTISEMENT
Mendengar berbagai kisah peperangan yang dimenangkan kerajaan Raja Thalut, Nabi Daud yang sejak kecil telah memiliki jiwa pemberani menemui sang raja dan memberitahukan keinginannya untuk ikut berperang.
Mendengar hal itu, Raja Thalut meremehkan Nabi Daud. Menurutnya, Nabi Daud masih terlalu kecil untuk berperang sehingga ia juga belum memiliki tenaga yang cukup untuk melawan musuh.
Namun, Allah Swt menunjukkan kekuasaan-Nya melalui perantara Nabi Daud yang pantang menyerah. Saat Raja Thalut dan pasukannya berperang melawan Raja Jalut yang terkenal kejam dan kuat, Nabi Daud mengikutsertakan dirinya dalam peperangan itu.
Ilustrasi Baju Perang dan Kuda Perang. Foto: Freepik
Berbekalkan senjata berupa batu kecil yang dilengkapi dengan alat untuk melemparkannya, lemparan Nabi Daud ternyata tepat sasaran mengenai kepala musuh. Lemparan bertubi-tubi yang beliau berikan akhirnya mampu membunuh Raja Jalut.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Nabi Daud mengalahkan Raja Jalut dimuat dalam surat Al-Baqarah ayat 251.
فَهَزَمُوهُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُودُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَععْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
Artinya:
“Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”
Sejak saat itu, ketika usianya telah cukup dewasa, Raja Thalut yang menyaksikan sendiri kepiawaian Nabi Daud dalam berperang, mengangkat dirinya sebagai panglima perang. Selain itu, Nabi Daud juga dinikahkan dengan salah satu anak perempuan Raja Thalut.
Ilustrasi Bangunan Terkena Dampak Perang. Foto: Freepik
Dari waktu ke waktu, Nabi Daud semakin terkenal dan diakui kehebatannya dalam berperang. Namun, hal itu justru membuat Raja Thalut dilingkupi rasa iri dan dengki. Ia pun merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Daud.
ADVERTISEMENT
Pada saat bersamaan, sang putri yang telah menjadi istri Nabi Daud mendengar rencana jahat itu. Dia segera memberitahukan suaminya dan mereka meninggalkan istana tidak lama setelahnya.
Raja Thalut tidak tinggal diam, ia segera memerintahkan prajuritnya untuk mencari keberadaan Nabi Daud. Setelah diketahui, Raja Thalut segera menuju tempat persembunyian tersebut.
Ketika Raja Thalut memutuskan untuk beristirahat di suatu tempat dan tidur sejenak, ia sangat terkejut ketika terbangun dan mendapati bajunya telah terpotong sebagian. Ternyata, di depannya telah berdiri Nabi Daud.
Ilustrasi Istana Islam. Foto: Freepik
“Seandainya aku ingin membunuhmu, aku mampu melakukannya. Tetapi, aku tidak ingin menginkari janji dan menipu.”
Setelah ketakutan dan mendengar ucapan Nabi Daud, Raja Thalut meminta maaf dengan tulus. Dengan lapang dada, Nabi Daud pun memaafkan sang raja.
ADVERTISEMENT
Tidak lama setelahnya, Raja Thalut menutup usia. Sebagai penggantinya, pembesar kerajaan dan kaum Bani Israil bersepakat untuk mengangkat Nabi Daud sebagai raja mereka.
Selama masa kepemimpinannya, Nabi Daud berjuang untuk menegakkan serta menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru negeri di sekitarnya.
***
Dari kisah tentang kemahiran Nabi Daud dalam berperang hingga membuat Raja Thalut menjadi iri, kita dapat belajar untuk menjadi sosok yang pemberani berbekalkan petunjuk dan pertolongan Allah Swt sebagai kekuatan terbesar yang bisa membantu kita.
Selain itu, kita juga jadi belajar untuk menjauhi sifat iri dan dengki. Kisah Nabi Daud di atas juga bisa menjadi dongeng anak islami untuk mengantar tidur si kecil.
Dari sana, mereka bisa mengetahui kebesaran Allah Swt kepada hamba-Nya yang taat beribadah dan selalu mensyukuri nikmat. Semoga kita bisa bercermin dari sikap-sikap terpuji Nabi Daud ya, Ma.
ADVERTISEMENT
(TMA)