Konten dari Pengguna

Kisah Nabi Muhammad yang Dermawan

24 Juni 2021 12:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ukiran Nama Nabi Muhammad. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ukiran Nama Nabi Muhammad. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Sebagai sosok teladan para umatnya, kisah Nabi Muhammad saw bisa Mama-Mama jadikan sebagai pembelajaran akhlak nomor satu bagi anak-anak. Terlebih, untuk urusan kedermawanan, Baginda Rasul merupakan sosok yang selalu murah hati dalam kegiatan berbagi. Enggak memandang siapa pun orang yang membutuhkan bantuan, Nabi Muhammad senantiasa menolong mereka.
ADVERTISEMENT
Kali ini, Mama akan menyajikan beberapa kisah teladan dari Nabi Muhammad saw yang bisa Mama-Mama ceritakan kembali kepada anak-anak. Terdapat dua kisah di bawah ini yang didasarkan pada penuturan sahabat Nabi, Umar bin Khattab sebagaimana yang dicantumkan dalam HR. Tirmidzi, dan penuturan dari Sahl bin Saad sebagaimana yang dicantumkan dalam HR. Bukhari.

Kisah Kedermawanan Nabi Muhammad

1. Kedermawanan Nabi Muhammad meskipun Hartanya Telah Habis
Umar bin Khattab pernah bercerita pada suatu hari ada seorang laki-laki yang datang menemui Nabi Muhammad saw. Kedatangan itu dimaksudnya untuk meminta-minta, beliau lalu memberinya.
Ilustrasi Membaca Kitab Suci. Foto: Freepik
Kebaikan dan kemurahan hati Nabi Muhammad menyebabkan pada keesokan harinya laki-laki itu kembali datang. Nabi Muhammad tetap memberikan bantuan dengan ikhas sehingga lagi dan lagi, laki-laki tersebut terus berdatangan meminta-minta.
ADVERTISEMENT
Puncaknya, pada suatu hari, Nabi Muhammad tidak lagi memiliki benda ataupun uang yang dapat beliau berikan kepada sang lelaki. Beliau bersabda, "Aku tidak mempunyai apa-apa saat ini. Tapi, ambillah yang kau mau dan jadikan sebagai utangku. Kalau aku mempunyai sesuatu kelak, aku yang akan membayarnya."
Umar yang saat itu sedang bersama Nabi Muhammad kemudian menimpali perkataan itu, "Wahai Rasulullah, janganlah memberi di luar batas kemampuanmu."
Ilustrasi Tanah Arab. Foto: Freepik
Rasulullah saw tidak menyukai perkataan Umar tersebut. Lalu, tiba-tiba saja, datang seorang laki-laki dari kaum Anshar yang berkata, "Ya Rasulullah, jangan takut, terus saja berinfak. Jangan khawatir dengan kemiskinan."
Mendengar ucapan laki-laki dari kaum Anshar itu, Rasulullah tersenyum. Kemudian, beliau beliau berkata kepada Umar, "Ucapan itulah yang diperintahkan oleh Allah kepadaku."
ADVERTISEMENT
(Berdasarkan HR. Tirmidzi)
***
2. Kisah Sepotong Syamlah
Sahl bin Saad pernah bertutur bahwa pada suatu hari datanglah seorang perempuan yang menghadiahkan sepotong syamlah (baju lapang yang menutup seluruh badan) dengan bagian ujung yang ditenun kepada Nabi Muhammad saw.
Perempuan itu berkata, "Ya Rasulullah, akulah yang menenun syamlah ini dan aku hendak menghadiahkan kepada Engkau."
Nabi Muhammad sangat menyukai syamlah tersebut. Tanpa banyak bicara, beliau langsung mengambil, memakainya dengan gembira, dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada perempuan itu. Nabi Muhammad benar-benar sedang membutuhkan dan menyukai syamlah tersebut.
Ilustrasi Kaligrafi Nama Nabi Muhammad. Foto: Freepik
Tidak lama setelah wanita itu pergi, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang meminta syamlah tenun. Rasulullah pun dengan ikhlas memberikannya. Para sahabat yang melihat tindakan itu segera bersuara menanggapi, "Hai Fulan, Rasulullah saw sangat menyukai syamlah tersebut, mengapa kau memintanya? Kau kan tahu Rasulullah tidak pernah tidak memberi kalau diminta?"
ADVERTISEMENT
Laki-laki itu menjawab, "Aku memintanya bukan untuk dipakai sebagai baju, melainkan untuk kain kafanku nanti kalau aku meninggal".
Tidak lama kemudian, laki-laki itu meninggal dan syamlah tersebut menjadi kain kafannya.
(Berdasarkan HR. Bukhari)
***
Itu dia Ma, 2 kisah kedermawanan Nabi Muhammad saw yang enggak mengenal batasan. Kemuliaan beliau sebagai pemimpin tampak dari sikapnya yang selalu mengedepankan kepentingan umat. Nyatanya, sikap seperti itulah yang menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai teladan nomor satu bagi kita umat Islam.
Semoga kita bisa mencontoh kebaikan serupa ya, Ma. Jangan lupa pula, biasakanlah berbagi kisah tentang Nabi Muhammad kepada anak-anak agar mereka semakin paham bagaimana kemuliaan serta kesempurnaan sikap baik beliau.
(TMA)