Konten dari Pengguna

Mengenal Pola Asuh Demokratis pada Anak

7 Februari 2023 8:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang tua dengan gaya parenting demokratis. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua dengan gaya parenting demokratis. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Ada banyak jenis parenting atau pola asuh orang tua, Ma. Salah satunya adalah pola asuh demokratis.
ADVERTISEMENT
Istilah pola asuh demokratis mungkin terdengar asing di telinga kita. Sama seperti namanya, jenis parenting ini dilaksanakan berdasarkan rasa hormat dan kesetaraan antara orang tua maupun anak.
Guna mengetahui lebih lanjut mengenai pola asuh demokratis, yuk simak ulasan seputar jenis parenting tersebut di bawah ini!

Pengertian Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah gaya pengasuhan orang tua yang bercirikan keadilan, kesetaraan, serta saling menghormati dan menghargai antara orang tua dan anak. Pola asuh ini diperkenalkan oleh Alfred Adler.
Sama seperti namanya, gaya parenting demokratis menganut nilai-nilai demokratis yang artinya anak memiliki hak untuk berpendapat dan orang tua perlu menghargainya, begitu pula sebaliknya.
Pola asuh ini juga memberikan kebebasan yang disesuaikan dengan usia anak. Meskipun demikian, orang tua tetap mengawasi anak saat diberikan kebebasan.
ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis

Salah satu ciri pola asuh demokratis adalah anak memiliki hak untuk berpendapat dan orang tua perlu menghargainya, begitu pula sebaliknya. Foto: Pexels.com
Pola asuh demokratis pada anak dinilai sebagai salah satu gaya parenting yang unik sebab memiliki ciri yang khas. Dikutip dari Mom Junction, berikut ciri-ciri dari pola asuh demokratis.

1. Melibatkan Anak dalam Pembuatan Aturan

Dalam pola asuh demokratis, aturan tetap ada. Namun, berbeda dengan pola asuh otoriter, gaya demokratis melibatkan anak dalam pembuatan aturan.
Hal ini dianggap penting agar anak memahami aturan tersebut dibuat dan dampak negatif untuknya. Contohnya, Mama menjelaskan kepada anak mengapa ia dilarang bermain gadget terlalu lama karena berefek buruk bagi kesehatan matanya.

2. Memberikan Berbagai Pilihan

Pola asuh demokratis mendorong anak untuk memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan. Orang tua hanya bertugas untuk menjelaskan keuntungan atau konsekuensi dari pilihan yang akan diambil anak.
ADVERTISEMENT
Anak akan berlatih untuk memilih keputusan yang tepat berdasarkan pertimbangan keuntungan dan konsekuensi dari setiap pilihan.

3. Menghargai Sikap Positif Anak

Orang tua dengan gaya asuh demokratis selalu memberikan penghargaan setiap anak melakukan perilaku atau sikap yang positif. Misalnya, anak menaati aturan atau membuat pilihan yang baik.
Sebaliknya, jika anak bersikap buruk. Orang tua akan memberikan hukuman, tetapi hukuman yang diberikan bukanlah hukuman fisik, seperti memukul anak atau membentaknya dengan keras.

4. Selalu Memberikan Motivasi

Ciri pola asuh demokratis selanjutnya adalah orang tua selalu memberikan motivasi agar anak dapat mencapai tujuannya. Orang tua juga berusaha sebaik mungkin untuk mencukupi kebutuhan anak agar mencapai cita-citanya.

5. Tidak Memaksakan Pendapat

Orang tua dengan pola asuh demokratis memperlakukan anak setara atau sederajat dengannya. Alih-alih memaksakan pendapat mereka, orang tua mengajak anak untuk berdiskusi dalam membuat keputusan tertentu.
ADVERTISEMENT

Tips Menerapkan Pola Asuh Demokratis

Tips menerapkan pola asuh demokratis adalah orang tua yang menyeimbangkan antara perannya sebagai orang tua dan sebagai teman untuk anaknya. Foto: Pexels.com
Jika Mama ingin menerapkan pola asuh demokratis, ada beberapa hal yang perlu Mama pastikan, di antaranya:
Itulah penjelasan mengenai pola asuh demokratis orang tua pada anak. Intinya, pola asuh ini melibatkan pembuatan keputusan dan pemberian kebebasan pada anak agar anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan asertif.
ADVERTISEMENT
(SAI)