Konten dari Pengguna

Penyebab Bayi Ngorok, Apa Sih?

29 Januari 2022 14:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penyebab bayi ngorok saat tidur. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyebab bayi ngorok saat tidur. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Salah satu teman Mama cerita kalau dia lagi cari informasi soal penyebab bayi ngorok saat tidur. Mama-Mama di sini ada enggak yang bayinya ngorok juga saat tidur?
ADVERTISEMENT
Sedikit curcol, waktu anak Mama masih bayi juga dia lumayan sering ngorok saat tidur. Saat itu, yang namanya ibu baru jadi panik sendiri. Mama takut kalau ternyata ada yang menyumbat napas si kecil jadi pernapasannya terganggu.
Tetapi setelah Mama baca-baca, ngorok pada bayi sebenarnya kejadian yang cukup umum, Ma. Kondisi ini juga umumnya akan menghilang sendiri seiring bertambahnya usia si kecil.
Meski normal, Mama-Mama perlu memahami nih apa penyebab bayi ngorok saat tidur dan mewaspadai kemungkinan lain yang dapat terjadi.

Penyebab Bayi Ngorok saat Tidur

Ilustrasi penyebab bayi ngorok saat tidur. Foto: Shutterstock
Bayi yang ngorok saat tidur terjadi karena jalan napasnya yang berukuran kecil terganggu, jadi udara yang masuk menimbulkan getaran pada jaringan di tenggorokan. Mengorok normal terjadi pada hampir tiap bayi kok, Ma. Ini juga akan berangsur-angsur menghilang semakin bertambah usianya.
ADVERTISEMENT
Tetapi kalau ngoroknya enggak semakin mereda, dengkuran bisa jadi merupakan pertanda anak sedang mengalami gangguan kesehatan, Ma. Misalnya bayi mengalami hidung mampet, pembengkakan pada amandel, alergi, atau asma.
Nah, kalau bayi ngorok saat tidur dalam waktu yang lama, kamu mungkin membawanya ke dokter anak untuk mengetahui apa penyebab pastinya. Dokter juga pasti akan memberikan perawatan yang tepat untuk si kecil.
Di samping mendengkur, perhatikan pula ritme pernafasan yang berubah-ubah, Ma. Polanya cepat di awal kemudian melambat, dan seolah terhenti selama 5-10 detik dan kembali normal. Ini disebut sebagai pernapasan periodik.
Dari yang Mama baca di Baby Center, pernapasan periodik ini bisa terjadi sampai bayi berusia 6 bulan. Kalau napas bayi berhenti lebih dari 20 detik, kemungkinan si kecil mengalami sleep apnea.
ADVERTISEMENT
Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang mengakibatkan pernafasan terhenti dan membuat otak tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup. Selain itu, ini terjadi kalau bayi ngorok terus-terusan tiap malam dan tidak kunjung mereda, dan bila suara dengkurannya sangat keras.

Cara Mengatasi Bayi Ngorok saat Tidur

Ilustrasi penyebab bayi ngorok saat tidur. Foto: Shutterstock
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencoba menghentikan dengkuran saat bayi tidur. Misalnya beberapa cara berikut ini.
1. Perbaiki posisi tidur bayi
Posisi tidur yang tepat bisa meredakan dengkuran. Atur agar posisi tidurnya telentang dan miringkan kepalanya ke satu arah. Setelah beberapa waktu, miringkan kepala ke bagian yang lain. Hal ini dimaksudkan agar jalan napasnya berjalan lancar.
2. Bersihkan kamar bayi
Salah satu penyebab bayi tidur mendengkur adalah hidungnya yang tersumbat oleh alergen seperti debu. Ada baiknya kamu rutin membersihkan kamar bayi setiap hari untuk mencegah debu menempel di tempat tidur, bantal, dan juga selimut yang mungkin akan terhirup bayi dan menyebabkan ia tidur dalam keadaan mendengkur.
ADVERTISEMENT
3. Bersihkan hidung bayi
Kalau penyebab si kecil mendengkur adalah karena hidungnya tersumbat, maka kamu bisa membersihkan hidungnya menggunakan obat tetes khusus. Selain itu, mungkin dokter juga akan memberikan obat semprot hidung khusus bayi, yaitu salty nasal spray yang dapat membantu bayi bernapas lebih mudah.
4. Beri bayi uap
Jika kondisi mendengkur bayi tak kunjung reda dalam beberapa hari, tak ada salahnya untuk membawa si kecil ke dokter. Penguapan dapat membantu meringankan hidung bayi yang tersumbat dan menghilangkan dengkuran dalam tidurnya. Selain itu, uap juga akan membantu menangani kondisi pilek pada bayi.
(RPR)