Konten dari Pengguna

Ubun-ubun Bayi Berdenyut, Apakah Normal?

29 Desember 2022 6:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ubun-ubun bayi berdenyut. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ubun-ubun bayi berdenyut. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kalau mama sadari, pada kepala bayi terdapat bagian lunak yang terkadang membuat orang tua baru khawatir jika tidak sengaja tertekan atau tersentuh. Bahkan, mungkin Mama pernah melihat bagian lunak di ubun-ubun tersebut berdenyut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, Mama nggak perlu panik dengan lunak pada ubun-ubun bayi, karena bagian tersebut terlindungi dan enggak menyakiti bayi.
Adanya bagian lunak pada kepala bayi disebabkan oleh tulang tengkorak si kecil yang belum menutup secara sempurna. Sehingga masih ada bagian yang belum terlapisi dengan tekstur keras di kepalanya.
Kamu nggak perlu khawatir, karena seiring perkembangan si kecil, bagian lunak pada ubun-ubun bayi akan mengeras.
Mengutip New Kids Center, tulang kepala atau tengkorak tidak terbentuk langsung utuh berbentuk bulat. Terdapat beberapa gabungan tulang yang menyusunnya. Tulang-tulang yang menyusun tengkorak yaitu dua tulang frontal, dua tulang parietal, dan satu tulang occipital.
Pada bayi, tulang-tulang tersebut belum bertemu secara sempurna. Hal ini menyisakan bagian lunak di titik pertemuan tulang-tulang tersebut. Titik lunak ini disebut dengan fontanel.
ADVERTISEMENT
Meskipun, terlihat seperti cacat pada tengkorak bayi, fontanel ini adalah formasi alami yang terbentuk agar tengkorak bayi bertekstur fleksibel dan mempermudah ketika ia keluar dari saluran lahir.
Lantas, apakah ubun-ubun bayi berdenyut yang Mama-mama lihat pada si kecil adalah hal yang normal? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut ini ya, Ma.

Ubun-ubun Bayi Berdenyut, Apakah Normal?

Ilustrasi ubun-ubun bayi berdenyut. Foto: Pexels
Kalau Mama melihat ubun-ubun bayi berdenyut, ini menandakan adanya aliran darah yang melalui area tersebut. Sehingga, Mama nggak perlu khawatir ya, karena ini adalah hal yang normal!
Nantinya denyut ini akan berkurang dengan sendirinya seiring dengan pertumbuhan si kecil.
Mama mungkin secara nggak sadar memegang area lembut tersebut setiap kali memandikan atau memegang kepala bayi. Memegang bagian tersebut nggak membahayakan bagi bayi dan Mama pastinya boleh menyentuh bagian ubun-ubun tersebut, selama kamu nggak menyentuhnya dengan keras ya.
ADVERTISEMENT
Fontanel mungkin terlihat lunak, tapi sebenarnya tidak. Fontanel ditutupi oleh sebuah lapisan kuat agar bisa melindungi jaringan otak bayi di dalamnya. Fontanel di kepala bayi tentu akan menyatu dan menutup secara sempurna dan kepala si kecil akan mengeras seutuhnya.
Ilustrasi ubun-ubun bayi berdenyut. Foto: Pexels
Fontanel bagian belakang biasanya lebih cepat untuk tertutup. Sekitar usia 6 minggu, biasanya fontanel bagian belakang ini akan hilang. Sedangkan fontanel bagian depan biasanya masih dapat dirasakan sekitar usia 18 bulan.

Akibat Jika Bagian Lunak Menutup Terlalu Cepat

Ilustrasi ubun-ubun bayi berdenyut. Foto: Pexels
Namun, jika bagian lunak pada ubun-ubun bayi menutup terlalu cepat, terdapat kondisi tertentu yang bisa terjadi.
Penutupan fontanel terlalu awal dikenal sebagai craniosynostosis. Kondisi ini bisa menghentikan pertumbuhan otak, keterbelakangan mental, kebutaan, kejang, dan bentuk kepala yang tidak normal.
ADVERTISEMENT
Dokter biasanya akan memeriksa bagian-bagian lunak ini setiap Mama periksa si kecil ke dokter atau klinik anak. Jika ditemukan kondisi ini, biasanya dokter akan memberikan resep khusus atau prosedur bedah khusus untuk membuka kembali area tersebut.
Namun, pada beberapa bayi fontanel mungkin juga tidak menutup tepat pada waktunya karena beberapa alasan. Penyebab umum penutupan ubun-ubun yang terlambat seperti hipotiroidisme kongenital (hormon tiroid rendah sejak lahir), down syndrome, peningkatan tekanan di dalam otak, rakitis, dan mikrosefali familial (kecenderungan genetik untuk memiliki kepala besar).
Jika salah satu atau kedua ubun-ubun bayi belum menutup saat ia berusia 2 tahun, bicarakan dengan dokter umum atau dokter anak untuk saran terbaik.
(ANS)