Konten dari Pengguna

Menguak Fakta Sejarah Penyebaran Kebudayaan Megalitik di Jember

Mamik Wahyu Tri Astutik
Mahasiswa di Uiversitas Jember
20 Maret 2023 5:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mamik Wahyu Tri Astutik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Situs, sumber dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Situs, sumber dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Kebudayaan megalitik adalah suatu fenomena yang bersifat global dalam sejarah. Jejak dari kebudayaan megalitik sendiri banyak di temukan di belahan dunia, kecuali hanya di negara Australia yang tidak memiliki peninggalan pada kebudayaan megalitik. Negara – negara seperti Swiss,Italia,Wales,Jerman,Denmark, Prancis,Spanyol, dan banyak lagi Negara lainnya yang memiliki peninggalan dari kebudayaan megalitik. Salah satu dari negara tersebut juga ada negara Indonesia yang juga memiliki peninggalan-peninggalan pada kebudayaan megalitik. Di Indonesia tidak semua daerah memiliki peninggalan tersebut hanya pada daerah Jawa Timur, khususnya di kota Bondowoso,Situbondo dan Jember (Prasetyo,2015:15)
ADVERTISEMENT
Robert von Heine Galdern (2021) menyimpulkan “Penyebaran megalitikum di Indonesia dapat di bagi menjadi dua gelombang yaitu megalitikum tua dari 2500 SM – 1500 SM, megalitik muda dari 1000 SM – 100 SM”.
Gambar Situs Srino, sumber dokumentasi pribadi
Jember merupakan sebuah kabupaten yang ada di Jawa Timur dengan luas wilayahnya 2.984,87 km. Dengan wilayah utaranya yang berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, wilayah timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi, wilayah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia , dan pada wilayan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Lumajang. Secara geografis, letak Jember berada pada koordinat 133-114 Bujur Timur dan 7-8 Lintang Selatan. Dilihat dari letak geografis di Jember tidak heran jika jember juga menjadi salah satu tempat sebagai sumber sejarah pada jaman kebudayaan megalitik di Indonesia (Prasetyo,2000:215).
ADVERTISEMENT
Kebudayaan megalitik di jember tumbuh dan berkembang diperkirakan pada masa megalitik tua dan megalitik muda. Masa megalitik tua yaitu sekitar tahun 2.500 – 1.500 SM pada masa Neolitik yang di dukung dengan pemakaian bahasa Austronesia dengan menghasilkan alat-alat beliung persegi. Sedangkan pada megalitik muda berkembang pada masa perundagian sekitar melinium pertmama SM, dengan menghasilkan bentuk-bentuk seperti peti kubur batu,sarkofagus,dolmen semu dan bajana batu.
Di jember banyak akan situs-situs peninggalan kebudayaan megalitik. seperti pada desa Kamal yang terdapat situs Doplang, di desa Mayang Seputih terdapat situs Sumberpakem, di desa Jelbuk terdapat situs Suko atau Pakel, dan situs Sukosari di desa Sukowono (Eriawati.,2004).
Gambar kunjungan situs, sumber dokumentasi pribadi
Pada situs-situs yang ada di kota Jember dapat di temukan seperti kubur dolmen yang memiliki fungsi sebagai wadah kubur, landasan batu atau batu kenong yang memiliki fungsi sebagai landasan atau umpak tiang-tiang bangunan rumah,menhir yang memiliki fungsi sebagai yang berhubungan dengan konsepsi bersifat sacral sebagai lambing dan sarana pemujaan,arca menhir memiliki fungsi sebagai lambang nenek moyang dan sekaligus sarana pemujaan terhadapnya untuk berbagai kepentingan,lumpang batu memiliki fungsi sebagai sarana untuk menumbuk biji-bijian serti kopi,jagung,dan lesung batu yang memiliki fungsi sebagai saranayang di gunakan dalam ritual yang berhubungan dengan pemujaan nenek moyan (Soejono dkk.,2010).
ADVERTISEMENT
Sehingga kita bisa menarik kesimpulan mengenai fakta sejarah bahwa di daerah jember menjadi bagian dari atau salah satu tempat penyebaran dari kebudayaan megalitik tersebut. Fakta tersebut dapat di buktikan dengan adanya penelitian terdahulu mengenai fakta sejarah tentang kebudayaan megalitik di jember seperti pada buku Kebudayaan Megalitik di Dataran Tinggi Iyang-Ijen, edisi pertama yang di buat oleh dosen Universitas Jember yaitu Kayan Swastika pada tahun 2020, dan juga terdapat beberapa jurnal – jurnal seperti jurnal Situs Duplang di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember yang di buat oleh Adimah dkk pada tahun 2013,jurnal Pemanfaatan Situs Seputih Di Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember Sebagai Media Pembelajaran Sejarah yang di teliti oleh Irianto dkk pada tahun 2015, dan jurnal Zaman Megalitikum hasil penelitian dari Ahmad pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT