107 Satwa Endemik Asal Papua dan Papua Barat Dikembalikan ke Habitatnya

Konten Media Partner
13 Juli 2021 17:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim dari BKSDA dan Karantina Pertanian Manado dalam kegiatan translokasi satwa endemik Papua dan Papua Barat ke habitat aslinya
zoom-in-whitePerbesar
Tim dari BKSDA dan Karantina Pertanian Manado dalam kegiatan translokasi satwa endemik Papua dan Papua Barat ke habitat aslinya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Sebanyak 107 satwa endemik asal Papua dan Papua Barat dilakukan translokasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara (Sulut), bersama dengan Karantina Pertanian Manado.
ADVERTISEMENT
Satwa endemis ini sebelumnya merupakan hasil repatriasi atau pemulangan kembali dari negara Filipina, oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 31 Juli 2020.
"Sudah satu tahun lebih, satwa ini dikarantina di Cagar Tasikoki, Minahasa Utara. Sudah saatnya untuk dikembalikan ke habitat aslinya," kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih, Selasa (13/7).
Menurut Donni, selama masa karantina, pejabat dokter hewan karantina di wilayah kerja Bitung, telah ditugaskan untuk melakukan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Pemeriksaan dilakukan bersama dengan dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki, Minahasa Utara.
"Translokasi dilakukan sepenuhnya oleh BKSDA Sulut. Untuk Karantina Pertanian Manado, memastikan bahwa selama proses rehabilitasi dan habituasi satwa dalam kondisi baik dan sehat," ujar Donni.
Pemeriksaan kesehatan satwa endemik asal Papua dan Papua Barat, sebelum dilepas liarkan ke habitat asli mereka
Sementara, Winanda selaku dokter hewan PPS Tasikoki mengatakan, jika satwa yang akan dilepasliarkan ke habitatnya, harus dipastikan kondisi kesehatannya baik secara fisik dan klinis dalam kondisi sehat.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, sifat dan perilaku alamiahnya juga harus sudah kembali, dan lokasi pelepasliaran terjamin ketersedian pakan alami dan keamanan habitatnya,” kata Winanda.
Winanda mengakui, secara rinci, pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik dan laboratorium, menggunakan pengujian ELISA terhadap Rabies untuk satwa Pelandu Papua, serta pengujian PCR dan HA/HI terhadap penyakit Avian Influenza (AI) untuk satwa yang tergolong unggas.
"Dalam prosesnya, untuk mengembalikan sifat liarnya seperti di habitat aslinya, para dokter hewan juga telah melakukan observasi selama 14 hari," ujarnya kembali.
Adapun jenis seluruh satwa endemis tersebut, yakni 33 ekor Nuri Kepala Hitam, 2 ekor Kasuari Gelambir Tunggal, Angsa Boiga 3 ekor, Kakaktua Rawa 11 ekor, dan Pelandu Papua 2 ekor, di mana total sebanyak 51 ekor satwa yang dikembalikan ke Jayapura, melalui BKSDA Papua.
ADVERTISEMENT
Sedangkan 56 ekor yang terdiri dari Kakaktua Koki 47 ekor, Nuri Kepala Hitam 1 ekor, Nuri Kabare 2 ekor, Julang Papua 4 ekor, dan Membruk Ubiat 2 ekor, dikembalikan ke BKSDA Papua Barat di Sorong.
“Setidaknya terdapat 9 jenis dari 10 jenis satwa yang dipulangkan merupakan jenis satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi," ujar Plt. Kepala Balai KSDA Sulawesi Utara, Rima Christi.
Perkuat Kerjasama Perlindungan SDA Hayati
Secara terpisah Bambang, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) sangat mengapresiasi pihak-pihak yang telah melakukan tugasnya dalam melakukan upaya perlindungan sumber daya alam hayati.
Menurutnya, perlindungan keaneka ragaman hayati baik tumbuhan, hewan dalam hal ini satwa maupun ternak menjadi perhatian utama Badan Karantina Pertanian. Hal tersebut sesuai dengan amanah UU No. 21 th 2019 tentang Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Bambang berharap sinergisitas seluruh entitas terkait juga masyarakat dapat terus diperkuat, agar dapat menjaga ekosistem tanah air dan bahkan juga dunia.
"Ini juga pesan pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), Barantan harus jadi garda terdepan dalam melindungi sumber daya alam dan pertanian," ujar Bambang kembali.
manadobacirita