19 Napi Pemicu Kerusuhan Lapas Tuminting Manado Dipindahkan ke Nusakambangan

Konten Media Partner
16 April 2020 21:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Narapidana yang menjadi otak kerusuhan Lapas Tuminting di Manado, akhirnya dipindahkan ke Nusakambangan. Mereka diterbangkan menggunakan Pesawat Hercules dan mendapatkan pengawalan ketat aparat gabungan (foto: capture video/istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Narapidana yang menjadi otak kerusuhan Lapas Tuminting di Manado, akhirnya dipindahkan ke Nusakambangan. Mereka diterbangkan menggunakan Pesawat Hercules dan mendapatkan pengawalan ketat aparat gabungan (foto: capture video/istimewa)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 19 orang narapidana yang dinilai menjadi otak dari kerusuhan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tuminting di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (16/4) hari ini, dikirimkan ke Lapas paling ketat di Indonesia, Nusakambangan.
ADVERTISEMENT
Dibantu oleh Kepolisian dan TNI beserta dengan petugas dari Kemenkumham Sulawesi Utara, sekitar pukul 08.00 WITA, ke-19 narapidana yang sementara waktu dititip di Rudenim dijemput dan dibawa ke Landasan Udara Sam Ratulangi dengan menggunakan 6 kendaraan berbeda.
Dengan kawalan ketat dari 12 petugas Brimob, 1 orang Provos Lanud Sam Ratulangi dan 3 orang petugas dari Kemenkumham, ke-19 orang narapidana otak kerusuhan Lapas Tuminting ini, diperiksa suhu tubuh dan kesehatan mereka sebelum dinaikan ke dalam pesawat Hercules C130 milik TNI AU.
Pesawat kemudian Take Off pada pukul 09.00 WITA dan transit di Makassar selama satu jam. Setelahnya, pesawat menuju ke Bandar Udara Adi Sucipto Yogyakarta pada pukul 14.02 WITA, sebelum kemudian dibawa ke LP Nusakambangan.
ADVERTISEMENT
Para narapidana ini menggunakan baju tahanan berwarna orange dengan kepala ditutupi.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Sulawesi Utara, Edy Hardoyo mengatakan, 19 narapidana ini merupakan hasil pemeriksaan Polda Sulawesi Utara, terhadap 41 orang narapidana yang dicurigai sebagai otak kerusuhan di Lapas Tuminting tersebut.
Menurut Hardoyo, ke-19 narapidana ini masuk dalam kategori High Risk, karena menjadi otak kerusuhan. Untuk itu, sejak dari Manado, ke-19 orang ini mendapatkan pengawalan super ketat untuk meminimalisir tindakan-tindakan yang tidak diinginkan.
"Awalnya yang ditemukan hanya 18 orang. Tapi, setelah dikembangkan lagi ternyata ada satu lagi. Akhirnya jadi 19 orang. Mereka mendapatkan pengawalan ketat karena tergolong high risk," kata Hardoyo.
Dikatakan Hardoyo, ke-19 narapidana ini merupakan pengembangan yang dilakukan penyidik Polda Sulut, yang mendapati jika mereka adalah dalang dan mampu mempengaruhi banyak orang, sehingga terjadilah kerusuhan di Lapas Tuminting tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kriterianya jelas dari 41 provokator yang diperiksa, otak-otaknya 19 ini. Karena dianggap berbahaya bisa mempengaruhi orang, dianggap high risk, ya akhirnya mereka ini dikirimkan," kata Hardoyo kembali.
Sekadar diinformasikan, Sabtu (11/4) Lapas Tuminting di Manado, Sulawesi Utara, rusuh. Sejumlah bangunan di dalam Lapas dibakar oleh para narapidana. Pemicunya adalah permintaan narapidana untuk dibebaskan dengan alasan takut terjangkiti virus corona.
Kerusuhan ini terjadi sejak pukul 15.30 WITA dan berlangsung hampir 3 jam lamanya. Para narapidana akhirnya bisa dikendalikan setelah aparat gabungan mendobrak masuk ke dalam Lapas.
febry kodongan
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!