6 Fakta Kasus Juita Lidya Tiwa, Warga Minsel Meninggal Usai Divaksin

Konten Media Partner
22 Juli 2021 12:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman Juita Lidya Tiwa, Warga Minsel yang meninggal dunia di hari ke-10 setelah menerima suntikan vaksin corona
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman Juita Lidya Tiwa, Warga Minsel yang meninggal dunia di hari ke-10 setelah menerima suntikan vaksin corona
ADVERTISEMENT
MINSEL - Juita Lidya Tiwa (30), warga Desa Motoling Dua, Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), meninggal dunia di hari ke-10, setelah dirinya disuntik vaksin corona jenis AstraZeneca. Juita mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), sejak hari pertama divaksin.
ADVERTISEMENT
KIPI yang dialaminya adalah demam, sakit kepala dan mual. Sempat bolak-balik ke Puskesmas untuk memeriksakan kondisinya, Juita, mengembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (18/7).
Berikut beberapa fakta yang dirangkum manadobacirita, terkait dengan kasus Juita, warga Minsel meninggal dunia usai divaksin:
1. Meninggal Hari ke-10 Setelah Disuntik Vaksin Corona
Juita Lidya Tiwa, meninggal dunia di hari ke-10 setelah dirinya divaksin. Juita mendapatkan suntikan vaksin pada Rabu (7/7) dan langsung mengalami demam, sakit kepala dan mual. Minggu (18/7), dirinya kemudian dinyatakan meninggal dunia saat dilarikan ke RSUP Prof Kandouw Malalayan, di Manado, berjarak lebih dari satu jam perjalanan dari kediamannya.
2. Suntikan Dosis Pertama Menggunakan AstraZeneca
Menurut penuturan suaminya, Michael Sigarlaki, Juita Lidya Tiwa, mendapatkan suntikan vaksin corona jenis AstraZeneca, Rabu (7/7). Itu adalah suntikan dosis pertama yang diberikan untuk Juita. Michael sendiri mengaku sudah terlebih dahulu disuntik saat program vaksinasi COVID-19 dilakukan untuk tenaga pengajar.
ADVERTISEMENT
3. Tak Punya Penyakit Turunan
Juita Lidya Tiwa, tak memiliki riwayat penyakit turunan. Hal ini dibuktikan saat pemeriksaan kesehatan sebelum divaksin, Juita dengan mudah lolos screening tersebut dan akhirnya mendapatkan suntikan vaksin. Pihak Puskesmas Motoling, juga mengiyakan jika Juita dalam kondisi sehat saat akan mendapatkan suntikan corona.
Senada disampaikan Michael Sigarlaki, suami Juita. Menurutnya, selama tujuh tahun membina biduk rumah tangga, Juita memang tidak pernah mengalami sakit parah.
4. Ibu 2 Orang Anak Berusia 6 dan 5 Tahun
Michael Sigarlaki, suami dari Juita Lidya Paat, warga Minsel meninggal dunia usai divaksin, tak bisa menyembunyikan rasa duka sekaligus kekecewaannya, saat menceritakan jika mereka memiliki dua orang anak yang masih berusia enam tahun dan lima tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut Michael, kejadian tersebut tak hanya membuat satu nyawa hilang, tetapi juga membuat dua nyawa anak kecil lainnya terancam karena kehilangan kasih saya dari seorang ibu. Anak dari Juita diberi nama Gracio dan Gracia.
5. Puskesmas Sebut Meninggal Karena Kekurangan Hemogoblin Tanpa Peduli Penyebab Awal
Kemarahan sempat menyelimuti keluarga besar Juita Lidya Paat, warga Minsel yang meninggal dunia usai divaksin, saat proses pemakaman jenazah. Pasalnya, pihak Puskesmas yang datang ke acara pemakaman, memberikan klarifikasi jika Juita meninggal bukan karena divaksin, melainkan karena kekurangan Hemogoblin (Hb).
Pihak Puskesmas juga tidak mau menerima alasan awal dari menurunnya kondisi Juita usai divaksin, dan hanya melihat hasil akhir atau hasil sesaat sebelum Juita dinyatakan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Jadi, pihak Puskesmas katanya tidak melihat kejadian awal, tapi penyebab akhir. Kalau penyebab awal, itu tidak masuk laporan. Itu yang bikin keluarga marah. Saya contohkan tentang teori bola es, kan itu dari kecil kemudian jadi besar. Bagaimana bisa langsung besar saja tanpa ada penyebabnya," kata Michael Sigarlaki, suami dari Juita.
6. Suami Sesalkan Tak Ada Pendampingan Pascavaksinasi dari Satgas dan Puskesmas
Michael Sigarlaki, suami dari Juita Lidya Tiwa, sangat menyesalkan tidak adanya pendampingan pascavaksinasi dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 maupun Puskesmas setempat. Menurutnya, mereka sampai kebingungan untuk bertanya terkait dengan gejala demam, sakit kepala dan mual yang dialami istrinya sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
febry kodongan