Konten Media Partner

Ada 668 Ton Anggur Muscat Masuk Sulut Periode Januari Sampai Agustus 2024

2 November 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komoditas anggur muscat diperiksa petugas Balai Karantina Sulawesi Utara. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Komoditas anggur muscat diperiksa petugas Balai Karantina Sulawesi Utara. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
MANADO - Sebanyak 668 ton anggur muscat masuk ke Sulawesi Utara (Sulut) selang periode Januari hingga Agustus 2024 ini. Anggur muscat yang merupakan komoditas impor ini, masuk ke Sulut dari wilayah Surabaya, Jakarta, Makassar dan Halmahera.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulut, I Wayan Kertanegara. Menurutnya, angka 668 ton ini tercatat pada data Best Trust Karantina Sulut.
"Ini komoditas impor yang masuk lewat pelabuhan Surabaya, dan saat importasi masuk ke Indonesia ataupun saat akan dikirim ke sini (Sulut), selalu melewati pengawasan dan wajib pemeriksaan karantina," kata Wayan.
Menurut Wayan, semua barang yang masuk ke Sulut telah memenuhi persyaratan karantina, baik bebas dari hama penyakit maupun dari sisi keamanan dan mutu pangannya.
Sementara itu, baru-baru ini tepatnya pada Rabu (30/10), Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Sulut, telah mengajak beberapa instansi terkait, untuk melihat tindakan karantina anggur muscat. Tujuannya untuk memberikan informasi dan edukasi pada masyarakat terkait tindakan karantina dalam menjamin komoditas yang dilalulintaskan.
ADVERTISEMENT
"Ini kita bisa melihat bahwa Barantin dan kita di Unit Pelaksana Teknis Karantina Sulut, selalu melakukan tindakan karantina, terhadap komoditas yang akan masuk ke wilayah Sulut," ujar Wayan.
Di kesempatan itu, Wayan mengajak Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut untuk melihat tindakan karantina. Hal ini dilakukan sesuai arahan Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, bahwa masyarakat perlu diajak agar memahami tugas dan fungsi karantina, terutama terkait pengawasan keamanan dan mutu pangan.
"Jadi kita lakukan pengawasan dan pemeriksaan saat komoditas tersebut akan masuk ke Sulawesi Utara, baik dari sisi hama penyakit maupun keamanan dan mutu pangannya. Nah, untuk peredaran setelah pemasukan, pengawasannya kita berkoordinasi dengan instansi yang ada di sini," ujar Wayan kembali.
ADVERTISEMENT