Konten Media Partner

Asosiasi Peternak Babi Minta Bantuan Gubernur Cegah Virus ASF Masuk Sulut

22 Mei 2023 5:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengemasan daging babi asal Sulawesi Utara.
zoom-in-whitePerbesar
Pengemasan daging babi asal Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
MANADO - Asosiasi Peternak Babi Sulawesi Utara (APBS) meminta bantuan Gubernur dan Kapolda untuk mencegah agar supaya virus ASF (African Swine Fever) tak masuk ke peternakan di Sulut, mengingat dampaknya yang serius yakni menyebabkan kematian ternak babi 100 persen.
ADVERTISEMENT
Permintaan bantuan ini disampaikan, karena ada kekhawatiran masuknya virus ASF lewat lalu lintas ternak babi dari daerah sudah terserang virus seperti dari Sulawesi Tengah (Sulteng), masih bebas masuk ke wilayah Sulut dengan berbagai cara.
"Kami mewakili pelaku usaha ternak babi di Sulut, mengharapkan bantuan dari Gubernur, Kapolda dan Ketua DPRD Sulut agar membantu penyebaran penyakit ASF lewat penegasan penjagaan perbatasan dan lokasi pemusnahan ternak babi dari daerah yang terpapar virus ASF ini, karena bisa mengancam keberadaan Sulut yang masih bebas dari virus ASF," kata Ketua dan Sekretaris Asosiasi Peternak Babi Sulut, Gilbert Wantalangi dan Daan Kairupan, sebagaimana rilis yang diterima redaksi.
Dijelaskan Gilbert, pihaknya telah menemukan bukti kasus pada Kamis (18/5) lalu, ditemukan di daerah perbatasan masuknya ternak babi dari daerah Sulteng yang sudah terpapar virus ASF. Namun, tidak dimusnahkan karena kendala di Kabupaten Bolsel dan Bolmut tidak ada lokasi pemusnahan serta terkendala anggaran.
ADVERTISEMENT
"Akibatnya, ternak dari daerah terpapar virus ASF tetap masuk ke Sulut. Hal ini sangat berbahaya, karena bisa menjangkiti ternak babi di Sulut yang hingga saat ini zero virus," ujar Gilbert dan Daan.
Menurutnya, akan menjadi sia-sia upaya yang dilakukan pihaknya dengan Dinas terkait memberikan sosialisasi ke peternak untuk mencegah ternak babi terjangkit virus ASF, karena justru dari luar dengan mudah masuk ke Sulut.
Lanjut dijelaskan, dampak dari virus ASF ini sangat besar karena bisa mengakibatkan kematian ternak babi hingga 100 persen, sehingga dampaknya memiliki efek domino, karena kerugian tak hanya kepada peternak, tetap juga ke petani jagung, petani padi, toko pakan, tukang potong serta PAD yang disetorkan.
Apalagi sesuai dengan data yang ada, Sulut merupakan Provinsi pengirim daging babi terbesar ke-2 se Indonesia, karena menjadi satu-satunya daerah penghasil daging babi aman dari virus ASF, sehingga bisa diterima di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Daging babi telah menjadi salah satu komoditi unggulan Sulut sesuai data kementerian pertanian tahun 2021. Untuk itu, kami minta ada ketegasan dari pemerintah dan pihak kepolisian untuk sama-sama menjaga komoditi unggulan ini tetap terjaga dari virus ASF, agar perekonomian bisa berjalan dengan baik," katanya kembali.
manadobacirita