Konten Media Partner

Ayah Siswa Korban Kecelakaan Mobil Antar Jemput Sekolah Menangis di TKP

17 September 2024 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Oldy Lele, ayah dari salah satu siswa SD yang meninggal dunia dalam kecelakaan mobil antar jemput sekolah di ruas jalan belakang perumahan GPI menuju Ring Road Manado, Selasa (17/9).
zoom-in-whitePerbesar
Oldy Lele, ayah dari salah satu siswa SD yang meninggal dunia dalam kecelakaan mobil antar jemput sekolah di ruas jalan belakang perumahan GPI menuju Ring Road Manado, Selasa (17/9).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Oldy Lele, tak bisa menahan tangisnya saat tiba di lokasi kejadian kecelakaan mobil antar jemput sekolah di ruas jalan belakang perumahan Griya Paniki Indah (GPI) menuju ke arah jalan Ring Road Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Selasa (17/9).
ADVERTISEMENT
Oldy adalah ayah dari Frengky Aprilio Lele, salah satu korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Frengky Aprilio Lele adalah siswa kelas 1 SD GP Berea Manado, yang masih berusia 6 tahun.
Oldy yang tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 11.00 Wita, tampak berdiri di jalan yang menjadi TKP kecelakaan. Sambil menangis, dia memandangi ruas jalan itu, dan beberapa kali terlihat mengucapkan doa.
Diceritakan Oldy, Frengky Aprilio adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Dia anak paling kecil dan jadi kesayangan kakaknya yang sudah duduk di bangku sekolah menengah atas.
Pagi sebelum kejadian, anaknya diakui Oldy, masih sempat bertukar canda dengannya, termasuk pamit untuk ke sekolah, yang memang sudah jadi rutinitasnya.
"Tadi pagi masih bersama saya. Anak saya masih pamit untuk ke sekolah. Ibunya yang mengantar ke tempat mobil antar jemput biasa singgah, karena memang di sekolahnya ini ada layanan antar jemput," kata Oldy dengan mata berlinang air mata.
ADVERTISEMENT
Setelah anaknya pamit ke sekolah, Oldy mengaku langsung menuju ke Bandara Sam Ratulangi untuk bekerja memperbaiki mobil bus damri. Dia memang bekerja di kantor Damri sebagai tenaga perbaikan.
Saat sedang bekerja itu, Oldy sempat ditelepon beberapa kali, tapi dia tak mengangkatnya karena sedang bekerja dan tak memegang handphone.
"Saya tak tahunya anak saya jadi korban kecelakaan. Saya langsung disuruh ke rumah sakit Hermina untuk melihat anak saya yang ternyata sudah meninggal," kata Oldy dengan tangisnya.
Sebelumnya, Kecelakaan mobil antar jemput sekolah di ruas jalan belakang perumahan Griya Paniki Indah (GPI) menuju ke arah jalan Ring Road Kecamatan Mapanget, Selasa (17/9) pagi ini, menyebabkan dua orang siswa Sekolah Dasar (SD) tewas di tempat.
ADVERTISEMENT
Sementara, tujuh orang siswa lainnya yang ada di dalam mobil tersebut, alami luka-luka dan juga ada yang syok. Informasi dirangkum, luka yang dialami oleh para siswa beragam, seperti patah jari, wajah alami benturan dan beberapa lainnya.
Kejadian ini sendiri terjadi sekitar pukul 07.20 Wita, di mana mobil antar jemput jenis semi bus berwarna silver dengan pelat nomor DB 7030 AA, dipunyai oleh SD GP Berea Manado. Sekolah ini sendiri baru memiliki tiga angkatan.