Konten Media Partner

Babi dari Bali Masuk Lagi ke Sulut, Barantin Pastikan Aman dari Penyakit

28 Oktober 2024 4:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Barantin) Sulut, melakukan pemeriksaan kesehatan ternak babi.
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Barantin) Sulut, melakukan pemeriksaan kesehatan ternak babi.
ADVERTISEMENT
MANADO - Sebanyak 900 ekor ternak babi dari Bali kembali didatangkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat jelang perayaan Natal dan Tahun Baru mendatang. Mereka didatangkan menggunakan jasa kapal laut.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini diambil oleh pemerintah provinsi Sulut usai peternakan babi di Sulut pada akhir tahun 2023 lalu terkena dampak dari Virus African Swine Fever (ASF), yang menyebabkan banyak ternak mati mendadak.
Ketua Tim Karantina Hewan Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Barantin) Sulut, Setiawan Pramularsih, memastikan jika 900 ekor babi dari Bali ini dalam kondisi aman dari penyakit saat masuk ke Sulut.
Menurutnya, pemeriksaan terhadap 900 babi hidup yang terdiri dari 537 ekor babi jantan dan 363 babi betina telah dilakukan dengan ketat, sehingga dia menjamin tak ada yang diserang penyakit.
“Terkait pemeriksaan dan administrasi sudah harus selesai dari daerah asal. yang penting lagi, di Bali sudah dilakukan pemeriksaan PMK dan ASF, sehingga dipastikan bahwa ternak babi itu sehat. Di sini kita juga lakukan biosecurity yang ketat,” tutur Setiawan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Barantin Sulut, I Wayan Kertanegara, memastikan jika pihaknya akan menjalankan pengawasan ketat di setiap pintu masuk sehingga bahaya penyebaran penyakit pada hewan dapat diminimalisasi.
“Tugas kami adalah mencegah ASF dengan melakukan tindakan karantina. Kami senantiasa mengarahkan tim kami untuk bekerja sesuai SOP,” ujar Wayan.
Lanjut ditambahkan, selain mencegah penyebaran ASF dan PMK, Barantin juga melakukan upaya pencegahan terhadap penyebaran penyakit hewan lainnya.
“Selain ASF dan PMK, kemarin kita juga memusnahkan 144 ekor ayam asal Filipina hasil sitaan dari TNI Angkatan Laut. Kenapa dimusnahkan karena Filipina itu masih menjadi endemik untuk virus Flu Burung,” ujarnya kembali.