Konten Media Partner

Balita Penderita Stunting di Kabupaten Sitaro Tersisa 10 Orang

21 September 2024 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi stunting
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stunting
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SITARO - Upaya Pemerintah Kabupaten Sitaro untuk mengentaskan kasus stunting, tergolong cukup berhasil. Pasalnya, sesuai dengan data hingga Agustus 2024, di daerah dengan sebutan 47 pulau ini tinggal menyisakan 10 orang Balita kategori stunting.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sitaro, Denny D Kondoj, mengakui jika keberhasilan menekan angka anak kategori stunting ini, tak lepas dari program yang sudah dilaksanakan seperti Gesit Evas (Gerakan Sitaro Edukasi Intervensi Anak Stunting) dan juga orang tua asuh bagi semua anak stunting yang melibatkan seluruh perangkat, DPRD, TNI dan Polri, TP-PKK, Dharma Wanita Persatuan, BUMN/D, dan Perbankan.
Anak-anak ini juga diberikan pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, dan pemantauan kesehatan balita secara berkala.
"Jumlah balita stunting saat ini hanya sekitar 0,31 persen saja dari total seluruh balita di daerah ini," kata Denny.
Dari sisi aturan, Denny mengaku jika pemerintah juga mempersiapkan penyusunan dan penerapan Peraturan Kampung untuk membatasi jam ke luar malam bagi remaja dan pemuda, dengan tujuan agar para anak muda terhindar dari pernikahan dini yang ke depan bisa menyebabkan kelahiran anak dengan kategori stunting.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga masih terus melakukan program perbaikan rumah dan lingkungan tempat tinggal balita stunting, seperti bedah rumah dan pembuatan jamban untuk memberantas buang air besar (BAB) secara sembarangan.
"Angka yang kita capai per Agustus 2024 ini menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan sangat maksimal," ucapnya.
Lanjut dijelaskan, saat ini penanganan 10 balita penderita stunting tersebut masih menemui kendala terkait kondisi mereka. Pasalnya ada penyakit penyerta atau komorbid, yang membuat penanganan tidak bisa dilakukan di tingkat lokal.
Oleh karena itu, balita tersebut harus dirujuk ke rumah sakit di Manado untuk mendapatkan penanganan khusus yang lebih intensif.
"Melalui upaya berkelanjutan dan kerja sama erat, diharapkan kasus stunting di Sitaro dapat dihilangkan sepenuhnya dan berujung pada masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang," tuturnya kembali.
ADVERTISEMENT