BEM Seluruh Sulawesi Utara Dukung Pemerintah Terkait Penanganan COVID-19

Konten Media Partner
13 Juli 2021 11:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koordinator BEM Nusantara, Sulawesi Utara, Kurnia FL Surentu
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator BEM Nusantara, Sulawesi Utara, Kurnia FL Surentu
ADVERTISEMENT
MANADO - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang ada di Sulawesi Utara, menyatakan dukungan mereka untuk pemerintah dalam hal percepatan penanganan COVID-19. Hal ini dikarenakan, situasi pandemi yang tak kunjung berakhir, disebabkan oleh banyaknya orang yang justru tidak percaya dengan situasi yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Koordinator BEM Nusantara, Sulawesi Utara, Kurnia FL Surentu, mengatakan jika saat ini masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan COVID-19, justru disebabkan adanya narasi-narasi yang dibangun sejumlah pihak, termasuk sejumlah tokoh.
Padahal menurut Kurnia, jumlah kasus COVID-19 setiap harinya meningkat hingga puluhan ribu, dengan angka kematian mencapai 1.000 orang. Belum lagi sejumlah fasilitas umum yang dialihfungsikan, karena jumlah pasien corona yang terus bertambah, yang tentunya bisa menghambat perkembangan Indonesia.
Untuk itu, Kurnia yang juga merupakan Presiden Mahasiswa Universitas Prisma di Manado, mengajak agar mahasiswa bisa mendukung pemerintah, dalam hal berkolaborasi, bahu membahu dan bergotong royong, dalam rangka memutus mata rantai COVID-19.
"Salah satu yang paling kecil bisa kita lakukan adalah menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat. Kita tunjukan dari diri sendiri. Kemudian ajak keluarga terdekat dan berikan edukasi tentang bahaya COVID-19 ini. Mahasiswa tidak boleh berdiam, karena ini adalah masalah bersama," kata Kurnia.
ADVERTISEMENT
Sementara, Presiden Mahasiswa Universitas Teknologi Sulut, Robertino Katopo, banyak sekali masyarakat yang masih enggan dan justru memilih tidak mau mengikuti program vaksinasi COVID-19, dengan alasan keselamatan. Hal ini menurut Katopo, dikarenakan ada narasi salah yang banyak beredar.
Presma Universitas Teknologi Sulut, Robertino Katopo mengatakan saat ini masih ada masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19 sehingga abai melakukan protokol kesehatan. Di samping itu, banyak masyarakat yang khawatir mengikuti program vaksin dengan alasan keselamatan.
Menyikapi hal itu, Katopo mengatakan mahasiswa turun di tengah masyarakat untuk terlibat langsung dalam program vaksinasi. Selain itu, mahasiswa harus mampu meluruskan informasi salah, termasuk opini liar terkait penanganan COVID-19 yang dilakukan pemerintah, sehingga masyarakat bisa bersama mendukung untuk mengatasi krisis.
ADVERTISEMENT
"Edukasi kepada masyarakat jika COVID-19 itu nyata, juga harus diambil perannya oleh rekan-rekan mahasiswa. Ini perlu dilakukan, karena bukan tidak mungkin, Indonesia akan terus berada di dalam krisis, karena informasi-informasi salah yang mempengaruhi masyarakat. Dampaknya nanti sangat besar, juga untuk kita sebagai mahasiswa," tutur Katopo.
Sementara itu, BEM Nusantara Sulawesi Utara, yang terdiri dari Kurnia F.L Surentu, Presiden Mahasiswa (Presma) UNSRIT, Tomohon Esatuari Sambel, Presma STMB Bitung, Stefani Irene Pilar, Presma Akademi Komunitas Logistik Bitung, Humaria Paputungan, dan Presma Universitas Teknologi Sulawesi Utara, Robertino Katopo, meminta pemerintah juga harus bekerja dengan maksimal, termasuk menjaga distribusi obat-obatan dan kebutuhan penanganan COVID-19.
Menurut Katopo, jangan sampai terjadi kelangkaan dan tingginya harga obat-obatan, karena pemerintah tak melakukan pengawasan di lapangan.
ADVERTISEMENT
"Kami juga mendesak aparat penegak hukum untuk menindak tegas oknum dan perusahaan yang menimbun obat-obatan sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," ujar Katopo kembali.
anes tumengkol