Buka-bukaan Andrei Angouw, Wali Kota Manado Terpilih, yang Diterpa Isu SARA

Konten Media Partner
12 Desember 2020 16:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Manado terpilih, Andrei Angouw saat berbincang bersama manadobacirita di kediamannya yang ada di salah satu perumahan di Kota Manado
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Manado terpilih, Andrei Angouw saat berbincang bersama manadobacirita di kediamannya yang ada di salah satu perumahan di Kota Manado
ADVERTISEMENT
DISERANG terkait Suku dan Agamanya (SARA) sejak pertama kali diumumkan PDI Perjuangan sebagai Calon Wali Kota pada perhelatan Pilkada Manado 2020, Andrei Angouw akhirnya bisa membuktikan jika masyarakat di Kota Manado menjunjung tinggi nilai keberagaman dan pantas mendapatkan predikat sebagai kota toleran di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sehari setelah ditunjuk PDI Perjuangan sebagai Calon Wali Kota Manado, Andrei Angouw memang langsung diserang kampanye hitam (Black Champaign). Mulai dari munculnya kata pribumi hingga menyebutkan jika Manado bakal dikepung asap dupa terkait dengan kepercayaannya, langsung dijadikan bahan kampanye hitam untuk dirinya yang berpasangan dengan Calon Wakil Wali Kota, dr Richard H Sualang.
Kampanye hitam ini muncul dikarenakan Andrei Angouw adalah warga Manado keturunan China dan beragama Konghucu. Padahal, Andrei mengaku walaupun keturunan, dirinya justru sudah tidak bisa lagi berbahasa mandarin, begitu juga dengan orang tuanya. Tak hanya itu, sebagian keluarga besarnya telah memeluk agama Kristen. Begitu juga istrinya yang justru adalah seorang pelayan gereja.
Sadar akan dihantam isu itu, kepada jurnalis manadobacirita.com yang mewawancarainya langsung di kediamannya, Jumat (11/12), Andrei mengaku tidak mau peduli maupun membaca isu-isu yang terkait dengan keberagaman tersebut.
ADVERTISEMENT
Andrei mengaku dirinya sangat berharap ke depannya masyarakat akan lebih memahami jika isu-isu seperti itu adalah isu yang berbahaya, tidak mendidik, karena bisa memecah belah bangsa kita. "Saya ingin ke depannya tidak ada lagi isu-isu seperti ini," kata Andrei.
Andrei Angouw Jadi Kader PDIP Pertama yang Menang Pilkada Manado dan Wali Kota Beragama Konghuchu Pertama di Indonesia
Andrei Angouw menyalurkan bantuan sosial untuk masyarakat terdampak corona
Saat ditunjuk sebagai Calon Wali Kota Manado, Andrei Angouw diperhadapkan dengan mitos jika calon yang diusung PDI Perjuangan di pemilihan kepala daerah (Pilkada), tidak pernah menang. Tiga kali Pilkada digelar di Manado, calon dari PDI Perjuangan selalu keok.
Apalagi, penetapan Andrei Angouw bersama Richard H Sualang dilakukan PDI Perjuangan dinilai terlambat, mengingat sudah ada dua pasangan calon lainnya yang telah ditetapkan dan melakukan sosialisasi beberapa bulan lebih dulu.
ADVERTISEMENT
Beban berat tersebut, akhirnya bisa plong setelah pada pemungutan suara Rabu (9/12), pasangan calon ini dinyatakan unggul dalam hitung cepat atau quick count yang digelar LSI. Kedua pasangan ini unggul dengan persentase 36,9 persen.
Kemenangan ini sendiri berhasil menciptakan rekor baru untuk PDI Perjuangan. Andrei menjadi kader pertama PDIP yang unggul dalam Pilkada Manado.
Tak hanya itu, ini juga jadi catatan pertama tak hanya di Kota Manado dan Sulawesi Utara, tetapi menjadi catatan pertama di Indonesia, sebagai Wali Kota pertama yang memeluk agama Konghuchu, agama yang baru disahkan sebagai agama resmi di Indonesia pada zaman presiden Abdurrahman Wahid atau lebih akrab disapa Gusdur.
Andrei Angouw seorang beragama Konghuchu dan memiliki garis keturunan China, walaupun kedua orang tua maupun dirinya sudah tidak lagi bisa menggunakan bahasa mandarin. Selain itu, keberagaman juga telah diajarkan di keluarga besar pria berkacamata minus ini. Kerabatnya banyak yang telah memeluk agama Kristen, termasuk istrinya yang seorang pelayan gereja.
ADVERTISEMENT
Saat berbincang dengan manadobacirita, Andrei Angouw menyebutkan jika kemenangan ini menjadi contoh keberagaman. Dirinya pun sangat mengapresiasi masyarakat Kota Manado yang tidak termakan isu-isu tentang agama mayoritas dan minoritas serta kepercayaan dan keturunan calon pemimpin.
"Ini bisa menjadi contoh keberagaman. Saya mengapresiasi warga Kota Manado, yang sudah tidak melihat isu (SARA) tersebut, karena isu itu mengancam keberagaman. Dan ini saya harap bisa menjadi contoh untuk bangsa Indonesia," kata Andrei.
Andrei sendiri selalu berpegang pada prinsip jika semua yang tinggal di Indonesia adalah Warga Negara Indonesia (WNI) tanpa memandang apapun agama yang dipeluk. Menurutnya, tidak ada agama yang mengajarkan salah, sehingga orang yang punya niat tulus, wajib untuk didukung bersama.
Bukan Politisi Aji Mumpung
Andrei Angouw bersama Richard H Sualang bertemu dengan pendukung mereka saat kampanye Pilkada Manado
Sudah jadi rahasia umum, jika warga dengan embel-embel keturunan akan susah masuk sebagai abdi negara dan juga menjadi politisi di era sebelum reformasi. Hal inilah yang membuat Andrei Angouw baru memulai karir politiknya sedikit terlambat yakni di awal-awal tahun 2000-an.
ADVERTISEMENT
Memilih bergabung dengan PDI Perjuangan yang dipandangnya sebagai partai yang menjunjung keberagaman, Andrei kemudian dicalonkan sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara periode 2009-2014 dengan daerah pemilihan Kota Manado.
Sebagai seorang pengusaha, tentunya menjadi tantangan bagi Andrei untuk terjun ke dunia politik, termasuk ketika pencalonannya sebagai anggota DPRD. Namun, sikap low profile Andrei yang ditunjukan di tengah masyarakat, justru membuat banyak yang suka dengan pria yang hanya memiliki dua pasang sepatu ini.
Alhasil, pada pencalonan pertamanya, Andrei mulus melenggang ke gedung cengkih, sebutan kantor DPRD Provinsi Sulawesi Utara. Sesuai dengan bidangnya, Andrei kemudian ditunjuk oleh Fraksi PDI Perjuangan duduk di Komisi B atau bidang Perekonomian.
Tahun 2014, Andrei kembali maju sebagai Calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara di daerah pemilihan Kota Manado. Terbukti jika Andrei masih banyak disukai masyarakat. Dirinya yang selalu menunjukan sikap low profile, membuat para pendukungnya sejak tahun 2009 tetap memilih bersama dengan dirinya.
ADVERTISEMENT
Alan Ruus, salah satu pendukungnya asal Kecamatan Wanea, mengaku mereka merasa selalu diperhatikan oleh Andrei. Bahkan, Andrei mengenal semua tim pemenangannya.
"Yang kami salut ke beliau (Andrei), dia mengenal kami semua dan tidak pernah lupa. Teman saya, pernah ke luar daerah selama tiga tahun, otomatis tidak pernah lagi bertemu dengan pak Andrei. Saat kembali bersua di gereja, pak Andrei masih mengenal serta mengetahui namanya dengan jelas. Ini adalah kelebihannya," kata Alan.
Alan sendiri, pada pencalonan Andrei Angouw sebagai Calon Wali Kota Manado, membentuk satu tim relawan untuk mendunkungnya.
Terpilih kembali di tahun 2014, Andrei Angouw dipercayakan sebagai Ketua Komisi B. Bahkan, di tahun 2016, Andrei ditunjuk sebagai Ketua DPRD Sulawesi Utara, menggantikan Steven O Kandouw, yang menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Utara mendampingi Olly Dondokambey.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2019 pun, Andrei berhasil duduk di kursi DPRD dengan catatan sebagai peraih suara terbanyak di daerah pemilihan Kota Manado.
Sementara, di PDI Perjuangan sendiri, Andrei Angouw merupakan Bendahara DPD PDI Perjuangan Sulawesi Utara yang ditunjuk oleh Ketua DPD Olly Dondokambey. Dirinya pun kini sudah menjabat dua periode sebagai Bendahara partai dengan lambang banteng moncong putih ini.
oktaviana mundung/manadobacirita