Konten Media Partner

Buku Sastra Karya Maria Helena Roeroe Diluncurkan, Memotret Tentang Kemiskinan

28 Desember 2024 23:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rocky Gerung, saat menyampaikan pendapat di acara peluncuran buku berjudul Melampaui Asa Karya Sastra dan Pemaknaan Sastra Mengentaskan Kemiskinan, yang ditulis oleh Maria Helena Elisabet Roeroe, di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (28/12).
zoom-in-whitePerbesar
Rocky Gerung, saat menyampaikan pendapat di acara peluncuran buku berjudul Melampaui Asa Karya Sastra dan Pemaknaan Sastra Mengentaskan Kemiskinan, yang ditulis oleh Maria Helena Elisabet Roeroe, di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (28/12).
ADVERTISEMENT
MANADO - Yayasan Onsay secara resmi meluncurkan dua buku berjudul Melampaui Asa Karya Sastra dan Pemaknaan Sastra Mengentaskan Kemiskinan, yang ditulis oleh Maria Helena Elisabet Roeroe.
ADVERTISEMENT
Kedua karya tersebut terinspirasi oleh penulis terkenal asal Amerika Serikat, John Ernst Steinbeck, yang meraih Penghargaan Nobel Sastra pada tahun 1962.
Dalam karyanya, Maria menggambarkan kondisi sosial masyarakat Amerika pada tahun 1930-an, yang masih terperangkap dalam kemiskinan, yang sedikit memiliki kemiripan dengan kondisi Indonesia saat ini.
Pada peluncuran kedua buku yang berlangsung pada Sabtu (28/12) di Manado, Dolly Kaunang, Ketua Dewan Pembina Yayasan Onsay, yang juga merupakan anak tertua dari Maria menyatakan jika karya tulis ibunya itu adalah pengingat agar masyarakat terhindar dari kemiskinan.
Menurut Dolly, buku-buku yang ditulis Maria adalah ungkapan kepeduliannya terhadap kondisi sosial masyarakat, serta pentingnya pendidikan dalam upaya memberantas kemiskinan.
"Ini juga refleksi dari kehidupan beliau saat masih berada dalam kesulitan, namun dalam buku ini terdapat beberapa saran, terutama mengenai pentingnya belajar. Karena kemiskinan bukan hanya soal kondisi finansial, tetapi juga pengetahuan," ujar Dolly.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Rocky Gerung, yang turut hadir dalam peluncuran buku tersebut, mengapresiasi kejelian Maria dalam memotret kesamaan kondisi sosial yang terjadi antara Amerika di tahun 1930-an dan Indonesia.
Lebih lanjut, Rocky menyebut karya sastra tersebut mampu meningkatkan nalar kritis masyarakat Indonesia, serta menjadi kritik terhadap pemerintah.
"Inspirasi mengenai perubahan sosial, pemberantasan kemiskinan, dan pengingat kembali akan janji konstitusi bisa disampaikan melalui demonstrasi, namun juga bisa lewat karya sastra. Buku ini menjadi jembatan antara politik memori masa lalu dan harapan di masa depan," ungkap Rocky.