Konten Media Partner

Bupati Talaud Minta Wali Kota Manado Klarifikasi Pernyataan Soal Badut

18 September 2023 5:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Kepulauan Talaud, Elly Engelbert Lasut
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Kepulauan Talaud, Elly Engelbert Lasut
ADVERTISEMENT
MANADO - Bupati Kepulauan Talaud, Elly Engelbert Lasut, akhirnya menanggapi pernyataan Wali Kota Manado, Andrei Angouw, yang viral menyebutkan PDRB per kapita Kabupaten Talaud terendah di Sulawesi Utara (Sulut), sehingga kesempatan untuk mendapatkan pendapatan uang di daerah terluar Indonesia itu lebih kecil.
ADVERTISEMENT
Elly menyesalkan pernyataan itu ke luar dari mulut seorang kepala daerah di Sulut, sehingga menurutnya harus ada pernyataan klarifikasi dari Wali Kota Manado terkait maksud sebenarnya pernyataan yang viral dan kini jadi polemik tersebut.
"Tidak boleh lah kita kemudian memberikan pernyataan seolah-olah sedangkan badut pun tidak ingin datang ke Kepulauan Talaud karena di Talaud tidak ada uang," kata Elly kepada wartawan, Minggu (17/9).
Menurut Elly, Kabupaten Kepulauan Talaud tidak seperti yang dibilang oleh Wali Kota Manado, di mana daerah terluar itu memiliki sejumlah indikator kesejahteraan, yang menjadi data rujukan dari pemerintah daerah.
Sebagai contoh, Elly menyebutkan apa yang disampaikan oleh Wali Kota Manado tentang PDRB Kepulauan Talaud yang hanya Rp 27 juta, itu harus dijelaskan PDRB dari jenis apa, mengingat PDRB memiliki banyak sektor perhitungan.
ADVERTISEMENT
"Yang kami tidak mengerti, apakah itu PDRB jenis apa? Karena ada beberapa PDRB. PDRB Kepulauan Talaud bukan Rp 27 juta. PDRB per kapita Talaud sampai hari ini, kita ada di angka Rp 4 juta per bulan untuk setiap orang rata-rata, jadi itu kurang lebih sekitar Rp 48 juta," kata Elly.
Selain itu, Elly menjelaskan ada juga PDRB berdasarkan harga konstan, PDRB pengeluaran. Hal inilah yang menurut Elly harus dijelaskan seorang Wali Kota Manado, terkait dengan PDRB Talaud.
"Menurut saya itu mungkin informasi perlu diluruskan apa yang dimaksud dengan PDRB Talaud, apalagi dikaitkan dengan seolah-olah di Kabupaten Kepulauan Talaud itu miskin total," ujar Elly.
Elly kemudian menyentil soal data kemiskinan, di mana menurutnya angka kemiskinan justru lebih besar di Kota Manado bukan di Kepulauan Talaud. Elly mengutip data dari BPS Sulut di tahun 2022, yang menyebutkan Talaud berada di angka 7,7 ribu jumlah penduduk miskin jauh dibandingkan Manado yang memberikan kontribusi 25,38 ribu jiwa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, persentase kemiskinan ekstrem juga lebih besar di Manado, di mana di Talaud angka kemiskinan ekstrem sebesar 0,14 persen atau hanya 14 orang dari 14 ribu orang, sementara di Manado sebesar 1,87 persen yang diartikan ada 8.400 orang miskin ekstrem jika jumlah penduduk sebanyak 450 ribu.
"Jadi itu tidak boleh dikatakan badut saja tidak mau datang ke Talaud karena misalnya kita enggak ada uang. Maka saya pikir ini harus diklarifikasi oleh pak Wali Kota Manado," ujarnya kembali.
Sebelumnya, viral di media sosial potongan video yang menunjukkan Wali Kota Manado, Andrei Angouw sedang memberikan sambutan tentang kemiskinan orang di Manado yang disebutnya hanya orang malas yang akan alami itu, karena peluang mendapatkan uang di Manado sangat besar.
ADVERTISEMENT
Andrei kemudian menjelaskan PDRB per kapita di Manado yang sebesar Rp 96 juta. Di sini, Andrei juga menyebutkan jika Kabupaten Talaud paling rendah. Pada video itu, Andrei juga menyebutkan jika orang akan 4 kali lebih sukses di Manado dibandingkan di Talaud.
"Menurut data, PDRB per kapita di Kota Manado 96 juta, kedua di Sulawesi Utara ini Bitung 89 juta, ketiga ada Minut 76 juta. Paling rendah di Sulawesi Utara itu Talaud, 27 juta. Bisa digambarkan seperti ini, orang dengan rajin sama, dengan pintar sama, kalau dia ada di Kota Manado, dia ada empat kali lipat kemungkinan lebih sukses daripada dia ada di Talaud," kata Andrei.
"Nda usah jauh-jauh, yang ibu bapak jaga lia di jalan-jalan, badut-badut itu bukan orang Manado. Itu orang yang datang dari luar Kota Manado. Torang nimbole larang dorang orang Indonesia, orang NKRI. Tapi dia pe maksud apa kita mo bilang, dorang datang ke sini karena di sini menjanjikan. Dorang nda mo datang ka Talaud, nyanda mo dapa doi (uang) dorang," kata Andrei kembali.
ADVERTISEMENT
febry kodongan