Cara Petani di Sulut Menjaga Tanaman Pala Tetap Hidup Saat Kekeringan

Konten Media Partner
29 September 2019 22:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infus bambu yang digunakan petani di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, untuk menjaga ketersediaan air untuk tanaman pala yang menjadi komoditi unggulan pertanian di daerah kepulauan tersebut
zoom-in-whitePerbesar
Infus bambu yang digunakan petani di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, untuk menjaga ketersediaan air untuk tanaman pala yang menjadi komoditi unggulan pertanian di daerah kepulauan tersebut
ADVERTISEMENT
Warga yang ada di wilayah Sulawesi Utara, mulai bisa bernapas lega, karena hujan mulai mengguyur sejak Jumat, (27/9). Pasalnya, selang 6 bulan terakhir, kekeringan mengancam seluruh wilayah di Sulawesi Utara tak terkecuali di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
ADVERTISEMENT
Kemarau panjang mengakibatkan akses untuk mendapatkan air begitu susah. Tanah menjadi kering karena suplai air yang mulai menipis hal ini turut mengancam perkebunan tanaman pala yang menjadi komoditi unggulan wilayah yang terkenal dengan Gunung Karangetang ini.
Namun, sebuah cara tradisional yang telah menjadi kearifan lokal, berhasil menyelamatkan tanaman pala dari kekeringan.
Menggunakan batang bambu yang dipotong dengan ukuran kurang lebih satu meter, bambu itu kemudian diikat di pohon pala dan dibuat lubang kecil di bagian bawah.
Bambu ukuran satu meter itu lantas diisi air yang berfungsi sebagai pasokan air bagi tanaman pala untuk mengalirkan air untuk beberapa hari ke depan.
“Setiap dua atau tiga hari, harus dipantau ketersediaan air di bambu tersebut. Kalau sudah berkurang, ditambah,” ujar Philip Humiang, petani pala yoang berdomisili di Desa Biau, Kecamatan Siau Timur Selatan.
ADVERTISEMENT
Menurut Humiang, bambu tersebut berguna agar air yang mengalir menetes pelan, dan arah aliran itu langsung ke akar pohon.
"Inilah cara yang kami pakai gunakan menjaga tanaman pala tidak mengalami kekeringan," tutur Humiang.
Menurutnya, cara seperti ini sudah sejak lama dipakai, dan berhasil dalam mengantisipasi kekeringan.
Ilustrasi Pala Foto: Shutterstock/Sea Wave
“Sudah sejak lama kami menggunakan cara ini. Hal ini pula diwariskan dari leluhur kami,” tuturnya.
Menurut Humiang, dengan adanya cara tersebut, tanaman pala milik warga selalu bisa bertahan di tengah musim kemarau yang cukup lama.
"Cara ini diwarisi sudah sejak lama dan kami sangat bersyukur jika leluhur kami sudah bisa mengantisipasi terjadinya kekeringan," kata Humiang.
franky salindeho