Cerita Anong yang Terpaksa Diberi Minum Air Bak Kamar Mandi Saat Kebakaran

Konten Media Partner
1 Oktober 2022 18:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anong Dunggio hanya bisa terpaku melihat kios jualan makan di Pasar 54 Amurang, Minahasa Selatan terbakar.
zoom-in-whitePerbesar
Anong Dunggio hanya bisa terpaku melihat kios jualan makan di Pasar 54 Amurang, Minahasa Selatan terbakar.
ADVERTISEMENT
MINSEL - Kebakaran besar yang melanda Pasar 54 Amurang di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Jumat (30/9) malam, menyisakan sejumlah cerita pilu untuk para korban.
ADVERTISEMENT
Apalagi kejadian tersebut terjadi tengah malam, di mana rata-rata warga telah tidur. Walaupun tak sampai menimbulkan kerugian jiwa, tetapi kebakaran tiba-tiba itu membuat para korban mengalami kerugian besar baik material maupun psikis.
Seperti yang menimpa Anong Dunggio, seorang korban yang lapak makanannya di Pasar 54 Amurang ludes terbakar. Anong mengaku saat itu dirinya sudah terlelap.
Menurut Anong dia sampai harus diminumkan air dari bak mandi oleh suaminya, karena syok saat warga mulai ramai berteriak telah terjadi kebakaran besar di pasar.
Saat itu, sang suami memutuskan mengambil jalan cepat memberi Anong minum air dari bak mandi, karena khawatir penyakit jantung Anong kumat karena terkena syok saat mendengar pasar terbakar.
"Saat mendengar orang-orang berteriak pasar sudah terbakar, saya dan suami pun terbangun. Karena suami tahu saya mengidap penyakit jantung, suami langsung menggendong saya ke kamar mandi dan memberi saya minum air dari bak," kata Anong Dunggio, Sabtu (1/10).
ADVERTISEMENT
Sempat menanyakan kondisi anak-anak mereka ke suaminya, Anong akhirnya ke luar dari rumah dengan membawa berkas-berkas penting mereka.
"Harta benda lainnya dan uang sudah tidak lagi kami pikirkan, asalkan semua anggota keluarga kami bisa selamat," ujar Anong lagi.
Dirinya dan suami hanya bisa menatap kosong lokasi tempat berjualan makanan mereka di dalam pasar Amurang yang sudah hangus terbakar.
"Kami belum bisa menghitung berapa besar kerugian dari kejadian ini. Suami saya sudah menyampaikan hal itu ke petugas dari Kelurahan yang sudah melakukan pendataan," kata Anong kembali.
Tamura