brivy lotulung memberikan materi lingkungan.jpg

Cerita Brivy Beri Edukasi ke Warga di Gunung Soputan demi Konservasi Lingkungan

1 Mei 2021 20:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brivy Cliff Lotulung menanam bibit pohon di Gunung Soputan yang ada di Kabupaten Minahasa
zoom-in-whitePerbesar
Brivy Cliff Lotulung menanam bibit pohon di Gunung Soputan yang ada di Kabupaten Minahasa
ADVERTISEMENT
KERESAHANNYA melihat ekosistem di gunung soputan yang perlahan mulai rusak, mulai dari pepohonan yang ditebang hingga semakin dekatnya area pemukiman warga di kaki gunung, membuat Brivy Cliff Lotulung memberanikan diri untuk terjun langsung dalam kegiatan konservasi lingkungan di gunung soputan yang terletak di dua daerah yakni Kabupaten Minahasa dan Minahasa Tenggara.
ADVERTISEMENT
Keseriusannya untuk melakukan konservasi ini, akhirnya berujung pada didirikannya Lembaga Bantuan Lestari Bumi Hijau yang konsen pada lingkungan, tak hanya di gunung soputan saja.
Tak pernah ada di benak Brivy, jika dirinya akan mendirikan sebuah LSM atau Lembaga Bantuan di bidang lingkungan. Maklum, walaupun sempat aktif semasa duduk di bangku SMA sebagai pecinta alam, rutinitasnya sebagai seorang kepala rumah tangga dan seorang usahawan muda terlalu banyak menyita waktunya, bahkan untuk hobinya mendaki gunung.
Brivy Cliff Lotulung saat berbagi ide konservasi lingkungan dengan sesama pecinta alam di sekitar wilayah Gunung Soputan
Namun, jalan menuju kegiatan konservasi lingkungan terus menghampirinya. Tahun 2018, dirinya mencoba untuk kembali melakukan hobinya naik gunung. Seperti biasa, Gunung Soputan menjadi tempat dirinya melepas kerinduannya akan alam.
Namun, dirinya terkejut ketika melihat kondisi Gunung Soputan yang tampak berbeda. Jalur pendakian yang semakin pendek karena bagian kaki gunung sudah dipadati penduduk, hingga beberapa tracking pool baru yang ironisnya harus menebang beberapa bagian hutan, membuat ayah dari tiga orang anak ini menjadi resah. Belum lagi sampah yang dibawa pendaki banyak memenuhi gunung soputan.
Mendampingi anak-anak menanam pohon di sekitar kaki gunung soputan di Minahasa
"Waktu itu saya lihat, kalau ini terus dibiarkan, bisa-bisa gunung soputan ini akan hilang hutannya. Saya harus memulai gerakan untuk melestarikan hutan di gunung ini. Karena kalau dibiarkan, ekosistem rusak, yang terdampak bukan hanya gunung, semua lingkungan juga ikutan terdampak," kata Brivy saat bersua dengan manadobacirita.
ADVERTISEMENT
Alumni FISIP Unsrat Manado ini, kemudian memulai usahanya dengan menanam sejumlah bibit pohon di gunung soputan. Menurutnya, jika gunung soputan kembali dihijaukan, maka yang akan mendapatkan dampaknya adalah semua orang, terutama terkait dengan tempat resapan air.
Namun, dirinya sadar jika hanya bergerak sendiri, akan sangat lama perjuangannya. Belum lagi, dirinya harus menghadapi banyaknya pendaki yang tidak sadar jika mereka seharusnya menjadi pecinta lingkungan dan menjaga gunung soputan, bukan alih-alih meninggalkan sampah.
Memberikan materi kepada anak-anak tentang pentingnya lingkungan untuk kehidupan manusia
Awal tahun 2020, di masa pandemi COVID-19, Brivy kemudian menetapkan hati untuk membuat wadah berupa LSM atau Lembaga Bantuan Lingkungan, yang diberi nama Lestari Bumi Hijau. Tujuannya, untuk melakukan konservasi lingkungan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya lingkungan untuk hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Menjalankan usaha itu dengan biaya sendiri, rupanya menarik perhatian beberapa orang untuk ikut bergabung dengan dirinya. Bahkan, tanpa disangka-sangka oleh Brivy, orang-orang yang bergabung memiliki berbagai latar belakang dan tidak saling mengenal, tapi memiliki visi sama yakni ingin menjadikan lingkungan menjadi sehat kembali.
"Satu yang membuat saya sangat bersemangat dengan kegiatan saya adalah ketika seorang teknisi pesawat Boeing yang tidak saya kenal ingin masuk ke LSM ini. Saat itu, dirinya mengaku tertarik dengan perjuangan Brivy dan mau bergabung, karena merasa perlu untuk melestarikan lingkungan," kata suami dari Moren Sumaraw ini.
Tak hanya melakukan konservasi, Brivy bersama Lestari Bumi Hijau juga menggelar pendidikan untuk anak usia dini. Anak-anak usia kelas satu dan dua sekolah dasar (SD) diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan, mulai dari hal-hal yang ringan seperti membuang sampah pada tempatnya.
Bersama anak-anak menjaga lingkungan
Brivy menjelaskan, pemilihan anak-anak usia dini untuk diberikan pemahaman tentang menjaga lingkungan disebabkan usia tersebut lebih cepat memahami apa yang dipelajari. Selain itu, Brivy mengaku dirinya ingin menciptakan keeper atau penjaga, yang bisa menjadi contoh untuk orang yang lebih dewasa tentang hal-hal mudah untuk mencegah kerusakan lingkungan, tapi dianggap sepele.
ADVERTISEMENT
"Saya contohkan adalah membuang sampah pada tempatnya. Itu orang dewasa akan malu jika anak-anak mencontohkan membuang sampah yang benar. Belum lagi, kalau sampai anak-anak ini menegur orang dewasa, karena buang sampah sembarangan. Inilah yang ingin saya ciptakan," kata ayah dari tiga orang anak ini.
Metode pembelajaran yang digunakan Brivy pun cukup sederhana. Dengan durasi yang hanya satu jam, anak-anak akan diajak bermain, bernyanyi, mendongeng dan membaca hal-hal berkaitan dengan lingkungan. Dirinya juga mengajak mereka menjadi orang tua asuh untuk tanaman yang mereka tanam sendiri.
"Sekarang, anak-anak yang kami bina sering mengirimkan gambar bagaimana pertumbuhan pohon mereka. Terus terang sangat senang melihat antusiasme anak-anak dan masyarakat," ujar alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado ini.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk para pendaki, Brivy menyebutkan jika mereka kini memasang tanda imbauan tentang dilarang membuang sampah sembarangan, tidak memotong pohon di pohon gunung soputan, maupun ajakan-ajakan lain.
"Untuk memasang tanda-tanda itu juga perlu perjuangan, karena kami membuatnya dari besi. Kami membawa hingga ke puncak besi-besi itu. Kenapa dari besi, agar tidak dirusak dan juga tidak mudah rusak kalau hanya terbuat dari kayu," kata Brivy kembali.
Dukungan Istri untuk Kegiatannya
Bersama anak melakukan penghijauan dengan cara menanam pohon di Gunung Soputan
Brivy Cliff Lotulung, mengaku jika Mouren Sumarauw, istrinya, adalah orang pertama yang membuat dirinya kembali tertarik untuk terlibat langsung dalam kegiatan konservasi lingkungan.
Diceritakannya, tahun 2019, istrinya meminta untuk naik gunung. Tak tanggung-tanggung, istrinya ingin naik gunung Mahameru. Menurut Brivy, saat di Mahameru ini, dirinya kemudian melihat langsung Desa Ranupangi di kaki Gunung Mahameru, yang berhasil memanfaatkan alam untuk menghidupi mereka. Menurutnya, orang-orang di desa itu berupaya terus melakukan konservasi alam, yang akhirnya mendatangkan kehidupan untuk mereka.
ADVERTISEMENT
"Disini saya sadar, manusia itu sangat membutuhkan alam. Dan kalau kita menjaganya, semua hal akan diberikan oleh alam untuk kita. Disini saya tersadar, bagaimana kondisi alam di Sulawesi Utara," kata Brivy.
Lanjut dikatakannya, sekembalinya dari Mahameru, pikirannya terus berkecamuk, di mana dirinya merasa kalau tidak ada yang bergerak, alam di Sulawesi Utara yang memiliki banyak sumber daya akan semakin rapuh.
"Dorongan dari keluarga juga yang membuat akhirnya saya terjun langsung. Dan sampai sekarang dukungan itu terus mengalir untuk saya. Bahkan anak saya sudah ikut-ikutan menanam pohon," kata Brivy.
Brivy sendiri meyakini apa yang dilakukannya ini akan bermanfaat untuk masa depan anak-anaknya dan juga daerah tempat dirinya tinggal. Untuk itu, dirinya mengaku tak mengambil pusing dengan biaya yang harus dikeluarkannya untuk kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan selama ini.
ADVERTISEMENT
"Begitu juga dengan semua orang di dalam Lestari Bumi Hijau. Semuanya konsen untuk perbaikan. Mereka benar-benar merasa jika apa yang dilakukan lebih banyak manfaatnya ke depan," kata Brivy kembali.
manadobacirita
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten