Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Cerita dr Mendy, Dokter yang Terlibat Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam
24 April 2022 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
MANADO - Operasi pemisahan bayi kembar siam Jofelin dan Joana Lumowa, anak dari Sersan Dua Fredrik Lumowa, prajurit TNI AD personel Kodim 1302/Minahasa, sukses dilaksanakan oleh tim dokter dari RSUP Prof Kandou Manado , Kamis (21/4) lalu.
ADVERTISEMENT
Operasi yang berlangsung selama 9 jam ini melibatkan puluhan dokter spesialis dan juga tenaga medis untuk mendukung agar operasi berjalan dengan lancar. Salah dokter yang terlibat adalah dr. Mendy Hatibie, Sp.BP-RE(K).
Dirinya pun menceritakan bagaimana perasaan mereka yang terlibat langsung dalam operasi yang merupakan sejarah untuk pihak rumah sakit karena menjadi perdana dalam operasi pemisahan bayi kembar siam.
Tekanan saat operasi yang dimulai pada pukul 06.20 WITA ini memang tak bisa dihindari. Menurut dr Mendy, yang ada dalam pikiran semua dokter adalah bagaimana kedua bayi ini bisa dipisahkan dan semua prosedurnya berjalan dengan baik dan lancar.
Kekhawatiran pertama saat operasi akan dimulai langsung ada, ketika proses pembiusan akan dilakukan. Pasalnya, ada dua orang yang harus dibius, sehingga kalau ada satu yang tak terbius, dampaknya akan ada.
"Kalau satu dibius dan satunya tidak terbius, pasti operasinya tidak akan berjalan lancar. Tidak ada salah satu yang lebih penting dari yang lain. Ini langsung menjadi tantangan pertama,” kata dr Mendy.
ADVERTISEMENT
Namun menurutnya, ada satu hal yang membuat para dokter bisa rileks dalam melaksanakan operasi pemisahan tersebut. Dikatakannya, adalah kepercayaan dari orang tua dan keluarga besar bayi kembar ini yang akhirnya menjadi dorongan motivasi dan kepercayaan diri para dokter dan tenaga medis yang terlibat.
Menurutnya, orang tua dari bayi kembar siam yang akan dioperasi itu, sangat percaya pada tim dokter dan menyerahkan sepenuhnya kepada tim yang akan melakukan operasi.
“Apapun yang kami bilang, mereka (keluarga) langsung iakan. Kami benar-benar diberikan kepercayaan penuh. Ini yang membuat kami bisa termotivasi dengan baik,” ujar dr Mendy.
dr Mendy sendiri mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman sejawatnya yang terlibat dalam operasi tersebut. Dia bilang, tanpa teman-teman, operasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah kesuksesan pekerjaan tim," katanya.
“Yang terpenting saat ini adalah pasien pulang dan dalam kondisi sehat," ujarnya kembali.
febry kodongan