Konten Media Partner

Cerita Elly Lasut Ditinggal Golkar, PKS dan Perindo 2 Hari Sebelum Pendaftaran

29 Agustus 2024 12:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elly Engelbert Lasut saat menerima SK dukungan dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. (foto: dokumen istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Elly Engelbert Lasut saat menerima SK dukungan dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. (foto: dokumen istimewa)
ADVERTISEMENT
MANADO - Telah mendapatkan dukungan untuk maju sebagai Calon Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) sejak jauh-jauh hari, Elly Engelbert Lasut, justru ditinggalkan oleh Partai Golkar, PKS dan Perindo, dua hari sebelum pendaftaran calon kepala daerah dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU).
ADVERTISEMENT
Tak hanya ditinggalkan oleh Partai Politik (Parpol), Michaela Elsiana Paruntu, calon Wakil Gubernur yang sebelumnya telah disosialisasikan akan berpasangan dengan Elly Engelbert Lasut, juga harus 'cerai', karena yang bersangkutan adalah Ketua DPD II Golkar Minahasa Selatan.
Beruntung, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang ambang batas perolehan suara parpol dalam mengusung calon kepala daerah, berhasil menyelamatkan Elly, mengingat Partai Demokrat, sebagai satu-satunya partai pengusung, mencukupi ambang batas suara, sehingga tidak perlu berkoalisi dengan partai lain.
Alhasil, Partai Demokrat bergerak cepat dengan menunjuk kader, Hanny Joost Pajouw, sebagai calon Wakil Gubernur untuk mendampingi Elly. Mereka pun resmi mendaftar pada Rabu (28/8) kemarin di KPU Sulut.
Cerita tarik menarik dukungan ini sendiri justru berawal ketika secara tiba-tiba Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan parpol pertama yang memberikan dukungan Elly untuk maju sebagai Calon Gubernur, menarik dukungan dan memilih merapat ke koalisi Partai Gerindra dengan calon Gubernur Yulius Selvanus.
ADVERTISEMENT
Saat itu, koalisi Demokrat, Golkar dan PKS belum tergoyahkan. Bahkan, PKS menjadi partai pertama yang memberi kepastian mengeluarkan B1-KWK, formulir persetujuan parpol untuk Elly mendaftar ke KPU Sulut. Sementara Golkar, bahkan menduetkan Elly dengan Michaela Elsiana Paruntu, adik dari Ketua DPD I Golkar Sulut, Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu.
Sayangnya, dua hari sebelum pendaftaran calon dibuka oleh KPU, Partai Golkar tiba-tiba membatalkan rekomendasi ke Elly dan memilih bergabung ke koalisi Gerindra. Tak hanya Golkar, PKS dan juga Perindo, tiba-tiba juga mencabut dukungan dan ikut gabung ke koalisi gemuk Gerindra itu.
Keputusan ini membuat heboh. Elly terancam tak ikut Pilkada Sulut 2024. Hillary Brigitta Lasut, calon terpilih Partai Demokrat dapil Sulut, yang juga anak dari Elly, bahkan sempat memohon lewat akun instagrammnya, agar Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, tetap mendukung Elly berpasangan dengan Michaela Elsiana Paruntu. Namun, postingan itu kini telah hilang atau dihapus.
ADVERTISEMENT
Elly yang ditinggalkan, akhirnya tetap mendaftar sebagai Calon Gubernur Sulut berpasangan dengan Hanny Joost Pajouw sebagai Calon Wakil Gubernur Sulut. Keduanya diusung Partai Demokrat dan didukung partai gabungan non parlemen, PBB, PKN dan Partai Buruh. Keduanya mendaftar pada Rabu (28/8).
Usai mendaftar di KPU, Elly sempat memberikan pernyataan kepada wartawan. Dia mengatakan putusnya hubungan dengan partai Golkar sebagai dinamika politik. Menurut Elly, dia sebenarnya sudah merasa cocok berpasangan dengan Michaela Elsiana Paruntu.
Namun demikian. Elly mengaku tetap optimis menatap pilkada 2024 dengan pendamping baru. Kata dia, Hanny Joost Pajouw juga merupakan sosok yang berkualitas dan pantas untuk memimpin Sulut.
"Saat ini, partai juga yang mengajukan pak Hanny, yang juga tidak kalah berkualitas, ini tentu memberikan semangat kami untuk maju bersama,” kata Elly kembali.
ADVERTISEMENT