Konten Media Partner

Cerita Gereja GMIM Getsemani Sakobar Manado Dibangun untuk Jadi Simbol Toleransi

25 Januari 2022 21:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panitia pembangunan Gedung Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Getsemani Sario Kota Batu (Sakobar) Manado, berfoto bersama dengan latar atap kubah emas milik gereja tersebut. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Panitia pembangunan Gedung Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Getsemani Sario Kota Batu (Sakobar) Manado, berfoto bersama dengan latar atap kubah emas milik gereja tersebut. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Gedung Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Getsemani Sario Kota Batu (Sakobar) Manado, hampir selesai dibangun. Gereja ini disebut-sebut memiliki nilai alkitabiah yang sangat tinggi, sekaligus menjadi simbol toleransi yang ada di Sulawesi Utara bahkan dunia.
ADVERTISEMENT
Ketua Panitia Pembangunan Gereja, Prof Dody Sumajouw, menceritakan jika tujuan pembangunan gereja tersebut untuk menjadi simbol toleransi tak lepas dari keinginan almarhum Drs Danny Bicky Watti, yang semasa hidup menjadi penasehat pembangunan gereja itu.
"Gedung gereja GMIM Getsemani Sakobar yang dibangun harus memiliki nilai-nilai luhur tinggi dan dijadikan simbol toleransi," kata Dody mengutip ungkapan almarhum Drs Danny Bicky Watti.
Doddy mengaku seluruh jemaat sangat menghormati almarhum, mengingat di akhir-akhir hidupnya beliau telah mengabdikan dirinya selama empat tahun untuk membangun 'kerajaan sorga' di atas dunia, yaitu Gereja Getsemani yang kini akan menjadi bangunan monumental dan ikon simbol toleransi tak hanya di Sulut atau Indonesia, tetapi di seluruh dunia, karena memiliki dua nilai luhur yaitu nilai Karsa dan Karya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskannya, sewaktu hidup Drs Danny Bicky Watti selalu menyampaikan jika Gereja memiliki nilai Karsa oleh karena adanya bangunan Kubah Emas di atas gedung gereja, di mana hal tersebut dinilai sudah mempersatukan dua agama besar di Indonesia yaitu Agama Islam dan Kristen. Sedangkan nilai Karya adalah bangunan gereja ini memiliki dua unsur Architectural, yakni Muslim and Christian.
"Di mana nilai Karsa pertama yaitu Gereja Sakobar ini sudah mempersatukan dua golongan Agama terbesar di dunia. Gereja ini juga dibangun langsung kontraktor dari muslim. Jadi bobot tingkat toleransinya sangat tinggi," ujar Doddy mengutip maksud dari Almarhum Drs Danny Watti.
Selain itu, contoh buah pemikiran dari almarhum Danny Watti seperti 12 pilar gereja menunjukkan bahwa terdapat 12 murid Tuhan Yesus. Selain itu, ketinggian menara sepanjang 66 meter merupakan jumlah seluruh kitab yang ada di Alkitab.
ADVERTISEMENT
"Beliau telah memberikan warisan yang tak ternilai harganya untuk jemaat Sakobar sebagai generasi penerus, yaitu warisan nilai-nilai toleransi," ujar Dody.
"Drs Danny Watti sangat aktif selama hidupnya berkorban untuk pembangunan gereja dan telah 4 tahun menjadi penasehat pembangunan Gereja dan telah mengahiri hidupnya serta memenangkan pertandingan didalam Iman. Almarhum meyakini suatu saat nanti Bangunan Gereja sebagai Simbol Toleransi ini akan menjadi Destinasi Pariwisata Dunia," ujar Arsitektur Bangunan Gereja, Ir David Mambu, menimpali.
Sekadar diinformasikan, saat ini panitia pembangunan Gereja telah mendatangkan Tenaga Ahli Struktur dan Mekanikal Elektrikal dari Korea Selatan yakni Kim Joong Wook, dengan tujuan untuk menguji kelayakan Kelistrikan dan Bangunan Gedung Gereja GMIM Getsemani Sakobar.
anes tumengkol