Cerita Kapolsek Toulimambot Ditantang Duel Anak Polisi: Saya Ditendang 2 Kali

Konten Media Partner
3 November 2021 16:21 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Kapolsek Toulimambot, IPTU Sinaga
zoom-in-whitePerbesar
Kapolsek Toulimambot, IPTU Sinaga
ADVERTISEMENT
MINAHASA - Kapolsek Toulimambot, IPTU Sinaga, menceritakan insiden yang melibatkan dirinya dengan siswa SMK di Terminal Tondano, Kabupaten Minahasa, di mana dirinya ditantang berduel dengan para siswa yang sudah mabuk tersebut.
ADVERTISEMENT
Ditemui di Minahasa, Rabu (3/11), Kapolsek mengaku jika dalam insiden itu, dirinya ditendang dua kali, serta didorong dan ditarik yang mengakibatkan seragam polisi yang dikenakannya menjadi rusak.
"Iya, saya ditendang dua kali di bagian leher dan satunya kena kepala. Kemudian seragam yang saya gunakan, retsletingnya rusak karena ditarik oleh mereka (anak SMA)," kata Kapolsek Sinaga.
Kapolsek bercerita, jika awal insiden itu, dirinya hendak menggunting rambut di area Terminal Tondano. Saat sudah duduk, ada warga lain yang juga hendak menggunting rambut, bilang jika ada kekacauan di dekat situ, di mana ada siswa SMA yang mabuk dan membuat resah.
"Komandan minta tolong dang ada keributan di terminal," kata Kapolsek menirukan permintaan tolong dari warga tersebut.
ADVERTISEMENT
Karena ada permintaan itu, dirinya mengaku segera menuju ke tempat itu. Walaupun diakuinya itu bukan wilayah hukumnya sebagai Kapolsek, namun merasa jika ada yang meminta tolong, dirinya pun bergegas walaupun rambutnya belum selesai digunting.
Sesampai di lokasi kejadian, Sinaga mengaku jika langsung menegur para siswa yang mabuk itu, dan meminta mereka untuk pulang. Bukannya takut, para siswa itu melawan dan beradu argumen dengan dirinya.
"Dalam bahasa Manado, mereka bilang kalau mereka tidak takut polisi. Biar dua balak (pangkat IPTU), mereka tidak takut. Mereka juga bilang kalau dia anak polisi. Saya tetap bilang, pulang saja sudah mabuk kalian," ujar Sinaga.
Tak hanya itu, ternyata si anak tersebut, tiba-tiba langsung menyerang dan menendangnya hingga terkena di bagian kepala. Namun, oleh Sinaga hanya dinasehati untuk pulang saja dan jangan buat keributan. Lagi-lagi, bukannya menuruti, si anak ini kembali menendang kepala Sinaga.
ADVERTISEMENT
Bukannya berhenti, anak ini kembali menarik seragam polisi yang dikenakan oleh Kapolsek hingga retsletingnya rusak dan terkoyak.
"Saya hanya bilang, lihat dek, bagaimana tindakan kalian ini. Saya selaku kapolsek dan saya menggunakan baju dinas. Tapi pulang saja. Saya anjurkan pulang," kata Sinaga.
Menurut Sinaga, saat itu dirinya tidak mau bertindak represif, karena melihat umur anak itu yang menurutnya masih bisa dibina. Untuk itu, dirinya hanya meminta mereka membubarkan diri dari tempat tersebut.
"Tapi, saya si anak ini sudah dibawa pulang oleh rekan-rekannya yang lain, datang mobil patroli langsung tangkap. Itu bukan saya yang tangkap, tapi mobil patroli," kata Sinaga.
"Soal marah, saya sebenarnya biasa saja karena saya tahu menghadapi anak-anak yang dalam kondisi mabuk. Saya sabar, karena dengan mereka (siswa), tak perlu cepat marah."
ADVERTISEMENT
Lanjut, Sinaga mengaku jika dirinya kemudian melaporkan ini kepada atasannya. Kemudian pada malam hari, bersama dengan orang tua dari anak-anak tersebut, dilakukan mediasi. Dalam mediasi itu, si anak dan orang tua masing-masing meminta maaf dan membuat pernyataan.
Dirinya pun langsung memaafkan perbuatan itu, karena menilai anak-anak memang masih perlu diberikan pembinaan.
"Dari lubuk hati paling dalam, saya sudah memaafkan mereka. Saya lihat mereka dan orang tua mereka minta maaf, langsung berpikir, kenapa saya tidak maafkan, Tuhan saja mau memaafkan kita manusia. Jadi, saya pikir saya juga harus bisa berbuat seperti itu," ujar Sinaga kembali.
febry kodongan