Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Cerita Milenial Sulawesi Utara yang Berhasil Ekspor Cocopeat ke Korea Selatan
14 November 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
MANADO - Generasi milenial di Sulawesi Utara (Sulut) berhasil membuktikan jika mereka juga bisa menjadi bagian perekonomian daerah. Hal ini dibuktikan oleh sejumlah anak muda berusia 19 tahun yang tergabung dalam Komunitas Millenial Sulut Go Ekspor, yang berhasil memasarkan 44 ton Cocopeat ke Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Cocopeat sendiri adalah bahan turunan kelapa yang terbuat dari sabut, dan sering dijadikan media tanam yang memiliki kemampuan menyimpan air dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ditampung dalam tanah.
Adapun nilai ekonomi dari ekspor yang dilakukan oleh Komunitas Millenial Sulut Go Ekspor ini, mencapai Rp 500 juta.
Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan, menyampaikan apresiasinya terhadap anak-anak muda yang berhasil melakukan ekspor produk yang selama ini bahan bakunya, justru berasal dari limbah pabrik olahan turunan kelapa tersebut.
Menurutnya, para milenial ini mampu melihat peluang besar dan kemudian memanfaatkannya untuk menambah perekonomian mereka.
"Ini adalah kelebihan dari para kaum milenial. Mereka melihat peluang dan memainkan kemampuan mereka, termasuk proses pemasaran dengan fasilitas digital. Jadi, saya harus memberikan apresiasi untuk itu," kata Muksydayan saat melepas produk ekspor di Terminal Petikemas Bitung.
ADVERTISEMENT
Lanjut dikatakan Muksydayan, produk turunan kelapa termasuk cocopeat merupakan komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), di mana setiap proses ekspornya dalam pemenuhan persyaratan di negara tujuan, rutin disertifikasi oleh Karantina Pertanian Manado.
Sementara itu, Alan, Ketua Komunitas Sulut Go Ekspor, mengungkapkan jika komoditas pertanian yang berhasil diekspor sebanyak Satu Kontainer dan seluruhnya tanpa modal.
"Jadi buyer bayar 50 persen duluan dan melunasinya saat barang sampai. Di sini saya mau bilang kalau kita jangan takut untuk melangkah terjun ke dunia bisnis," ujar Alan.
"Melalui komunitas ini, kita bangun daerah kita sendiri melalui ekspor. Tentu hal tersebut harapannya kita juga mendapat support penuh dari pemerintah terkait," katanya lagi.
Sementara, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Bambang MM, berharap ke depannya akan lebih banyak bermunculan sosok milenial-millenial asal Sulawesi Utara yang bisa berkecimpung di sektor-sektor perekonomian, terutama dalam dunia perdagangan ekspor.
ADVERTISEMENT
"Tentunya terlebih pada sektor pertanian melalui program unggulan Kementan yakni Gratieks," kata Bambang kembali.
manadobacirita