Cerita Oknum Perangkat Desa Diduga Pelaku Perusak Rumah Ibadah Advent di Minsel

Konten Media Partner
28 Oktober 2021 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DR alias Den, Oknum perangkat desa yang diduga melakukan perusakan baliho dan mimbar di rumah ibadah jemaat Advent Desa Tumaluntung, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan
zoom-in-whitePerbesar
DR alias Den, Oknum perangkat desa yang diduga melakukan perusakan baliho dan mimbar di rumah ibadah jemaat Advent Desa Tumaluntung, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MINSEL - Oknum perangkat desa yang diduga melakukan perusakan baliho dan mimbar di rumah ibadah jemaat Advent Desa Tumaluntung, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), menceritakan insiden yang terjadi Sabtu (23/10) lalu.
ADVERTISEMENT
DR alias Den, si perangkat desa ini, mengatakan jika dirinya tidak pernah melakukan perusakan rumah ibadah seperti yang dituduhkan selama ini. Bahkan menurutnya, dia kaget ada video yang menyebutkan jika dirinya telah melakukan tindakan perusakan mimbar yang biasa digunakan untuk ibadah.
"Memang benar saya ke rumah itu, tapi bukan rumah ibadah. Tapi kalau bilang merusak apalagi mimbar itu tidak ada. Soal baliho, itu ditaruh di papan kecil di dalam rumah, mungkin rubuh. Tapi, kalau hal-hal perusakan itu tidak ada," kata DR.
DR mengakui dirinya mendatangi rumah tersebut atas desakan dari masyarakat desa Tumaluntung, yang selama ini bertanya-tanya status dari rumah tersebut. Apalagi pada hari kejadian, banyak warga yang melaporkan tentang kerumunan orang di rumah tersebut, di mana banyak sekali kendaraan yang parkir di jalan.
Mimbar dan baliho yang diduga dirusak oleh oknum perangkat desa Tumaluntung
Menurut DR, hingga saat ini, aktivitas yang dilakukan di rumah tersebut, sama sekali tidak pernah dilaporkan ke pemerintah desa. Bahkan dikatakan DR, ketika sudah beberapa kali mendapatkan teguran soal kerumunan, tidak pernah sekalipun ada penjelasan yang diberikan kepada pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Jadi malam itu, hanya mau bikin agar mereka datang lapor ke pemerintah desa, agar ada pertemuan dan sama-sama duduk untuk diskusi. Apalagi status rumah itu bukan rumah ibadah tapi rumah tinggal. Kami tidak melarang beribadah karena sama-sama kristen, tapi tolong hargai pemerintah dan masyarakat desa, dengan melaporkan aktivitasnya," kata DR.
Lanjut dikatakannya, masyarakat juga banyak yang bertanya-tanya tentang status rumah tersebut, mengingat pada tanggal 30 September, ternyata sudah dilakukan peresmian jemaat, padahal masyarakat sekitar belum mendapatkan pemberitahuan apapun terkait hal tersebut.
"Karena terus didesak masyarakat, termasuk orang tua kampung dan adat, kami kemudian mendatangi. Tidak ada kepentingan kami disitu, hanya saja kami ingin mereka melapor karena sudah jadi polemik di tengah masyarakat. Tapi, mereka tak ada niatan itu," tutur DR.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, DR meminta maaf atas persoalan yang timbul di desa tersebut. Walaupun diakuinya jika apa yang dinarasikan di video yang viral bertolak belakang yang terjadi, tetapi dirinya tetap ingin meminta maaf karena sudah menimbulkan polemik.
"Saya meminta maaf untuk semua pihak. Tidak ada niatan apapun dari kami untuk menciptakan polemik. Sekali lagi, saya minta maaf," kata DR kembali.
Sementara itu, Bupati Minsel, Frangky D Wongkar mengatakan jika insiden yang terjadi di Desa Tumaluntung telah selesai dan dimediasi oleh pemerintah dan forkopimda Kecamatan Tareran. Menurut Frangky, khusus untuk oknum perangkat desa, tetap akan dibeikan sanksi tegas dari Pemerintah, apabila terbukti bahwa benar dia bersalah di mata hukum.
“Pelaku itu harus terbukti dulu. Untuk sementara ada tindakan administrasi. Tetapi kan seseorang dianggap bersalah setelah ada keputusan hukum tetap. Tapi terhadap dia akan ada tindakan administrasi,” katanya.
ADVERTISEMENT
febry kodongan